Setelah Polemik Visa Atlet Israel, NOC Indonesia dan IOC Temukan Jalan Tengah

Komite Olimpiade Indonesia (NOC Indonesia) melakukan pertemuan resmi dengan Komite Olimpiade Internasional (IOC) di markas besar IOC, Lausanne, Swiss.

BolaCom | Rizki HidayatDiterbitkan 29 Oktober 2025, 15:40 WIB
Presiden KOI Raja Sapta berkunjung ke markas IOC di Swiss membahas polemik atlet Israel di Kejuaraan Dunia Senam Artistik 2025 (Dok KOI)

Bola.com, Lausanne - Komite Olimpiade Indonesia (NOC Indonesia) melakukan pertemuan resmi dengan Komite Olimpiade Internasional (IOC) di markas besar IOC, Lausanne, Swiss, Selasa (28/10/2025) sore waktu setempat atau malam WIB.

Pertemuan tersebut menjadi momen penting untuk membahas rekomendasi IOC terkait polemik visa atlet Israel pada 53rd Artistic Gymnastics World Championships Jakarta 2025.

Advertisement

Rombongan NOC Indonesia dipimpin langsung Ketua Umum, Raja Sapta Oktohari, didampingi anggota Komite Eksekutif Josephine Tampubolon dan Harry Warganegara, serta Sekretaris Jenderal Wijaya Noeradi dan Wakil Sekretaris Jenderal Daniel Loy.

Dalam pertemuan tersebut, NOC Indonesia menyampaikan secara terbuka dan diplomatis penjelasan mengenai situasi di Indonesia, termasuk kebijakan pemerintah, kondisi sosial, serta langkah-langkah yang diambil untuk menjamin keamanan dan kelancaran penyelenggaraan kejuaraan dunia.

Penjelasan itu diterima dengan baik oleh IOC dan menghasilkan titik temu positif yang membuka kembali ruang komunikasi dan kerja sama antara kedua pihak.

"Diplomasi yang kami lakukan bersama IOC berjalan sangat baik dan hasilnya positif. Kami memberikan pemahaman menyeluruh mengenai situasi yang ada, baik di cabang olahraga gimnastik maupun di Indonesia secara umum," ujar Okto.

"Dari pertemuan tersebut, kami mendapatkan angin segar dan titik temu positif untuk melanjutkan dialog secara konstruktif," lanjutnya dalam keterangan pers yang diterima Bola.com, Rabu (29/10/2025).

 


Komunikasi Jadi Kunci

Ketua Komite Olimpiade Indonesia (NOC Indonesia) Raja Sapta Oktohari.

Okto menegaskan komunikasi dan transparansi menjadi kunci keberhasilan pertemuan tersebut, sekaligus menjadi langkah awal menuju solusi bersama.

"Intinya, kami berhasil memperbaiki jalur komunikasi dengan IOC. Mereka memahami posisi Indonesia, dan kami juga memahami tanggung jawab IOC dalam menjaga prinsip non-diskriminasi," tambah Raja Sapta.

"Sekarang fokusnya bukan lagi pada masalah yang terjadi kemarin, tetapi bagaimana kita melangkah ke depan untuk membangun solusi bersama."

Dia menambahkan, sikap pemerintah Indonesia mencerminkan karakter bangsa yang menjunjung tinggi nilai sportivitas dan perdamaian dunia.

"Sikap pemerintah Indonesia itu menjadi cerminan dari sikap bangsa Indonesia. Kami tetap menjunjung tinggi nilai-nilai sportivitas, kami mendukung dan menjunjung tinggi Olympic Charter, tetapi juga ingin dan akan selalu menyuarakan perdamaian dunia."

"Komunikasi dan transparansi akan selalu menjadi kunci keberhasilan. Karena ini belum selesai, ini masih proses menuju keberhasilan," tegas Okto.

 


Indonesia Tetap Komit di Olympic Movement

Ketua Umum Komite Olimpiade Indonesia (NOC Indonesia), Raja Sapta Oktohari (tengah) dan Ketua Umum Gimnastik Indonesia, Ita Yuliati (kiri). (Dok. JAGOC)

Dalam kesempatan itu, NOC Indonesia menegaskan kembali jika Indonesia tetap menjadi bagian integral dari Olympic Movement, dengan komitmen kuat dari pemerintah untuk menjamin keamanan seluruh peserta sebagai prioritas utama.

"Kami jelaskan sikap pemerintah Indonesia bukan hanya soal olahraga, tetapi juga menjaga dan menjamin keamanan semua pihak yang terlibat. Sikap ini sejalan dengan semangat Olympic Charter dan upaya untuk terus menyuarakan perdamaian dunia," jelas Okto.

Pertemuan ini menjadi tonggak penting dalam memperkuat kembali hubungan antara NOC Indonesia dan IOC.

Keduanya sepakat untuk melanjutkan diskusi dan evaluasi secara menyeluruh, guna memastikan agar Indonesia dapat terus berperan aktif di kancah olahraga dunia dengan menjunjung tinggi prinsip Olympic Charter dan semangat Olympic Movement.

"Kami ingin momentum ini menjadi awal baru untuk memperkuat kepercayaan dunia terhadap Indonesia. Komunikasi yang baik, sikap terbuka, dan diplomasi yang konstruktif adalah jalan menuju solusi berkelanjutan," tutup Okto.

Berita Terkait