Erick Thohir Pendekatan Ulang dengan Stakeholder dan Buka Jejaring Internasional setelah Timnas Indonesia Putus Kontrak Patrick Kluivert

Pemutusan hubungan kerja dengan Patrick Kluivert sebagai pelatih Timnas Indonesia membuat Ketua PSSI, Erick Thohir, harus melakukan pendekatan ulang dengan stakeholder sepak bola internasional.

BolaCom | Muhammad Adi YaksaDiterbitkan 25 Oktober 2025, 14:20 WIB
Ketua Umum PSSI, Erick Thohir, memberikan keterangan saat konferensi pers mengenai perkembangan Timnas Indonesia Putri yang berlangsung di Stadion Utama Gelora Bung Karno (SUGBK), Senayan, Jakarta, Sabtu (21/09/2024). (Bola.com/Bagaskara Lazuardi)

Bola.com, Jakarta - Pemutusan hubungan kerja dengan Patrick Kluivert sebagai pelatih Timnas Indonesia membuat Ketua PSSI, Erick Thohir, harus melakukan pendekatan ulang dengan stakeholder sepak bola internasional.

Bagaimana tidak, Erick Thohir yang selalu membangga-banggakan Kluivert, malah memutus kontrak arsitek asal Belanda itu, meski baru menangani Timnas Indonesia selama sembilan bulan.

Advertisement

Pemicunya karena kegagalan Timnas Indonesia lolos ke Piala Dunia 2026, yang sempat berjarak 180 menit ke putaran final di Kanada, Meksiko, dan Amerika Serikat.

Erick Thohir menceritakan mesti membangun ulang lagi jejaring internasionalnya, hal itu disampaikannya dalam pertemuan dengan para pemimpin redaksi media pada Kamis (23-10-2025) dan wartawan, sehari berselang.

"Dalam pertemuan dengan para pemred, saya sampaikan bahwa hari ini saya sedang menjalani pendekatan ulang dengan stakeholder internasional," ujar Erick Thohir.


Bukan Bangsa yang Kejam dan Diskriminatif

Pelatih Timnas Indonesia, Patrick Kluivert berbicara kepada awak media jelang laga melawan Bahrain, Senin (23/3/2025). (Bola.com/Bagaskara Lazuardi)

Erick Thohir ingin memastikan bahwa Indonesia adalah negara yang beradab, meski sebagian pihak memang terbawa emosi ketika menyuarakan "Kluivert out" setelah tersingkir dari putaran keempat kualifikasi Piala Dunia 2026 zona Asia.

"Saya juga mulai membuka jejaring lagi dengan rekan-rekan internasional bahwa ya, kami gagal, ya, kita berpisah, tapi percayalah bahwa kita bukan bangsa yang kejam, bukan bangsa yang diskriminatif," ucap Erick Thohir.

"Karena di media sosial, ada kata-kata diskriminasi bahkan ancaman menyeramkan bagi sebagian, itu berat bagi kami."

"Termasuk bagi para pemain yang sedang kami ajak bicara supaya mereka percaya lagi pada Indonesia, bahwa kita punya blueprint yang sama," tutur Erick Thohir.


Perlindungan terhadap Pemain Timnas Indonesia

Timnas Indonesia merayakan gol yang dicetak Ole Romeny ke gawang China dalam laga Kualifikasi Piala Dunia 2026 zona Asia di Stadion Utama Gelora Bung Karno (SUGBK) Senayan, Jakarta, Kamis (5/6/2025). (Bola.com/Bagaskara Lazuardi)

Erick Thohir menyoroti pentingnya perlindungan terhadap pemain Timnas Indonesia yang menjadi sasaran kritik berlebihan. Pihaknya tidak akan tinggal diam terhadap tindakan diskriminatif atau ancaman yang dapat merusak mental dan karier para pemain.

"Yang terberat itu ketika mereka melakukan kesalahan, mereka seakan harus dihabisi karier sepak bolanya. Marselino Ferdinan seperti itu," kata Erick Thohir.

"Di situlah, kami dari federasi sampaikan kepada semua individu, federasi akan memproteksi mereka dalam kasus diskriminasi maupun ancaman fisik."

"Federasi harus bertanggung jawab dan kita harus berjuang karena ini nama baik kita di citra internasional. Saya yakin teman-teman media di sini bukan bagian dari itu, karena saya yakin kalian punya check and balance, bukan media yang masuk kategori penyebar hoaks," katanya lagi.

Berita Terkait