Bukan Mitos, Pria Ternyata Lebih Pelupa dari Perempuan

Peneliti mengungkap, pria memang lebih mudah lupa dibanding perempuan.

BolaCom | Aning JatiDiterbitkan 06 November 2025, 09:20 WIB
Ilustrasi daya ingat. (Foto: freepik/katemangostar)

Bola.com, Jakarta - Anggapan bahwa laki-laki lebih mudah lupa dibanding perempuan ternyata bukan sekadar stereotip. Sejumlah temuan ilmiah justru menunjukkan bahwa kecenderungan ini memiliki dasar penelitian medis yang kuat.

Menurut laporan Medical News Today pada Selasa (4-11-2025) sebuah studi menemukan bahwa pria memang lebih sering mengalami masalah daya ingat dibanding perempuan, terlepas dari usia mereka.

Advertisement

Profesor Jostein Holmen dari Universitas Sains dan Teknologi Norwegia memimpin penelitian yang melibatkan lebih dari 37 ribu peserta, baik laki-laki maupun perempuan berusia di atas 30 tahun.

Dari hasil analisis tersebut, lebih dari separuh responden mengaku kerap mengalami kesulitan mengingat.

Secara spesifik, sekitar 1,6 persen pria melaporkan adanya gangguan memori, sementara pada perempuan hanya 1,2 persen.

Peneliti juga menemukan bahw makin bertambah usia, makin besar pula kemungkinan seseorang mengalami penurunan daya ingat, dan kecenderungan ini lebih menonjol pada laki-laki.


Daya Ingat Pria

Ilustrasi pria, lupa. Credit: Pexels.com/MasterCowley

Temuan mengejutkan lainnya, kata Holmen, menunjukkan bahwa kemampuan mengingat pria berusia 30 tahun hampir setara dengan pria berusia 60 tahun.

"Cukup mengejutkan melihat laki-laki ternyata lebih mudah lupa dibanding perempuan. Hal ini belum pernah tercatat sebelumnya. Bahkan tingkat kelupaan pria di usia 30 dan 60 tahun hampir sama," ujar Holmen.

Penelitian tersebut juga menyoroti kemungkinan adanya perbedaan biologis antara pria dan wanita dalam hal kemampuan mengingat.

Satu di antara dugaan penyebabnya adalah risiko penyakit kardiovaskular, seperti tekanan darah tinggi dan indeks massa tubuh (IMT) tinggi, yang lebih sering dialami oleh pria. Kondisi-kondisi tersebut dapat memengaruhi fungsi saraf dan berdampak pada daya ingat.

Meski begitu, para peneliti menegaskan bahwa penyebab pasti dari perbedaan ini belum dapat dipastikan.

"Kami sudah banyak berspekulasi mengapa pria lebih sering melaporkan masalah memori dibanding wanita, tapi sampai sekarang belum ada penjelasan yang benar-benar pasti. Ini masih menjadi misteri," tambah Holmen.


Akan Diteliti Lebih Lanjut

Ilustrasi pria, daya ingat. (Photo by Vanessa Garcia : https://www.pexels.com/photo/photo-of-man-in-deep-thoughts-6325894/)

Tim peneliti berencana melanjutkan penelitian untuk mencari tahu kaitan antara gangguan memori pada pria dengan risiko demensia.

Beberapa studi sebelumnya memang menunjukkan bahwa gangguan memori subjektif bisa menjadi tanda awal penyakit demensia atau gangguan kognitif lainnya.

"Temuan ini perlu diuji di populasi lain. Studi prospektif di masa depan mungkin bisa menjelaskan seberapa besar peran keluhan memori ini sebagai indikator awal gangguan kognitif," kata Holmen.

 

Sumber: merdeka.com

Berita Terkait