Bola.com, Jakarta - Manchester United akhirnya menaklukkan Anfield untuk pertama kalinya dalam sembilan tahun terakhir. Pasukan Ruben Amorim menang tipis 2-1 atas Liverpool pada lanjutan Premier League 2025/2026, Minggu (19/10/2025), sekaligus memperpanjang tren positif mereka di liga.
Kemenangan ini terasa sangat spesial bagi Amorim. Manajer asal Portugal itu mencatat dua kemenangan beruntun di Premier League untuk pertama kalinya sejak menukangi Setan Merah. Tak hanya itu, ia juga menjadi pelatih ketiga dalam sejarah yang mampu memenangkan dua laga tandang pertamanya melawan juara bertahan Premier League.
Gol penentu kemenangan MU dicetak Harry Maguire lewat sundulan akurat pada menit ke-84. Bek asal Inggris itu kembali menunjukkan peran pentingnya di bawah asuhan Amorim, menjelma menjadi senjata berbahaya dalam situasi bola mati.
Sementara itu, Liverpool justru mengalami kemunduran drastis. The Reds menelan empat kekalahan beruntun di semua kompetisi, torehan terburuk mereka sejak November 2014.
Amorim Gacor di Anfield
Ruben Amorim belum sepenuhnya mulus menjalani masa kepemimpinannya di Manchester United. Namun, ada satu tempat yang sepertinya membawa keberuntungan tersendiri baginya, yaitu Anfield. Stadion kebanggaan Liverpool itu menjadi saksi dua penampilan terbaik Amorim sebagai pelatih Setan Merah.
Setelah menahan imbang Liverpool 2-2 pada Januari lalu, Amorim kini mencatat kemenangan besar 2-1 di markas rival terbesar United tersebut. Ini juga menjadi kemenangan kedua United atas Liverpool dalam 15 pertemuan terakhir di Premier League, sebuah capaian yang sangat berarti di tengah tekanan besar yang mereka hadapi.
Dua Kemenangan Beruntun MU Musim Ini
Kemenangan di Anfield ini juga punya arti historis bagi Amorim dan timnya. Untuk pertama kalinya sejak ia menjabat, Manchester United berhasil meraih dua kemenangan beruntun di Premier League musim ini.
Setelah periode yang penuh kritik, hasil positif ini menjadi sinyal bahwa United mulai menemukan kembali konsistensinya di bawah arahan pelatih asal Portugal tersebut.
Maguire, Senjata Amorim
Harry Maguire kembali membuktikan diri sebagai sosok penting di era Amorim. Gol sundulannya ke gawang Liverpool menjadi penentu kemenangan United di menit-menit akhir laga.
Menariknya, Liverpool kini menjadi tim Premier League ketiga yang pernah dijebol Maguire lebih dari sekali. Sebelumnya, bek timnas Inggris itu juga pernah mencetak gol di Anfield saat masih membela Leicester City pada Januari 2019.
Empat Kekalahan Beruntun Sejak 2014
Bagi Liverpool, kekalahan ini terasa sangat menyakitkan. The Reds kini menelan empat kekalahan beruntun di semua kompetisi, sesuatu yang terakhir kali terjadi pada November 2014.
Krisis performa ini menimbulkan tanda tanya besar terhadap daya tahan mental skuad asuhan Ruben Amorim, yang kini harus segera bangkit jika tak ingin tertinggal di persaingan papan atas.
Kemenangan Pertama MU di Anfield Sejak 9 Tahun
Kemenangan di Anfield ini terasa makin spesial karena menjadi yang pertama bagi Manchester United dalam sembilan tahun terakhir. Terakhir kali mereka menang di sana terjadi pada Januari 2016.
Selama hampir satu dekade, United kerap kesulitan saat bertandang ke Anfield. Namun, gol Maguire kali ini seakan menebus semua hasil pahit di masa lalu.
Amorim Jadi Manajer Ketiga yang Sukses Kalahkan Juara Bertahan di Laga Tandang
Catatan hebat lain ditorehkan Ruben Amorim. Ia kini menjadi manajer ketiga dalam sejarah Premier League yang sukses memenangkan dua laga tandang pertamanya melawan juara bertahan liga.
Setelah menumbangkan Manchester City di Etihad Stadium musim lalu, Amorim kembali melakukannya di Anfield kali ini. Sebelumnya, hanya Manuel Pellegrini dan Antonio Conte yang mampu mencatat rekor serupa.
Salah 7 Laga Beruntun Gagal Cetak Gol via Open Play
Di sisi lain, penyerang andalan Liverpool, Mohamed Salah, sedang mengalami penurunan tajam. Ia gagal mencetak gol dari open play dalam tujuh laga Premier League beruntun, rekor terburuk sepanjang kariernya di Anfield.
Musim ini, Salah baru mencetak dua gol dan dua assist dari delapan laga liga. Ketajamannya yang menurun menjadi salah satu alasan utama mengapa Liverpool kesulitan memecah kebuntuan dalam beberapa pekan terakhir.