Sanksi Bisa Tambah Lagi, 7 Pemain Naturalisasi Bodong Timnas Malaysia Segera Hadapi Sidang Tribunal FIFA

Proses penyelesaian skandal di Timnas Malaysia atas kasus pemalsuan dokumen tujuh pemain naturalisasinya memasuki babak baru.

BolaCom | Vincentius AtmajaDiterbitkan 29 November 2025, 14:00 WIB
Ilustrasi FAM, Timnas Malaysia. (Dok. fam.org.my)

Bola.com, Jakarta - Proses penyelesaian skandal di Timnas Malaysia atas kasus pemalsuan dokumen tujuh pemain naturalisasinya memasuki babak baru.

Selain menjalani proses di Komisi Disiplin (Komdis) FIFA, tujuh pemain yang tersandung masalah juga akan menghadapi persidangan level Tribunal FIFA.

Advertisement

Diketahui, Asosiasi Sepak Bola Malaysia atau FAM terancam mendapat hukuman berat oleh FIFA. Hukuman itu terkait pelanggaran Pasal 22 Kode Disiplin FIFA mengenai pemalsuan dan manipulasi dokumen pemain.

Kasus tersebut bermula dari laga kualifikasi Piala Asia 2027 antara Timnas Malaysia versus Timnas Vietnam pada 10 Juni 2025. Dalam pertandingan itu, Malaysia menurunkan tujuh pemain naturalisasi.

Ketujuh pemain yakni Gabriel Felipe Arrocha, Facundo Tomas Garces, Rodrigo Julian Holgado, Imanol Javier Machuca, Joao Vitor Brandao Figueiredo, Jon Irazabal Iraurgui, dan Hector Alejandro Hevel Serrano, belakangan terbukti oleh FIFA punya dokumen bodong alias palsu.

Komite Disiplin FIFA lantas menjatuhkan denda sebesar 350.000 franc Swiss (Rp7,2 miliar) kepada FAM setelah terbukti memalsukan dan memanipulasi dokumen tujuh pemain naturalisasi Malaysia.

Tujuh pemain naturalisasi Malaysia juga ikut getahnya dengan mendapatkan sanksi berat berupa larangan bermain selama setahun plus denda 2.000 franc Swiss (Rp41 juta).


Proses Berlanjut

Pemain Malaysia, Joao Victor Figueiredo (kanan) berebut bola dengan pemain Vietnam, Nguyen Hoang Duc dalam laga Grup F Kualifikasi Piala Asia 2027 di Stadion Nasional Bukit Jalil, Kuala Lumpur, Malaysia, Selasa (10/06/2025). (AP Photo/Vincent Thian)

Kendati Komisi Disiplin FIFA menguatkan hukuman skorsing dan denda 12 bulan yang dijatuhkan kepada ketujuh pemain tersebut, perjalanan mereka belum berakhir karena masih ada proses lain yang menanti di tingkat FIFA.

Proses berikutnya adalah persidangan oleh Tribunal FIFA, yang merupakan badan arbitrase atau pengadilan yang berwenang menyelesaikan sengketa yang terjadi dalam dunia sepak bola, seperti sengketa antara klub dengan pemain, antara klub dengan klub, atau antara klub dengan agen pemain.

Tribunal FIFA akan menilai dan menentukan status kelayakan mereka untuk bermain sebagai pemain Timnas Malaysia.

Badan tersebut dapat dianggap sebagai 'pengadilan' internal FIFA yang berfungsi untuk memeriksa kasus-kasus terkait aturan dan perilaku dalam sepak bola.

Ada tiga bagian utama di Tribunal FIFA, antara lain; anggota komite disiplin, anggota komite banding, dan anggota komite status dan kelayakan pemain.

"Ketiga komite yang terlibat akan duduk bersama dan risiko hukuman yang lebih berat dapat dijatuhkan. Semuanya bergantung pada dokumen yang diserahkan dan sejauh mana tribunal yakin bahwa tidak ada unsur kecurangan dalam pendaftaran ketujuh pemain tersebut," tulis media Malaysia, Berita Harian.


Hukuman Tambahan

Pemain Malaysia, Rodrigo Holgado berusaha mencetak gol ke gawang Vietnam dalam laga Grup F Kualifikasi Piala Asia 2027 di Stadion Nasional Bukit Jalil, Kuala Lumpur, Malaysia, Selasa (10/06/2025). (AFP/Mohd Rasfan)

Salah seorang pengacara olahraga Malaysia, Nik Erman Nik Roseli, mengatakan FAM perlu bersiap menghadapi segala kemungkinan, termasuk hukuman dari hasil persidangan Tribunal FIFA.

"Proses selanjutnya berada di tingkat Tribunal FIFA. Saya pikir peluang untuk menang sulit karena pada tahap awal Komite Disiplin dan Komite Banding telah gagal," kata Erman Nik Roseli.

"Tribunal ini merupakan gabungan dari beberapa komite, termasuk banding, disiplin, dan status, yang sebelumnya juga telah menjatuhkan hukuman."

"Jadi, kami berharap FAM dapat memberikan bukti yang berbeda atau baru pada tahap itu nanti, tetapi jika masih dengan bukti lama, itu akan cukup sulit bagi FAM," imbuhnya.

Selain menanti agenda persidangan di Tribunal FIFA, FAM sempat berencana untuk membawa kasus ini ke pengadilan arbitrase olahraga atau CAS.

 

Sumber: Berita Harian

Berita Terkait