Bola.com, Jakarta - Wayne Rooney, pemain, pelatih, dan sekarang sosok kultus yang membuka semua rahasia, duduk bersama mantan rekannya, Rio Ferdinand, dan dalam percakapan mereka di podcast Ferdinand, membahas topik yang lama dihindari oleh sepak bola Inggris tapi jarang dihadapi dengan serius.
Legenda Manchester United dan Inggris itu mengakui bahwa alkohol hampir merenggut nyawanya. "Saya benar-benar percaya jika (Coleen) tidak ada di sana, mungkin saya sudah mati," kata Rooney tentang istrinya, yang telah mendampinginya selama lebih dari dua dekade, baik dalam suka maupun duka.
Meskipun Rooney tidak pernah dianggap sebagai sosok suci selama kariernya di MU, tetap mengejutkan mendengar pencetak gol terbanyak sepanjang masa Red Devils itu mengungkapkan perjuangannya melawan minuman keras dalam pengakuan yang memilukan dan memiliki kemiripan dengan legenda United lainnya, George Best.
Best, yang secara luas dianggap sebagai pesepak bola paling berbakat secara alami yang pernah memakai seragam merah legendaris itu, akhirnya juga hancur oleh perjuangannya melawan alkohol. Sayangnya, Best tidak pernah menemukan sosok seperti Coleen dalam hidupnya. Akibatnya tragis, karena kejeniusannya di lapangan tertutupi oleh kehidupan pribadinya yang kacau, dan sering menjadi sorotan media sebagai superstar pertama sepak bola yang jadi ikon glamor.
Kebiasaan Buruk
Rooney mengakui bahwa dia “berjuang sangat berat” dengan kebiasaan minumnya, sering mabuk berat selama dua hari berturut-turut sebelum kembali ke latihan dengan meneteskan obat mata dan berkumur dengan obat kumur untuk menyembunyikan kerusakan.
“Saya merasa tidak bisa meminta tolong kepada siapa pun,” katanya.
“Saya juga sebenarnya tidak ingin, karena saya tidak ingin membebani siapa pun.”
Dua Mata Pisau
Masalah ini tidak hanya terjadi di masa lalu. Perayaan Jack Grealish yang terekam baik setelah kemenangan treble Manchester City pada 2023 mendapat beragam reaksi, termasuk meme dan pujian di beberapa kalangan, namun di balik keseruan itu, manajernya, Pep Guardiola, dikabarkan kesal dengan pesta berlebihan bintangnya, sehingga memunculkan pertanyaan tentang profesionalisme dan kepercayaan.
Walaupun Grealish belum membahas masalah internal seperti yang diungkapkan Rooney, paralelnya jelas terlihat: tekanan besar, pelepasan mendadak, dan garis kabur antara kesenangan dan sesuatu yang jauh lebih gelap.
Faktanya, sepak bola masih belum tahu bagaimana benar-benar merawat para pahlawannya. Klub menginvestasikan jutaan dalam pencarian bakat, pelatihan, dan teknologi medis, tapi ketika menyangkut beban mental dari ketenaran, infrastruktur yang ada masih kurang memadai, karena kerentanan sering dianggap sebagai kelemahan di ruang ganti, bukan sebagai kekuatan. Rooney bertahan hidup karena Coleen. Best tidak. Dan Grealish, kisahnya masih terus ditulis.