Kylian Mbappe Digadang Jadi Penerus Lionel Messi dan Cristiano Ronaldo, tapi Peringkat Ballon d’Or Tunjukkan Ia Alami Kemunduran

Kylian Mbappe tak kunjung jadi penerus Lionel Messi-Cristiano Ronaldo. Peringkat Balon d’Or 2025 jadi bukti nyatanya.

BolaCom | Aning JatiDiterbitkan 30 September 2025, 12:30 WIB
Real Madrid - Kylian Mbappe (Bola.com/Adreanus Titus)

Bola.com, Jakarta - Pada usia 19 tahun, Kylian Mbappe sudah mengangkat trofi Piala Dunia, mencatatkan namanya sebagai satu di antara pemain termahal sepanjang sejarah, sekaligus dilabeli sebagai pewaris sah kejayaan Lionel Messi dan Cristiano Ronaldo.

Namun, tujuh tahun berselang, di saat Messi dan Ronaldo sudah melewati masa puncak, Mbappe belum juga benar-benar diakui sebagai pemain terbaik dunia.

Advertisement

Bahkan, perjalanannya dinilai justru mundur.

Dalam daftar terbaru, penyerang Real Madrid itu hanya menempati urutan ketujuh Ballon d'Or, penghargaan individu paling prestisius di sepak bola. Gelar tahun ini jatuh ke tangan rekan setimnya di timnas Prancis, Ousmane Dembele.

"You deserve it x1000," tulis Mbappe lewat media sosial sebagai bentuk penghargaan.

Posisi kedua ditempati bintang muda sensasional, Lamine Yamal, yang kini justru diprediksi bakal mendominasi Ballon d'Or di masa depan.

Generasi baru datang dengan cepat, seakan hendak merebut panggung Mbappe yang belum sempat mengukuhkan diri di puncak.


Ancaman Lamine Yamal

Kylian Mbappe terus konsisten tampil tajam sejak awal musim bersama Real Madrid. Kini, ia berhasil menambah catatan golnya saat Los Blancos bertandang ke markas Levante pada Rabu (24/09/2025) dini hari WIB. (AP Photo/Alberto Saiz)

"Tantangannya kini makin berat untuk mencapai level teratas," kata Luca Caioli, penulis buku Mbappe yang mendokumentasikan perjalanan sang striker dari bakat belia menjadi bintang dunia.

Caioli menilai kemunculan Yamal, yang baru berusia 18 tahun, menimbulkan keraguan apakah Mbappe akan bisa meraih Ballon d'Or lebih dari sekali.

"Sekarang bisa jadi lebih sulit karena ada pesona anak 18 tahun ini yang memecahkan semua rekor di usianya. Dan untuk Mbappe, usianya sudah berubah. Ia bukan lagi remaja 19 tahun saat menjuarai Piala Dunia," lanjut Caioli.

Yamal sejauh ini telah membawa Spanyol juara Euro dan membantu Barcelona meraih gelar La Liga. Ia juga memenangi Kopa Trophy untuk pemain U-21 terbaik dua tahun beruntun.

Bahkan, muncul suara bahwa ia layak memenangkan Ballon d'Or, yang bisa menjadikannya pemenang termuda, menggeser rekor Ronaldo Nazario pada usia 21 tahun.

Presiden La Liga, Javier Tebas, menyebut Yamal diabaikan hanya karena faktor usia. Sang ayah bahkan menegaskan, "Anak saya adalah pemain terbaik dunia, jauh di atas yang lain."

 


Mbappe Tak Lagi Jadi Sorotan

Mbappe didapatkan Madrid setelah kontrak bersama Paris Saint Germain habis. (Pierre-Philippe MARCOU / AFP)

Menariknya, absennya Mbappe dari perebutan gelar utama tak memicu kontroversi. Real Madrid pun tidak bereaksi, berbeda dengan tahun lalu saat mereka memboikot upacara ketika Vinicius Junior kalah dari Rodri.

Padahal, Mbappe baru saja meraih Golden Boot Eropa sebagai top scorer benua. Di level timnas, ia sudah melampaui torehan Thierry Henry dengan 51 gol dan kini tinggal enam gol lagi untuk melewati rekor Olivier Giroud sebagai pencetak gol terbanyak sepanjang sejarah Timnas Prancis.

Rekam jejaknya pun cemerlang: remaja pertama sejak Pele yang mencetak gol di final Piala Dunia 2018, lalu empat tahun kemudian jadi pemain kedua dalam sejarah yang membuat hattrick di final Piala Dunia.

Ia juga meninggalkan Paris Saint-Germain (PSG) sebagai top scorer sepanjang masa klub.

Namun, Dembele dinilai pantas membawa pulang Ballon d'Or tahun ini usai mengantar PSG juara Liga Champions, Liga Prancis, dan Piala Prancis dengan koleksi 32 gol.


Salah Waktu

Penyerang Paris Saint-Germain (PSG), Kylian Mbappe, merayakan gol kedua timnya saat pertandingan sepak bola leg kedua babak 16 besar Liga Champions melawan Real Sociedad di Stadion Anoeta, San Sebastian, 5 Maret 2024. (FRANCK FIFE/AFP)

Luca Caioli menilai kepindahan Mbappe ke Real Madrid musim panas lalu terjadi di "momen terburuk". Saat Mbappe hengkang, PSG akhirnya meraih Liga Champions pertamanya, sementara Madrid kehilangan gelar domestik dan Eropa.

"Dia menjalani musim yang indah, bahkan meraih Golden Boot Eropa. Tapi, dia tiba di salah satu musim terburuk Real Madrid. Saya pikir ia menunggu terlalu lama untuk pindah, lalu memilih waktu yang salah," ujar Caioli.


Ballon d'Or Bukan Ukuran Sempurna

Ekspresi kecewa pemain Real Madrid, Kylian Mbappe saat laga lanjutan Liga Spanyol 2024/2025 melawan Barcelona di Santiago Bernabeu, Madrid, Spanyol, Minggu (27/10/2024) WIB. (AFP/Pierre-Philippe Marcou)

Ballon d'Or bukan ukuran mutlak pemain terbaik dunia. Penilaian datang dari jurnalis yang mewakili 100 negara anggota FIFA, dengan kriteria meliputi performa individu dan tim, karakter menentukan, serta fair play.

Namun, penghargaan ini kerap lebih condong kepada bintang utama tim yang menjuarai Liga Champions atau turnamen besar. Itu sebabnya Mbappe sempat merasa apes pada 2018, ketika Prancis juara Piala Dunia, tetapi ia hanya finis keempat.

Luka Modric, runner-up Piala Dunia bersama Kroasia sekaligus juara Liga Champions, justru keluar sebagai pemenang.

"Saya sudah melakukan segalanya, tapi tidak cukup untuk Ballon d'Or. Itu menunjukkan masih banyak yang harus saya lakukan," kata Mbappe waktu itu.

Pencapaian terbaiknya terjadi pada 2023, saat finis kedua setelah Messi yang membawa Argentina juara Piala Dunia 2022 Qatar.


Harapan yang Berat

Dua bintang sepak bola, Lionel Messi (depan, Barcelona) dan Cristiano Ronaldo (belakang, Real Madrid), pada laga La Liga di Camp Nou, Minggu (6/5/2018). (AFP/Josep Lago)

Prediksi awal bahwa Mbappe akan mendominasi Ballon d'Or berangkat dari standar Messi dan Ronaldo yang total 13 kali memenanginya. Ia diperkirakan bakal bersaing dengan Erling Haaland, tetapi kini Yamal masuk ke persaingan itu.

"Ia adalah masa kini, dan tanpa ragu punya masa depan yang hebat," kata Messi tentang Yamal.

Pelatih Timnas Spanyol, Luis de la Fuente, juga menyebutnya 'sebuah kegeniusan, produk dari seorang genius', setelah Yamal mencetak sejarah sebagai pemain termuda yang menjuarai turnamen besar di Euro 2024.

Rivalitas Mbappe di Madrid dan Yamal di Barcelona pun diyakini bakal mengulang kembali persaingan klasik ala Ronaldo–Messi di dua klub raksasa Spanyol.


Masih Ada Waktu

Pemain Real Madrid, Kylian Mbappe, melakukan selebrasi setelah mencetak gol ke gawang Marseille dalam laga matchday 1 League Phase Liga Champions 2025/2026 di Santiago Bernabeu, Rabu (17/9/2025) dini hari WIB. (AP Photo/Manu Fernandez)

Kendati tersalip generasi baru, Mbappe masih punya ruang untuk membalikkan keadaan. Usia 26 tahun dianggap sebagai fase emas karier, dan kini ia memperkuat klub tersukses di Eropa, Real Madrid, yang telah mengoleksi 15 trofi Liga Champions.

Musim ini, Mbappe telah mencetak 12 gol dalam 10 laga untuk Madrid dan timnas Prancis, termasuk dua gol sehari setelah malam penghargaan Ballon d'Or.

Kisah Dembele bisa jadi inspirasi karena baru di usia 28 tahun ia meraih Ballon d'Or. Mbappe, yang hampir dua tahun lebih muda, masih memiliki waktu untuk menebus semua ekspektasi yang selama ini membebani namanya.

 

Sumber: AP News

Berita Terkait