6 Legenda Sepak Bola yang Tak Dapat Perpisahan Layak: Didominasi Mantan Pemain Real Madrid dan Barcelona

Berikut ini enam pemain besar yang mengakhiri masa pengabdiannya dengan cara yang tak seindah prestasi mereka.

BolaCom | Yus Mei SawitriDiterbitkan 13 Desember 2025, 08:30 WIB
Duel antara Lionel Messi dan Sergio Ramos kala Barcelona bertemu Real Madrid dalam laga jornada 36 La Liga di Camp Nou, 6 Mei 2018. (LLUIS GENE / AFP)

Bola.com, Jakarta - Petualangan Mohamed Salah di Liverpool tampaknya akan berakhir dengan mengecewakan. Bintang asal Mesir itu menyerang klub lewat komentar pedas di media, tak lama setelah hasil imbang 3-3 melawan Leeds United.

Ledakan emosi tersebut diyakini menjadi titik balik yang membuka jalan bagi kepergian Salah dari Anfield. Salah satu pemain terbaik dalam sejarah Liverpool itu berpotensi pergi tanpa perpisahan megah yang mungkin layak ia dapatkan setelah kontribusinya selama bertahun-tahun.

Advertisement

Namun, situasi ini bukan pertama kalinya terjadi di panggung sepak bola. Sejumlah legenda lain juga meninggalkan klub tanpa penghargaan yang sesuai dengan jasa dan status mereka.

Berikut ini enam pemain besar yang mengakhiri masa pengabdiannya dengan cara yang tak seindah prestasi mereka.


6. Lionel Messi

Lionel Messi menangis dalam konferensi pers perpisahannya dengan Barcelona. (AP/Joan Monfort).

Sebelum 2021, membayangkan Lionel Messi meninggalkan Barcelona saja sudah terasa mustahil, apalagi pergi tanpa selebrasi, tanpa perpisahan, tanpa fanfare apa pun. Namun kenyataan pahit itu terjadi, dan menjadi salah satu kesalahan terbesar dalam sejarah klub.

Barcelona gagal mengelola situasi finansial mereka. Kasus Messi menjadi pelajaran berharga bahwa bahkan klub sebesar apa pun tak kebal terhadap kekacauan administrasi.

Kontrak Messi yang bersifat rolling, ditambah aturan ketat finansial La Liga, membuat Blaugrana tak mampu mendaftarkan kapten mereka untuk musim baru.

Semua terjadi begitu cepat, dari rumor kepergian, hingga momen Messi menangis di belakang podium saat konferensi pers perpisahan.

Akibatnya, laga terakhir Messi untuk Barcelona berakhir begitu muram: kekalahan 1-2 dari Celta Vigo di Camp Nou yang kosong tanpa penonton, jauh dari perpisahan megah yang layak untuk pemain terhebat sepanjang masa.

Sejak saat itu, Messi baru sekali kembali ke stadion, itu pun tanpa pemberitahuan resmi. Meski begitu, ada keinginan kuat dari banyak pihak untuk memberikan penghormatan yang pantas. Setidaknya, patung Messi dipastikan akan menghiasi area klub sebagai simbol kejayaan yang pernah ia berikan.


5. Roy Keane

1. Roy Keane - Pemain yang pernah membela Manchester United ini begitu ditakuti karena permainannya yang mengerikan. Salah satu tekel mengerikan Roy Keane dilakukan pada Alf Inge Haaland dan terpaksa membuat pemain tersebut pensiun dini akibat cidera tekel. (AP Photo/Jon Super)

Kepergian Roy Keane dari Manchester United menjadi salah satu momen paling kontroversial dan diingat dalam sejarah klub. Bagi yang belum mengetahui kisah lengkapnya, tentang seorang kapten Irlandia dan sebuah wawancara MUTV yang tak pernah tayang, begini ceritanya.

MUTV, saluran media internal United, memiliki segmen “Play the Pundit” dan menilai Keane sebagai sosok yang tepat. Namun waktunya buruk, Manchester United baru saja dipermalukan 1-4 oleh Middlesbrough, dan sang kapten jelas masih dipenuhi amarah.

Dalam rekaman tersebut, Keane mengkritik rekan setimnya habis-habisan. Komentarnya begitu pedas hingga wawancara itu akhirnya tidak pernah ditayangkan, dan segera sampai ke telinga Sir Alex Ferguson.

Insiden itu menjadi pemicu besar yang menyulut konflik yang sebenarnya sudah membara selama beberapa tahun. Posisi Keane di klub pun langsung berada di ujung tanduk. Tak hanya kehilangan statusnya sebagai kapten, ia bahkan dipecat dan pergi tanpa ucapan perpisahan, tanpa fanfare, tanpa kesempatan untuk menyapa para fans yang selama ini memujanya.

Kepergian Keane menjadi pelajaran bahwa bahkan legenda besar pun bisa terlibat dalam situasi yang berakhir tragis, bukti betapa rapuhnya hubungan ketika tensi di ruang ganti sudah mencapai titik didih.


4. Cristiano Ronaldo

Cristiano Ronaldo langsung menjadi andalan Manchester United sejak kembali ke Old Trafford pada musim panas 2021 lalu. CR7 telah mencetak 18 gol dan tiga assist dalam 22 penampilannya bersama MU. Ia sangat layak untuk dipertahankan oleh Erik Ten Hag pada musim depan. (AFP/Paul Ellis)

Cristiano Ronaldo punya banyak pencapaian di lapangan, namun di dalam CV-nya juga tersimpan dua perpisahan yang menyedihkan, dan keduanya terjadi akibat ulahnya sendiri.

Perpisahan pertama terjadi di Real Madrid. Setelah bertahun-tahun menggoda publik dengan kemungkinan hengkang, Ronaldo dianggap seperti “si anak yang berteriak serigala”. Hingga akhirnya, ia benar-benar pergi.

Musim panas 2018, setelah kembali berselisih soal perpanjangan kontrak, Juventus mengajukan tawaran dan Ronaldo memilih pindah. Hasilnya? Para fans Madrid tidak pernah mendapat kesempatan memberikan salam perpisahan yang layak untuk ikon terbesar mereka.

Namun semuanya terasa kecil bila dibandingkan dengan cara Ronaldo meninggalkan Manchester United untuk kedua kalinya. Jika Roy Keane memiliki wawancara MUTV yang tak pernah dirilis, Ronaldo justru melakukannya secara terbuka, di hadapan Piers Morgan, seorang penggemar beratnya, dalam sebuah wawancara eksplosif.

Ronaldo mengkritik klub, menyerang manajer Erik ten Hag, bahkan menyinggung mantan rekan setim seperti Wayne Rooney dan Gary Neville. Akhirnya, konsekuensinya sudah bisa ditebak, hubungan dengan klub dan sebagian suporter memburuk, dan kontraknya diputus.

Ronaldo kemudian membuka jalan menuju Liga Arab Saudi, menutup kisahnya di Manchester United dengan cara yang membuat banyak fans merasa kecewa dan merusak memori indah tentang sang winger legendaris.


3. Luis Suarez

Luis Suarez meninggalkan Barcelona pada 2020 saat era Ronald Koeman. Suarez diberi tahu lewat telepon yang berlangsung hanya 40 detik, bahwa dirinya tak lagi memiliki masa depan di Barca. Ia akhirnya memutuskan untuk ke Atletico Madrid dan menjadi top skor Liga Spanyol. (AFP/Lluis Gene)

Apa yang kamu dapat setelah menjadi bagian dari trio penyerang terbaik sepanjang sejarah klubmu? Membawa mereka memenangkan banyak gelar liga dan satu Liga Champions? Rupanya, hanya tendangan keluar dari pintu.

Barcelona menikmati jasa Luis Suarez selama bertahun-tahun. Tetapi ketika memutuskan sudah tak membutuhkan dirinya, mereka langsung menyingkirkannya dan mengirimnya ke Atletico Madrid.

Suarez mengatakan ia merasa tidak dihormati dengan cara klub menanganinya setelah ia diperlakukan dingin. Ia membalasnya dengan pindah ke Atletico serta menjuarai liga di sana.

Sang penyerang tetap dicintai oleh para fans Barcelona. Sementara presiden klub saat itu, Josep Maria Bartomeu, menjadi salah satu sosok yang paling dibenci di kota tersebut.


2. Iker Casillas

Legenda kiper Real Madrid, Iker Casillas sangat menghormati Messi sebagai salah satu pemain terbaik dalam dunia Sepak Bola. Namun, mengenai peraih penghargaan tahun ini, Casillas menyebut bahwa kredibilitas penghargaan tersebut patut dipertanyakan. (AFP/Pierre-Philippe Marcou)

Kepergian Iker Casillas dari Real Madrid dimulai dengan aksi Jose Mourinho yang benar-benar klasik.

Saat Jose Mourinho berusaha menunjukkan kekuasaannya, baik kepada ruang ganti Madrid maupun media, ia mencadangkan kapten klub dan legenda Spanyol itu, lalu memilih Diego Lopez sebagai kiper utama.

Namun, kenyataan penerus Mourinho, Carlo Ancelotti, juga tetap menempatkan Casillas di bangku cadangan menunjukkan bahwa keputusan tersebut bukan sekadar permainan psikologis semata.

Pada musim panas 2015, ketika Keylor Navas sudah berada di klub, Casillas menuduh presiden Florentino Perez mencoba memaksanya keluar. Tak lama kemudian, ia meninggalkan Madrid dan bergabung ke Porto.

Cara kepergian Casillas dikritik luas di seluruh Spanyol, dengan kapten Barcelona Xavi menilai bahwa Perez dan Real Madrid telah bersikap tidak tahu berterima kasih atas pengabdian panjang sang kiper.


1. Sergio Ramos

Bek Real Madrid, Sergio Ramos, melakukan selebrasi usai membobol gawang Athletic Bilbao pada laga La liga di Stadion San Mames, Minggu (5/7/2020). Real Madrid menang 1-0 atas Athletic Bilbao. (AFP/Ander Gillenea)

Casillas bukan satu-satunya legenda Real Madrid yang pergi tanpa perpisahan layak, karena Sergio Ramos juga meninggalkan klub tanpa penghormatan sepadan.

Sang Mr. Menit ke-93 diperlakukan tidak adil oleh Madrid pada musim panas 2021. Setelah musim yang memang banyak diganggu cedera, El Real mengumumkan ia akan pergi pada akhir musim tersebut.

Namun, dalam acara perpisahannya, Ramos mengungkapkan sebenarnya mengira masih mendapat perpanjangan kontrak satu tahun. Namun, tawaran itu telah kedaluwarsa tanpa sepengetahuannya.

Akibatnya, Ramos pergi dengan status bebas transfer dan bergabung dengan Paris Saint-Germain (PSG).

Sumber: Planet Football

Berita Terkait