Bola.com, Jakarta - Legenda Juventus, David Trezeguet, mengenang satu di antara momen paling menyakitkan sepanjang kariernya saat berbicara dalam acara Festival dello Sport di Trento.
Ia menuturkan kembali kekalahan di final Liga Champions 2003 melawan AC Milan, laga yang hingga kini masih menyisakan penyesalan mendalam bagi dirinya.
Final sesama tim Italia yang digelar di Old Trafford itu berakhir tanpa gol hingga waktu normal dan tambahan waktu, sebelum Milan memastikan kemenangan lewat adu penalti dengan skor 3-2.
Yakin Menang, tapi...
Hasil itu membawa tim besutan Carlo Ancelotti meraih satu di antara gelar Eropa paling bersejarah, setelah menyingkirkan Inter di semifinal dan menumbangkan Juventus di partai puncak.
"Juventus datang ke laga itu dengan keyakinan bahwa kami harus menang, bahwa tidak ada hasil lain yang bisa diterima. Secara moral, kami dalam kondisi lebih baik daripada Milan, tapi pertandingan itu sendiri tidak indah. Yang terpenting adalah menang, dan kami gagal melakukannya. Itu penyesalan terbesar dalam karier saya," ujar Trezeguet, dikutip dari MilanNews24.
Kekecewaan Lain Trezeguet
Mantan penyerang Timnas Prancis itu juga mengaku kecewa karena tak pernah lagi merasakan final Liga Champions, meski Juventus sempat mendatangkan banyak pemain bintang setelah kekalahan tersebut.
"Melihat para pemain hebat yang datang pada tahun-tahun berikutnya, saya pikir kami akan kembali ke final. Tapi, itu tak pernah terjadi. Boleh saya katakan, dari tahun 2000 hingga 2006, ada satu Juventus, dan dari 2006 sampai 2010, saya masih di sana, tapi itu sudah tim yang berbeda. Di dalam hati saya tahu, tim itu tak lagi punya kapasitas untuk mencapai trofi Liga Champions," ungkapnya.
Trezeguet membela Juventus selama satu dekade, dari 2000 hingga 2010, dengan catatan 320 penampilan dan 171 gol di semua kompetisi.
Namanya dikenang sebagai satu di antara penyerang asing tersukses yang pernah berseragam Bianconeri.
Sumber: Football Italia