Bola.com, Jakarta - Menangani Liverpool bukan sekadar urusan taktik dan pertandingan. Peran pelatih di klub ini juga menuntut kepekaan sosial, menjadi sosok penopang ketika situasi sulit melanda.
Itulah ekspektasi yang kini melekat pada Arne Slot dari klub, para suporter, hingga masyarakat setempat.
Wajar jika banyak yang masih mengingat bagaimana Slot menunjukkan empatinya saat Liverpool kehilangan Diogo Jota dalam kecelakaan mobil pada Juli lalu. Ucapan belasungkawa yang disampaikannya penuh perhatian, dan ia berkali-kali menyinggung keluarga Jota dengan ungkapan yang menyentuh.
Begitu pula ketika insiden tragis dalam parade juara pada Mei memakan korban, Slot kembali menjadi sumber penguatan melalui kata-kata menenangkan.
Jejak ini bukan hal baru di Liverpool. Sejak era Bill Shankly pada 1960-an hingga 1970-an, setiap pelatih memahami bahwa tugas mereka bukan hanya di lapangan.
Kenny Dalglish, misalnya, memikul beban emosional besar saat tragedi Hillsborough pada 1989 menewaskan 97 pendukung. Ia menghadiri begitu banyak pemakaman, bahkan empat dalam satu hari, hingga kesehatannya ikut terpengaruh dan akhirnya memilih mundur.
Bob Paisley, Gerard Houllier, hingga Jurgen Klopp pernah berada pada posisi serupa: menjadi penunjuk arah bagi klub, tak hanya perancang strategi.
Baca ulasan selengkapnya seperti ditulis Sport Illustrated, di bawah ini.
Atmosfer Berubah
Tanggung jawab itu besar, tetapi Slot sejauh ini mampu menjalaninya. Kepeduliannya pada komunitas membuat suporter menaruh respek tinggi.
Ketika anak-anak sakit berkunjung ke pusat latihan Liverpool, Slot berusaha menyempatkan diri untuk menemui mereka. Ia peduli, dan fans mengetahuinya.
Lantaran empati itulah pendukung Liverpool tidak serta-merta melayangkan kritik keras, meski performa tim sedang anjlok.
Prestasi musim lalu masih terekam jelas, saat Slot dinobatkan sebagai Manajer Terbaik setelah menjadikan skuad warisan Klopp lebih solid, menempatkan Ryan Gravenberch sebagai perisai lini belakang, membuat keputusan seleksi yang tegas, serta membawa timnya menjadi juara.
Namun, atmosfer bisa berubah. Kekalahan memalukan 0-3 dari Nottingham Forest di Anfield pada Sabtu lalu membuat banyak hal dipertanyakan, dari sektor belakang hingga lini serang.
Slot dinilai lambat merespons persoalan mendasar, termasuk keharusan menginstruksikan pergerakan bola yang lebih cepat dari area pertahanan.
Memikul Tanggung Jawab
Pilihan pemain pun jadi sorotan. Curtis Jones bisa saja dimainkan sebagai bek kanan menggantikan Conor Bradley yang cedera. Menarik Dominik Szoboszlai ke posisi lebih dalam justru melemahkan lini tengah.
Slot juga bisa memberikan tempat kepada Joe Gomez ketimbang Ibrahima Konate yang tampil kesulitan.
Slot berhak menyesalkan keputusan klub yang terlambat bergerak di bursa transfer, gagal mendatangkan Marc Guéhi dari Crystal Palace atau mempertahankan Jarell Quansah yang kini tampil impresif di Bayer Leverkusen hingga mendapat pengakuan Timnas Inggris.
Namun, pada akhirnya, Slot tetap memikul tanggung jawab atas merosotnya performa tim.
Pergantian pemain yang tak seimbang membuat Liverpool beberapa kali berada dalam formasi 2-3-5, meninggalkan terlalu banyak ruang dan minim keseimbangan. Tekanan tinggi pun tidak dijalankan dengan agresivitas yang diperlukan.
Slot, yang musim lalu begitu meyakinkan, kini tampak goyah.
Masalah Mendesak yang Harus Slot Atasi
Satu hal yang makin menambah tekanan adalah kehadiran chairman klub, Tom Werner, saat kekalahan dari Forest itu. Werner menyaksikan investasi FSG senilai 440 juta paun pada musim panas lalu tak menghasilkan apa pun.
Sebagian besar pemain berkualitas sudah tersedia di skuad, termasuk empat dari anggota PFA Team of the Year musim lalu: Virgil van Dijk, Gravenberch, Alexis Mac Allister, dan Mohamed Salah.
Milos Kerkez dan Alexander Isak, dua rekrutan yang musim lalu bersinar di Bournemouth dan Newcastle United, juga tak menunjukkan performa terbaik. Keduanya bahkan ditarik keluar lebih awal.
Kerkez tampak ragu dan tertekan, kesulitan beradaptasi dengan atmosfer klub besar. Slot harus bisa menenangkan dan membangun kepercayaan dirinya.
Isak menghadapi persoalan taktis. Dengan nilai transfer 125 juta paun, Werner berhak berharap lebih dari striker yang hanya mencatat 14 sentuhan tanpa ancaman berarti ke gawang Forest. Ketidaksesuaian gaya bermain tim dengan karakter Isak membuat potensinya tak maksimal.
Masalah Lain
Slot menyebut Isak masih mencari ketajaman setelah pramusimnya terganggu proses transfer. Namun, penyerang Swedia itu sudah bermain 497 menit untuk Liverpool dan 226 menit di timnas, waktu yang seharusnya cukup untuk menemukan ritme.
Yang dibutuhkan Isak adalah suplai bola seperti yang ia terima di Newcastle: umpan silang untuk disambutnya dengan timing lari yang akurat. Di klub lamanya, Jacob Murphy memberikan 12 assist dalam 35 laga Premier League.
Di Liverpool, Salah dan Cody Gakpo jarang mengirimkan umpan silang karena lebih sering menusuk ke dalam atau menembak sendiri.
Para bek sayap Liverpool pun tidak banyak memberikan bola yang diperlukan Isak. Bradley, misalnya, hanya melepaskan 12 umpan silang dalam 532 menit musim ini, sebagian besar saat Isak tak bermain atau sedang cedera.
Selain itu, absennya Trent Alexander-Arnold, yang kini memperkuat Real Madrid, menghilangkan sosok pengirim umpan jauh yang begitu dibutuhkan Isak, terutama menghadapi lawan yang bertahan rendah.
Prioritas Baru: Liga Champions
Slot perlu mengambil keputusan tegas. Jika itu berarti mengistirahatkan Salah maka harus dilakukan. Jika Salah tetap bermain, terlebih dengan Jeremie Frimpong yang masih cedera maka ia perlu diarahkan untuk mengirimkan umpan silang lebih cepat.
Slot pun harus mempertimbangkan opsi lain: menggeser Isak dan memberi kesempatan kepada Hugo Ekitike yang lebih komplet sebagai penyerang tengah.
Liverpool kini menduduki posisi ke-11 di liga, tertinggal 11 poin dari pemuncak klasemen, Arsenal. Peluang mempertahankan gelar nyaris tertutup.
Harapan Slot ada pada Liga Champions. Mereka berada di posisi kedelapan fase liga dengan sembilan poin dari empat laga, zona aman untuk menghindari play-off dan mendapatkan status unggulan pada babak 16 besar.
Itu membuat laga kandang melawan PSV Eindhoven pada Rabu (26-11-2025) dini hari WIB menjadi sangat krusial. Sulit membayangkan Liverpool bisa meraih banyak poin dari kunjungan ke markas Inter Milan dan Marseille.
Stadion Velodrome, meski tuan rumahnya sedang tidak stabil, bukan tempat yang ramah bagi tim yang kepercayaan dirinya rapuh.
Liverpool diperkirakan bisa menutup Phase League dengan kemenangan atas Qarabag. Namun, apakah total 15 poin akan cukup? Musim lalu, batas untuk status unggulan berada di angka 16 poin. Hal ini berarti, pertandingan kontra PSV dapat menentukan arah musim mereka.
Slot harus menang. Sebab, pada akhirnya, seberapa pun besar rasa hormat publik atas kemanusiaan dan empatinya, posisi seorang pelatih tetap diukur dari hasil.
Sumber: SI