Hanya 5 Pemain yang Layak Mengunci Tempat di Starting XI Timnas Inggris untuk Piala Dunia 2026

Lima nama yang hampir pasti masuk susunan sebelas pertama Thomas Tuchel di Timnas Inggris untuk Piala Dunia 2026.

BolaCom | Aning JatiDiterbitkan 18 November 2025, 14:00 WIB
Pelatih baru Timnas Inggris, Thomas Tuchel memimpin laga Kualifikasi Piala Dunia 2026 melawan Albania di Wembley Stadium, London, Jumat (21/03/2025) waktu setempat. (AFP/Glyn Kirk)

Bola.com, Jakarta - Timnas Inggris menuntaskan kualifikasi Piala Dunia 2026 dengan catatan hampir sempurna. Tampil tanpa cela, tim besutan Thomas Tuchel itu menutup Grup K dengan 24 poin dari enam laga dan tak kebobolan sekali pun.

Performa itu membuat The Three Lions kembali diposisikan sebagai satu di antara unggulan utama jelang turnamen akbar di Amerika Utara tahun depan.

Advertisement

Dengan tiket putaran final sudah aman, Inggris, yang baru sekali mengangkat trofi pada 1966 atau enam dekade silam, bertekad menghentikan penantian panjang tersebut.

Untuk menantang Prancis, Spanyol, Argentina, dan para pesaing lainnya, Tuchel harus memastikan fondasi timnya kukuh.

Pertanyaannya: siapa saja pemain yang benar-benar akan menjadi tulang punggung?

Pelatih asal Krumbach itu, yang ditunjuk FA menggantikan Gareth Southgate setelah kegagalan di Euro 2024, memang kerap menunjukkan tidak ada pemain yang kebal dari rotasi. Namun, mendekati turnamen, ia harus mulai memikirkan sebelas terbaiknya.

Setelah beberapa tahun hanya menjadi "nyaris juara", Inggris ingin memutus tren itu di 2026.

Dan ada lima nama yang hampir pasti masuk susunan sebelas pertama Tuchel. Menariknya, Jude Bellingham tidak berada dalam daftar tersebut.


Jordan Pickford

Kiper Inggris, Jordan Pickford berusaha menangkap bola saat sesi latihan menjelang laga final Euro 2024 melawan Spanyol di Blankenhain, Jerman, Sabtu (13/07/2024) WIB. (AFP/Adrian Dennis)

Debat mengenai posisi kiper Inggris memang tak pernah sepi, apalagi dengan performa Dean Henderson, Nick Pope, dan nama lain di level klub.

Namun, Jordan Pickford sebenarnya tidak punya alasan untuk cemas. Sejak debut pada 2017 hingga 2025, penjaga gawang kelahiran Washington itu tampil dalam 81 pertandingan dan mencatat 43 clean sheet, angka yang sangat impresif.

Rekor terbaru Pickford saat menghadapi Latvia, yang menandai clean sheet kesembilannya secara beruntun, membuatnya melampaui catatan Gordon Banks.

Di tengah ambisi Inggris mengakhiri paceklik gelar, pengalaman dan konsistensi menjadi nilai tambah yang sangat penting.

Pickford, yang masih menjadi andalan Everton, memiliki keduanya. Karena itu, perubahan di sektor kiper hampir tak diperlukan sama sekali.


Marc Guehi

Bek Timnas Inggris, Marc Guehi. (OZAN KOSE / AFP)

Selama era Southgate, duet John Stones dan Harry Maguire menjadi pilihan utama di jantung pertahanan. Kini, keduanya justru tak tampil meyakinkan di level klub.

Sebaliknya, kapten Crystal Palace, Marc Guehi, justru menunjukkan performa stabil, termasuk sukses mengantar timnya meraih Piala FA musim lalu.

Penampilannya bersama Inggris pun menguatkan posisinya sebagai penghuni tetap skuad menuju Piala Dunia.

Lulusan akademi Chelsea yang bergabung dengan Palace pada 2021 itu memiliki kombinasi kecerdasan membaca permainan dan kualitas kepemimpinan yang membuatnya layak menempati posisi utama di lini belakang Tuchel.

Siapa tandemnya, Stones atau Ezri Konsa, masih menjadi pekerjaan rumah menuju 2026, tetapi posisi Guehi tampak jauh lebih aman.


Declan Rice

Gelandang Timnas Inggris, Declan Rice. (Glyn KIRK / AFP)

Tuchel menghadapi dilema di sektor tengah. Adam Wharton dan Elliot Anderson dinilai berpeluang memikat sang pelatih asal Jerman, sementara peran nomor 10 juga masih belum memiliki nama tetap.

Namun, satu hal pasti: Declan Rice tetap menjadi sosok tak tergantikan.

Pada usia 26 tahun, pemain Arsenal tersebut telah mengoleksi 72 caps dan dianggap sebagai satu di antara gelandang terbaik dunia.

Kemampuannya menggabungkan tugas bertahan dengan progresi serangan membuatnya menjadi pemain yang paling komplet dalam komposisi skuad Inggris saat ini.

Keahliannya mengawal ruang, mengatur ritme, hingga kontribusinya dalam bola mati menjadikan Rice elemen inti dalam struktur permainan Tuchel, baik untuk klub maupun timnas.


Bukayo Saka

Selebrasi gelandang Timnas Inggris, Bukayo Saka setelah mencetak gol kelima Inggris ke gawang Makedonia Utara pada laga Grup C kualifikasi Euro 2024 antara Timnas Inggris menghadapi Makedonia Utara di Old Trafford, Manchester (19/6/2023). (AP Photo/Dave Thompson)

Di sisi kanan serangan, pos itu hampir pasti milik Bukayo Saka. Meski tidak memiliki kecepatan ekstrem untuk mengoptimalkan servis kepada Harry Kane, kreativitasnya dalam membangun peluang dari situasi sempit membuatnya bisa menyatu dengan siapa pun yang bermain di sekitarnya.

Hingga kini, pemain berusia 24 tahun itu sudah mencetak 14 gol untuk negaranya.

Perannya sebagai pembuka ruang dan pemecah kebuntuan memungkinkan Inggris bermain lebih progresif. Setiap kali bola berada di kakinya, peluang terciptanya momen penting seolah hanya tinggal menunggu waktu.

Sementara sisi kiri masih memerlukan solusi, sektor kanan sudah sepenuhnya menjadi milik Saka.


Harry Kane

Pemain Inggris, Harry Kane, merayakan golnya ke gawang Finlandia saat laga UEFA Nations League 2024 di Satdion Wembley, London, Rabu (11/09/2024) WIB. (AP Photo/Frank Augstein)

Di lini depan, tak ada nama lain. Harry Kane tetap menjadi pilihan absolut. Penyerang kelahiran London itu bukan hanya mesin gol, tetapi juga pemain yang telah menguasai hampir semua aspek permainan sebagai nomor sembilan.

Ia mampu turun lebih dalam menghubungkan lini tengah dan depan, serta memiliki kualitas umpan yang tak kalah dibanding gelandang kreatif.

Sebagai pencetak gol terbanyak sepanjang sejarah Inggris, 76 gol dalam 111 laga, Kane sebenarnya memasuki usia yang lazimnya menjadi titik penurunan striker.

Namun, sejak bergabung dengan Bayern Munchen, mantan bintang Tottenham Hotspur itu justru melesat dengan 137 kontribusi gol (108 gol dan 29 assist) dari 113 pertandingan.

Tuchel bahkan memuji tingkat "investasinya" dalam pertandingan, dan statistik tersebut menunjukkan bahwa produktivitas sang kapten sama sekali belum melambat.

 

Sumber: Give Me Sport

Berita Terkait