Bola.com, Jakarta - Wayne Rooney mengaku sempat merasa bosan selama dua musim terbaiknya di Manchester United (MU), meskipun berhasil mencetak total 68 gol dalam periode tersebut.
Legenda Setan Merah yang kini berusia 40 tahun itu mengungkapkan saat itu tidak menikmati permainan sepak bola, meski sedang berada di puncak performanya sebagai penyerang murni di bawah asuhan Sir Alex Ferguson.
Ferguson memainkan Rooney di berbagai posisi selama 13 tahun karier gemilangnya di Old Trafford. Ia pernah didapuk sebagai penyerang utama pada musim 2009/10 dan 2011/12.
Berbicara dalam program BBC “Wayne Rooney Show”, ia menjelaskan alasannya merasa bosan.
“Saya punya dua musim ketika bermain sebagai nomor 9, mencetak 34 gol di masing-masing musim, tapi saya merasa bosan," kata Rooney, seperti dikutip Daily Mail, Jumat (31/10/2025).
"Saya keluar lapangan tanpa menikmati permainan. Saya suka bermain bola dan terlibat dalam permainan, jadi meskipun kami menang dan saya mencetak gol, saya ingin lebih berpartisipasi," imbuh dia.
Lebih Suka Bermain Lebih Aktif
Rooney menambahkan menjadi penyerang murni adalah keterampilan yang sulit, karena seorang striker harus sabar menunggu momen yang tepat untuk mencetak gol.
Ia mencontohkan bagaimana Erling Haaland ahli dalam menunggu peluang dan mencetak gol hanya dari sedikit kesempatan. Namun, ia sendiri lebih suka banyak menyentuh bola dan ikut membangun serangan.
“Saya tidak pernah meminta Sir Alex untuk memindahkan posisi saya. Saya mencintai mencetak gol, tapi bermain di depan itu butuh kesabaran besar. Itu keterampilan yang sulit dipelajari,” katanya.
“Saya bisa bermain satu pertandingan bersama Dimitar Berbatov dalam satu peran, lalu berubah lagi saat main dengan Carlos Tevez. Saya harus fleksibel dan beradaptasi untuk tim," sambung dia.
Sumbangan Assist Menurun
Pada musim 2009/2010, Rooney mencetak 25 gol di Premier League, 5 di Liga Champions, 2 di Piala Liga, dan 1 di Community Shield. Namun, ia hanya mencatat 6 assist, menandakan keterlibatannya dalam permainan terbuka menurun drastis.
Musim itu MU menjuarai Piala Liga, tetapi gagal meraih gelar Premier League setelah dikalahkan Chelsea.
Sementara pada musim 2011/12, Rooney kembali mencetak 34 gol, dengan 27 di antaranya di Premier League, dalam musim yang berakhir tragis bagi MU. Saat itu mereka kehilangan gelar juara karena kalah selisih gol dari Manchester City di hari terakhir.
Gol penentu gelar Sergio Aguero di detik akhir melawan QPR memastikan City menjadi juara, meski Setan Merah menang atas Sunderland di waktu yang sama.
Mungkin Rooney akan mengenang dua musim produktif itu dengan lebih manis jika saja mereka berujung dengan trofi Premier League.
Paling Suka Berpasangan dengan Carlos Tevez
Selama lebih dari satu dekade menjadi pilar utama lini depan MU, Rooney berpasangan dengan banyak striker berbeda, mulai dari Robin van Persie, Dimitar Berbatov, Louis Saha, hingga Javier Hernandez. Namun, dari semuanya, ia mengaku paling menikmati duet dengan Carlos Tevez.
“Saya sangat senang bermain dengan Carlos Tevez,” ujarnya.
“Saat dia datang, media mengatakan kami terlalu mirip dan tidak bisa bermain bersama. Kami menjawab dengan aksi di lapangan, kami saling melengkapi.”
Duet Rooney dan Tevez memang menjadi mimpi buruk bagi pertahanan lawan dengan kombinasi agresivitas dan kerja keras, menghasilkan 47 gol bersama selama bermitra.
Produktivitasnya dengan Berbatov juga luar biasa. Selama empat tahun mereka bermain bersama, keduanya mencetak 160 gol gabungan, melebihi 109 gol yang dihasilkan duet Rooney dengan Hernandez.
Sumber: Daily Mail