Jose Mourinho Kembali ke Benfica setelah 25 Tahun: Dihormati, tapi Penuh Risiko

Jose Mourinho kembali ke Benfica 25 tahun kemudian, dihormati, tetapi berisiko?

BolaCom | Aning JatiDiterbitkan 19 September 2025, 21:30 WIB
Kabar ini diumumkan tak lama setelah Bruno Lage dipecat. Keputusan itu diambil usai Benfica menelan kekalahan 2-3 dari Qarabag di Liga Champions. (AP Photo/Ana Brigida)

Bola.com, Jakarta - Sudah seperempat abad sejak Jose Mourinho terakhir kali duduk di bangku pelatih Benfica.

Dalam rentang waktu itu, ia menapaki puncak karier, meraih kejayaan di berbagai klub elite Eropa, sekaligus mengalami pasang surut yang membawanya kembali ke Lisbon, ke sisi merah kota yang dulu pernah ia singgahi sebentar.

Advertisement

Selama 25 tahun, pelatih yang menyebut dirinya "The Special One" itu mengoleksi segudang trofi: dua Liga Champions, satu Piala UEFA, satu Liga Europa, satu Conference League, delapan gelar liga, dan deretan gelar lainnya dari 10 klub berbeda.

Namanya masih sangat dihormati di Portugal, terutama oleh generasi yang menyaksikan ia membawa Porto berjaya di Eropa, meraih treble bersama Inter Milan, hingga memimpin klub besar seperti Chelsea, Real Madrid, dan Manchester United.

Kendati gelar liga terakhirnya sudah lewat satu dekade, kembalinya Mourinho yang kini berusia 62 tahun tetap memicu euforia besar.


Rindu Sosok Pelatih Ikonik, tapi...

Pelatih Manchester United, Jose Mourinho, mencium trofi usai menjuarai Piala Europa dengan mengalahkan Ajax Amsterdam pada final Liga Europa di Friends Arena, Stockholm, Rabu (24/05/2017). Manchester United menang 2-0.(EPA/Peter Powell)

Di luar Estadio da Luz, stadion baru yang belum ada ketika ia terakhir menangani Benfica, kerumunan media dan suporter berdesakan begitu kabar kedatangannya diumumkan.

"Kami merindukan sosok pelatih ikonik seperti dia di Portugal," ujar Joao Pedro Oca, jurnalis CNN.

"Warisan Mourinho luar biasa, terutama karena apa yang ia lakukan di Porto. Sebenarnya, kabar ia kembali ke Benfica sudah lama ditunggu. Semua orang merasa tinggal menunggu waktu," imbuhnya.

Namun, di balik gegap gempita, ada keraguan apakah langkah ini aman bagi Benfica maupun Mourinho sendiri. Apalagi, pemilihan presiden Benfica dijadwalkan mulai 25 Oktober.

"Dia sosok yang begitu dihormati di Portugal, bahkan melampaui sekat rivalitas klub," jelas jurnalis Expresso, Diogo Pombo.

"Tapi, masa kejayaan Mourinho sudah lewat, dan publik tahu reputasinya yang penuh konflik dalam beberapa tahun terakhir. Meski begitu, ia punya sejarah di Benfica. Ketika meninggalkan klub dulu, fans tetap mencintainya, meski hanya memimpin 11 pertandingan. Ada rasa ketidakadilan, seolah klub menyia-nyiakan kesempatan besar bersama pelatih ambisius itu," lanjut Pombo.


Urusan yang Belum Tuntas?

Mantan pelatih Fenerbahce asal Portugal Jose Mourinho berbicara dengan anggota staf keamanan saat ia tiba untuk pertemuan dengan Presiden Benfica di pusat pelatihan Kampus Benfica di Seixal, pinggiran Lisbon, pada 18 September 2025. (PATRICIA DE MELO MOREIRA/AFP)

Kembali ke tahun 2000, Mourinho muda sempat bersitegang dengan presiden baru Benfica saat itu, Manuel Vilarinho.

Merasa tidak mendapat dukungan penuh, ia menepati ancamannya untuk mundur. Desember 2000, ia hengkang dengan catatan enam kemenangan dari 11 laga.

"Dampaknya besar sekali," tutur Filipe Ingles, host podcast Benfica FM.

"Saat itu Benfica buruk sekali, salah satu musim terburuk dalam sejarah. Kehadiran Mourinho mengubah permainan. Dari konferensi pers hingga gaya kepelatihan, dia sudah menunjukkan sosok besar seperti yang dikenal di Porto dan Chelsea," ungkapnya.

Benfica kala itu terjebak dalam paceklik gelar liga selama 11 tahun. Mereka baru mematahkan kutukan setelah Mourinho meninggalkan Porto ke Chelsea pada 2004 dengan status juara Liga Champions.

"Tentu kami sering bertanya, apa jadinya kalau Mourinho tetap bertahan di Benfica," tambah Ingles.

"Mungkin sekarang, 25 tahun kemudian, dia bisa memperbaiki itu.

Kini posisinya terbalik. Rui Costa, legenda Benfica dan Timnas Portugal, yang kini menjabat presiden klub, bertaruh besar dengan mendatangkan Mourinho.

"Bagi fans, ini seperti ikatan lama yang akhirnya terpenuhi," kata Pombo.

"Tapi, waktunya berdekatan dengan pemilihan, jadi wajar jika penerimaan publik bercampur dengan aroma politik," ucapnya.


Taruhan Besar di Tengah Badai Politik

Mourinho sebelumnya menganggur setelah meninggalkan Fenerbahce pada akhir Agustus. Ironisnya, ia kalah dari Benfica di babak kualifikasi Liga Champions sebelum hengkang. (AP Photo/Ana Brigida)

Costa memutuskan memecat Bruno Lage usai kekalahan 2-3 dari Qarabag di Liga Champions. Ia menegaskan profil pelatih Benfica haruslah sosok pemenang.

Namun, trofi terakhir Mourinho datang tiga tahun lalu bersama Roma di Conference League. Sebelumnya, ia mengangkat trofi Liga Europa bersama Manchester United pada 2017, dan gelar liga terakhirnya diraih bersama Chelsea pada 2015.

Meski begitu, rekornya di Fenerbahce musim lalu cukup impresif dengan rasio kemenangan 71,1% di liga, hanya kalah dari Porto (75,9%) dan Real Madrid (76,3%). Namun, ia tetap dipecat setelah tim tersingkir dari play-off Liga Champions oleh… Benfica.

"Benfica butuh pelatih baru, sosok kuat di pinggir lapangan, dan mayoritas fans menilai Mourinho pilihan tepat," ujar Oca.

"Masalahnya, waktunya sangat riskan. Baik bagi Rui Costa maupun Mourinho," katanya.

Costa membantah penunjukan ini hanya untuk kepentingan elektoral.

"Saya tidak pernah menaruh kepentingan pribadi di atas Benfica, dan kali ini pun tidak," tegasnya.

Sebuah survei televisi Portugal menempatkan Rui Costa di urutan kedua dari enam kandidat. Namun, persaingan tiga besar disebut terlalu ketat untuk diprediksi.

"Para kandidat lain menilai langkah ini tidak tepat," kata Ingles.

"Jika ada presiden baru, situasinya sulit: Mourinho terjebak dengan presiden yang tidak memilihnya, sementara klub terbebani kontrak manajer mahal. Ada banyak keraguan bahwa ini hanya manuver Rui Costa untuk menyelamatkan kursi karena dalam empat tahun ia baru memberi satu gelar liga," tuturnya.


Ekspektasi Menggunung

Pelatih baru klub Turki Fenerbahce, Jose Mourinho (tengah) melambaikan tangan saat memberikan sambutan kepada para suporter di Stadion Sukru Saracoglu, Istanbul, 2 Juni 2024. (Yasin AKGUL/AFP)

Terlepas dari hiruk-pikuk politik, kehadiran Mourinho jelas membangkitkan rasa ingin tahu sekaligus ekspektasi.

"Kalau kabar Mourinho datang ini muncul lima atau sepuluh tahun lalu, semua fans Benfica pasti ekstasi," kata Ingles.

"Dia tanpa diragukan pelatih Portugal terbaik sepanjang masa, salah satu yang terbaik di dunia. Tapi, itu cerita masa lalu. Pertanyaannya, apakah dia masih bisa menjadi Mourinho yang dulu?"

Bagi media Portugal, kepulangannya jelas kabar besar.

"Akan ada sorotan besar, semua orang penasaran apakah dia masih bisa memberi gebrakan di sepak bola Portugal," tambah Ingles.

"Dengan skuad bagus yang dimiliki Benfica, kalau Mourinho gagal juara liga, itu akan dianggap kegagalan besar," katanya lagi.

 

Sumber: BBC

Berita Terkait