Sukses


Survei Global Ungkap Alasan Publik Enggan Beralih ke Mobil Listrik

Survei global mengungkap alasan publik enggan beralih ke mobil listrik. Bukan hanya soal harga.

Bola.com, Jakarta - Wakil Ketua Global Electric Vehicle Alliance (GEVA), Petter Haugneland, menilai lambatnya perpindahan masyarakat ke kendaraan listrik masih dipicu oleh maraknya informasi keliru yang memunculkan kekhawatiran berlebihan di kalangan calon pengguna.

"Informasi yang salah tentang EV merupakan tantangan serius. Hal ini dapat membuat para pembuat kebijakan kurang yakin bahwa kendaraan listrik merupakan solusi yang layak untuk perubahan iklim dan polusi udara lokal,” ujar Haugneland, dikutip dari Antara, Rabu (19-11-2025).

Dalam survei yang mengumpulkan tanggapan lebih dari 26.000 pemilik mobil listrik di 30 negara, 77 persen responden menyebut mitos seputar EV menjadi hambatan terbesar dalam membangun kepercayaan konsumen di negara masing-masing.

Yuk gabung channel whatsapp Bola.com untuk mendapatkan berita-berita terbaru tentang Timnas Indonesia, BRI Liga 1, Liga Champions, Liga Inggris, Liga Italia, Liga Spanyol, bola voli, MotoGP, hingga bulutangkis. Klik di sini (JOIN)

2 dari 3 halaman

Isu Keamanan Baterai

Satu di antara kekhawatiran yang paling sering muncul adalah isu terkait keamanan baterai yang disebut-sebut mudah terbakar.

Namun, temuan survei justru menunjukkan bahwa 88 persen pengguna kendaraan listrik yang sudah aktif tidak merasa terpengaruh oleh isu tersebut.

"Mitos jelas tidak memengaruhi pengemudi EV yang sudah ada karena mereka tahu dari pengalaman bahwa mitos-mitos ini salah. Hal ini menyoroti pentingnya memberikan suara kepada konsumen EV dalam debat publik untuk membantu melawan kesalahpahaman semacam itu," kata Haugneland.

Sebanyak 45 persen partisipan menyatakan bahwa ongkos energi yang lebih rendah menjadi alasan utama mereka memilih kendaraan listrik.

3 dari 3 halaman

Harga Tinggi

Di sisi lain, persepsi harga yang tinggi tetap menjadi tantangan. Sebanyak 58 persen responden menilai banderol mobil listrik masih terlalu mahal bagi kebanyakan calon pembeli.

"Ini adalah pesan yang jelas bagi para pembuat kebijakan yang ingin mendorong adopsi EV: mereka perlu menerapkan kebijakan yang berfokus pada konsumen yang bertujuan menjadikan EV sebagai pilihan yang paling terjangkau," ujar Haugneland.

Survei ini dilakukan secara daring dan menargetkan para pengemudi EV di berbagai negara. Proses penyebarannya difasilitasi oleh asosiasi EV nasional maupun lokal, dan didukung relawan serta komunitas penggemar kendaraan listrik.

Riset tersebut dilaksanakan sepanjang September hingga Oktober, dengan total 26.071 peserta dari 30 negara.

 

Sumber: merdeka.com

Video Populer

Foto Populer