Mengenal Perbedaan EV, HEV, dan PHEV sebelum Membeli Mobil Listrik

Perbedaan EV, HEV, dan PHEV yang wajib diketahui sebelum membeli mobil listrik.

BolaCom | Aning JatiDiterbitkan 01 Desember 2025, 10:20 WIB
Ilustrasi mobil listrik (chuttersnap/Unsplash)

Bola.com, Jakarta - Kendaraan listrik makin diminati karena menawarkan efisiensi energi, fitur modern yang canggih, serta mematuhi regulasi emisi yang makin ketat.

Pertumbuhan pasar kendaraan listrik pun terus meningkat seiring berbagai kemudahan yang diberikan. Pemerintah Indonesia juga aktif mendorong adopsi kendaraan listrik melalui program subsidi.

Advertisement

Kendati berlabel "listrik", mobil saat ini terbagi menjadi tiga kategori utama: EV (Electric Vehicle), HEV (Hybrid Electric Vehicle), dan PHEV (Plug-in Hybrid Electric Vehicle). Masing-masing memiliki teknologi penggerak dan cara operasi yang berbeda.

Agar makin paham, ketahui perbedaannya. Apalagi apabila hendak membeli mobil listrik.

Berikut ini perbedaan EV, HEV, dan PHEV yang wajib diketahui sebelum membeli mobil listrik.


1. EV - Kendaraan Listrik Murni

Tampak Wuling Cloud EV di GJAW 2025 (Liputan6.com/Azkal Azkia)

EV adalah mobil yang sepenuhnya digerakkan oleh motor listrik dan menggunakan baterai sebagai satu-satunya sumber energi. Kendaraan ini tidak membutuhkan bahan bakar bensin sama sekali.

Baterai besar pada EV dapat diisi ulang melalui charger rumah atau stasiun pengisian umum (SPKLU).

Sistem penggerak EV terdiri dari tiga komponen utama:

  • Baterai sebagai sumber energi utama
  • Inverter yang mengubah listrik DC menjadi AC untuk motor listrik
  • Motor listrik yang menghasilkan torsi untuk memutar roda

Tanpa sistem pembuangan, EV menghasilkan emisi nol persen sehingga ramah lingkungan. Biaya operasionalnya juga lebih rendah hingga 80 persen dibanding kendaraan berbahan bakar bensin karena biaya per kilometer bisa 4-5 kali lebih murah.

Tantangannya di Indonesia adalah jumlah SPKLU yang terbatas serta waktu pengisian yang relatif lama.


2. HEV - Kendaraan Hibrida

All New Toyota Alphard HEV Meluncur di GIIAS 2023. (Liputan6.com/Raden Trimutia Hatta)

HEV menggabungkan mesin bensin dan motor listrik untuk meningkatkan efisiensi bahan bakar dan mengurangi emisi, tanpa perlu diisi listrik secara langsung. Baterai HEV diisi otomatis melalui pengereman regeneratif, yakni energi dari pengereman diubah menjadi listrik.

Pada kondisi lalu lintas padat atau kecepatan rendah, motor listrik menggerakkan mobil. Sementara saat membutuhkan tenaga besar, seperti di jalan raya, mesin bensin aktif. Kombinasi ini memungkinkan HEV menghemat bahan bakar hingga 30-40 persen dibanding mobil konvensional.

Menurut laman Chery yang mengutip penelitian H. Iskandar (2021) di "Jurnal Pendidikan Vokasi Teknologi Otomotif", sistem hybrid terbagi menjadi tiga tipe: Hybrid Seri, Paralel, dan Seri-Paralel, masing-masing memiliki tingkat efisiensi dan kompleksitas berbeda.

Iskandar menyebut teknologi hibrida sebagai "langkah penting menuju elektrifikasi penuh".


3. PHEV - Plug-in Hybrid

Tren elektrifikasi semakin masif (evsandbeyond.co)

PHEV adalah kendaraan hibrida yang lebih canggih, dilengkapi baterai besar dan dapat diisi daya dari sumber eksternal. Sama seperti HEV, PHEV menggunakan pengereman regeneratif, tetapi tetap memiliki mesin bensin sebagai cadangan.

Jarak tempuh kendaraan ini menggunakan listrik murni biasanya antara 40-80 km, tergantung kapasitas baterai.

Ketika baterai habis, mobil otomatis beralih ke mesin bensin sehingga pengemudi tidak perlu khawatir kehabisan daya.

PHEV menjadi pilihan menarik bagi mereka yang ingin merasakan manfaat EV sekaligus tetap mengandalkan mesin bensin.

Kombinasi ini memungkinkan efisiensi energi dari listrik dan keandalan mesin bensin, menjadikannya solusi praktis bagi pengguna yang ingin beralih ke kendaraan ramah lingkungan tanpa bergantung sepenuhnya pada listrik.

 

Sumber: merdeka.com

Berita Terkait