Bola.com, Jakarta - Jorge Martin menjalani musim 2025 yang jauh dari harapan setelah sebelumnya menutup 2024 dengan mimpi indah bersama Pramac. Sang juara dunia MotoGP 2024 itu gagal menemukan ritme terbaiknya di musim debut bersama Aprilia karena rentetan cedera yang menghantam sejak pramusim. Cedera-cedera tersebut membuat Martin kesulitan tampil konsisten dan hanya turun dalam sebagian kecil seri sepanjang tahun.
Musim 2025 MotoGP memang jadi yang terpanjang dalam sejarah dengan 22 balapan. Namun Martin hanya mampu tampil pada delapan kesempatan, termasuk tujuh Grand Prix, dan bahkan hanya menyelesaikan empat di antaranya. Situasi ini membuat performanya sulit berkembang dan terus memengaruhi kondisi fisiknya.
Masalah Martin sudah terlihat sejak tes pramusim di Valencia ketika ia terjatuh setelah baru melahap 13 lap pada hari pertama. Setelah itu, insiden lain terjadi saat latihan menuju Grand Prix Thailand yang membuatnya absen hingga putaran Qatar. Bahkan ketika kembali di Qatar, ia harus terjatuh lagi dan mengalami benturan keras dengan Fabio Di Giannantonio.
Setelah kecelakaan tersebut, Martin membutuhkan waktu lama untuk pulih. Ia baru kembali tampil di Brno, dan dalam konferensi pers khusus menjelang balapan di Ceko, Martin mengaku sempat takut kehilangan nyawa saat dirawat di rumah sakit akibat kecelakaan di Qatar.
Ada sedikit perkembangan setelah itu, termasuk raihan posisi keempat di Hungaria. Namun nasib buruk kembali menghampiri ketika ia jatuh pada Jepang Sprint dan mengalami patah tulang selangka yang membuatnya kembali menepi.
Cedera Beruntun Dianggap Ganggu Mental Martin
Dalam pandangan Jorge Lorenzo, mantan juara dunia MotoGP tiga kali dan sesama rider asal Mallorca, musim 2025 memang berjalan sangat tidak beruntung bagi Martin. Lorenzo menilai akumulasi cedera yang dialami sang juara bertahan memberikan dampak psikologis yang tidak kecil.
Menurut Lorenzo, setiap cedera membuat seorang pembalap semakin berhati-hati hingga akhirnya memengaruhi insting mereka saat kondisi lintasan sulit. Ia menyebut hal ini bisa menjadi beban tersendiri bagi Martin yang sebelumnya dikenal agresif dan cepat beradaptasi.
“Jorge sangat tidak beruntung karena cedera. Saya rasa sudah mencapai belasan bahkan puluhan patah tulang. Itu jelas tidak membantu dari sisi mental. Setiap cedera menambah beban dan tentu dia tidak ingin mengalami situasi itu lagi,” ujar Lorenzo kepada MotoGP World Feed.
Martin Butuh Waktu Mengumpulkan Kilometer
Lorenzo menambahkan bahwa Martin membutuhkan dua hal untuk kembali pada level terbaiknya. Pertama, ia harus sepenuhnya pulih secara fisik. Kedua, ia membutuhkan lebih banyak kilometer dan waktu di atas motor untuk mengejar ketertinggalannya dari para rival yang tidak mengalami cedera.
Lorenzo menilai kombinasi kondisi fisik yang belum optimal dan minimnya intensitas balapan membuat Martin kesulitan menemukan performa seperti musim sebelumnya. Hal ini terlihat sepanjang 2025 di mana sang pembalap Aprilia tidak pernah benar-benar stabil akibat cedera yang datang bertubi-tubi.
Martin memang kembali turun pada balapan penutup musim di Valencia, tetapi ia memilih mundur di tengah lomba. Keputusan itu diambil agar dirinya bisa menghemat tenaga untuk tes resmi pada Selasa, 18 November, yang berlangsung dua hari setelah race.
Dalam tes tersebut, Martin menjajal paket aerodinamika terbaru Aprilia serta sasis baru yang disebutnya memberikan peningkatan lebih signifikan. Upaya ini menjadi langkah penting untuk memastikan performanya kembali kompetitif pada musim berikutnya.