Bola.com, Jakarta - Ketegangan di sepak bola Spanyol meningkat tajam setelah La Liga mengumumkan akan membawa serikat pemain (AFE) ke pengadilan.
Pengelola Liga Spanyol itu menuding aksi protes pemain selama 15 detik sebelum kick-off akhir pekan lalu merupakan bentuk mogok kerja ilegal.
Perseteruan ini berawal dari pembatalan laga Villarreal kontra Barcelona di Miami, rencana ambisius yang kini benar-benar kandas. Namun, dampaknya justru meluas, menimbulkan perpecahan di tubuh sepak bola Spanyol.
Menurut laporan Mundo Deportivo, Presiden La Liga, Javier Tebas, penggagas utama laga di Miami, telah memberi tahu Ketua AFE, David Aganzo, bahwa aksi diam 15 detik para pemain dianggap melanggar undang-undang ketenagakerjaan.
Aganzo menolak keras tudingan itu dan menegaskan bahwa aksi tersebut hanyalah bentuk protes simbolis terhadap kurangnya keterbukaan dalam pengambilan keputusan.
"Kami hanya melakukan sebuah gestur, bukan mogok kerja," tegas Aganzo usai pertemuan yang berlangsung panas.
"Menurutnya, hal ini akan diselesaikan lewat jalur hukum. Ia sangat menekankan bahwa pengadilanlah yang akan memutuskan," lanjutnya.
Keputusan Kontraproduktif
Keputusan membawa para pemain ke ranah hukum dinilai kontraproduktif, mengingat mereka adalah elemen utama yang menghidupi liga. Tanpa pemain, tak akan ada tontonan, kontrak siaran, maupun daya tarik global.
Namun, bukannya meredakan ketegangan, langkah La Liga justru memperlebar jurang perpecahan.
Aganzo menilai akar masalahnya terletak pada kurangnya pelibatan pemain dalam keputusan penting yang menyangkut kondisi kerja mereka.
"Pertemuan seperti ini seharusnya dilakukan jauh lebih awal," ujarnya.
"Setiap proyek besar semestinya dibangun dengan dialog terbuka dan transparansi maksimal," tambahnya.
Real Madrid Dituding Jadi Penyebab
Di sisi lain, situasi makin panas setelah CEO Villarreal, Fernando Roig Negueroles, melontarkan kritik tajam terhadap Real Madrid dan Presiden klub, Florentino Perez. Ia menuduh Madrid menjadi penyebab utama kegagalan proyek Miami.
"Real Madrid tampaknya menentang semua hal," kata Roig kepada Radio Marca.
"Mereka kehilangan legitimasi karena terus memprotes segala sesuatu, termasuk yang sebelumnya mereka setujui sendiri," imbuhnya.
Upaya La Liga untuk memperluas jangkauan global justru berbalik arah. Alih-alih memperkuat citra liga di luar negeri, langkah tersebut kini menyeret para pemangku kepentingan ke dalam konflik terbuka, dan segera akan berlanjut di meja hijau.
Sumber: Inside World Football