Bola.com, Jakarta - Juventus akhirnya bisa bernapas lega setelah memetik kemenangan penting 3-2 di markas Bodo/Glimt pada matchday kelima Liga Champions 2025/2026. Hasil ini bukan hanya menghidupkan peluang di fase grup, tetapi juga meredakan tekanan besar yang belakangan membebani skuad Luciano Spalletti.
Bianconeri sempat tertinggal lebih dulu di babak pertama. Penampilan yang kurang agresif membuat mereka kesulitan menghadapi intensitas permainan tuan rumah yang terkenal cepat dan efisien di kandang sendiri. Namun perubahan strategi setelah jeda membuat situasi berbalik.
Masuknya Kenan Yildiz menjadi titik balik pertandingan. Gelandang muda Turki itu memberikan pengaruh besar dalam proses gol Lois Openda, Weston McKennie, dan Jonathan David. Juventus memang sempat panik ketika Bodo/Glimt menyamakan kedudukan lewat penalti Sondre Brunstad Fet, tetapi determinasi para pemain akhirnya memastikan kemenangan.
Spalletti menyebut kemenangan ini bukan hanya soal tiga poin, melainkan juga soal mengembalikan senyum para pemain yang dalam beberapa pekan terakhir terlihat tertekan menyusul performa tidak stabil di Eropa.
Spalletti Soroti Tekanan Mental Pemain Juventus
Pelatih Juventus itu mengakui performa tim sempat goyah karena tekanan besar yang menumpuk dalam perjalanan Liga Champions musim ini. Ia melihat para pemain mulai tampil lebih rileks setelah kemenangan di Norwegia.
“Tim bermain terbuka dan menyerang, meski kadang kesulitan karena Bodo/Glimt punya pola operan dan kecepatan berpikir yang sangat impresif di lapangan ini. Kami sempat terintimidasi melihat catatan kandang mereka,” ujar Spalletti.
Menurutnya, Juventus gagal memanfaatkan sejumlah peluang mudah di babak pertama. Namun ia menilai respons tim setelah turun minum menunjukkan karakter yang selama ini dituntut dari para pemain.
“Ini kemenangan yang penting dan pantas didapat. Kami dedikasikan untuk diri kami sendiri dan untuk para fans yang datang jauh-jauh ke sini,” lanjutnya.
Keputusan Rotasi yang Dipertanyakan, tetapi Terbukti Tepat
Sebelum pertandingan, pilihan Spalletti menurunkan beberapa pemain cadangan sempat menimbulkan tanda tanya. Namun kontribusi pemain yang masuk dari bangku cadangan justru menjadi faktor kunci di balik kebangkitan Juventus.
“Ini bukan semata soal pilihan. Ini juga tentang memastikan seluruh skuad berkembang. Saya senang karena di ruang ganti saya melihat wajah yang bahagia, atau setidaknya lebih rileks. Pemain itu manusia, mereka juga menderita saat keadaan tidak berjalan baik,” tutur Spalletti.
Ia menambahkan bahwa pengalaman panjang sebagai pelatih membuatnya mampu menahan tekanan yang datang dari luar.
“Saya punya pengalaman yang membentuk ketahanan mental, sehingga saya bisa menghadapi banyak hal,” katanya.
Lapangan Sintetis Bodo/Glimt Kembali Jadi Ujian Berat
Spalletti juga menyinggung kondisi lapangan sintetis di Aspmyra Stadion yang selama ini menjadi jebakan bagi banyak tim Eropa. Beberapa tahun lalu, Roma pernah dihajar 6-1 di tempat yang sama.
“Tim terus menekan setiap saat dan sempat membuat beberapa peluang bagus. Semua orang bilang kalau bermain di sini selalu terasa seperti mereka berlari dua kali lebih cepat. Mereka juga lebih nyaman dengan iklim ini. Ada banyak kesulitan yang harus dihadapi,” kata Spalletti.
Pelatih berusia 65 tahun itu menegaskan bahwa kerja keras para pemain di babak kedua layak mendapatkan ganjaran tiga poin.
“Sayang sekali kalau kami tidak membawa pulang poin setelah penampilan babak kedua seperti itu. Para pemain melakukan apa yang harus mereka lakukan,” tutupnya.