Akhir Pahit Indra Sjafri Bersama Timnas Indonesia: Pelatih Lokal Paling Berprestasi, Sudah Habis Masanya

Timnas Indonesia U-22 terhenti langkahnya di babak penyisihan grup sepak bola SEA Games 2025. Tim asuhan Indra Sjafri itu kalah produktivitas gol dari Malaysia dalam memperebutkan tiket semifinal dari peringkat kedua terbaik.

BolaCom | Vincentius AtmajaDiterbitkan 18 Desember 2025, 05:00 WIB
Meski berhasil mengalahkan Myanmar U-22 dengan skor 3-1 pada laga pamungkas Grup C SEA Games 2025, tim asuhan pelatih Indra Sjafri ini kalah produktivitas gol dari Malaysia. Tampak dalam foto, pelatih Timnas Indonesia U-22, Indra Sjafri, sesaat sebelum memimpin laga melawan Myanmar pada pertandingan terakhir Grup C SEA Games 2025 di The 700th Anniversary of Chiang Mai Stadium, Thailand, Jumat (12/12/2025). (Bola.com/Bagaskara Lazuardi)

Bola.com, Jakarta - Indra Sjafri sudah tidak lagi menjadi pelatih skuad Garuda Muda, seiring hasil minor di SEA Games 2025 Thailand. Timnas Indonesia U-22 gagal melaju jauh atau mempertahankan status sebagai juara bertahan.

Timnas Indonesia U-22 terhenti langkahnya di babak penyisihan grup sepak bola SEA Games 2025. Tim asuhan Indra Sjafri itu kalah produktivitas gol dari Malaysia dalam memperebutkan tiket semifinal dari peringkat kedua terbaik.

Advertisement

Terhentinya langkah Timnas Indonesia U-22 di SEA Games 2025, berakhir pula tugas dan pekerjaan Indra Sjafri setelah PSSI memutuskan mengakhiri kerja sama.

Sedikit menengok ke belakang, Indra Sjafri tidak hanya dikenal karena prestasinya, tapi juga dedikasi untuk membangun fondasi kuat bagi sepak bola Indonesia. Ia kerap ditunjuk memimpin Timnas Indonesia kelompok umur untuk berbagai kejuaraan.

Dari awal kariernya sebagai instruktur dan pemandu bakat di PSSI, hingga kini sebagai pelatih Timnas Indonesia U-20, ia terus berperan aktif dalam pembinaan pemain muda.

Dedikasi ini menunjukkan visi Indra Sjafri dalam menciptakan generasi pemain muda yang tidak hanya kompetitif di tingkat nasional, tetapi juga di panggung internasional.

Yuk simak kembali jejak karier dari sosok pelatih berusia 62 tahun tersebut.

 


Mantan Pesepak Bola

Pelatih Timnas Indonesia U-20, Indra Sjafri, saat laga uji coba menghadapi Thailand U-20 di Stadion Utama Gelora Bung Karno (SUGBK), Senayan, Jakarta, Jumat (26/1/2024) malam WIB. (Bola.com/M Iqbal Ichsan)

Indra Sjafri lahir di Lubuk Nyiur, Batang Kapas, Pesisir Selatan, Sumatra Barat, pada 2 Februari 1963, tumbuh dalam lingkungan keluarga sederhana yang mengajarkan nilai kerja keras dan keuletan sejak usia dini, sehingga membentuk dasar karakter kuat yang kemudian tercermin dalam setiap langkah kariernya di dunia olahraga.

Sejak kecil, ia sudah menunjukkan kecintaan yang mendalam terhadap sepak bola, yang kemudian membawanya meniti karier sebagai pemain di era 1980-an bersama klub PSP Padang, di mana pengalaman bermain di lapangan menjadi modal berharga untuk memahami taktik dan strategi permainan secara mendalam.

Dalam masa-masa awal kehidupannya, selain aktif di lapangan hijau, Indra juga menjalani pekerjaan sebagai karyawan di PT Pos Indonesia Padang, yang memberikan pengalaman profesional yang berbeda dan sekaligus menumbuhkan semangat pantang menyerah.

Setelah itu, ia memulai karier pelatih profesional dengan menangani tim seperti PSP Padang dan Persikalis Bengkalis, pengalaman yang membuka jalan baginya untuk mendapatkan kepercayaan dari PSSI dalam menangani berbagai kategori usia di Timnas Indonesia.


Mengorbitkan Pemain Muda

Layaknya seorang ayah, pelatih Timnas Indonesia U19, Indra Sjafri terlihat berbincang akrab dengan Evan Dimas usai latihan di lapangan C Senayan Jakarta (Liputan6.com/Helmi Fithriansyah)

Bakatnya menarik perhatian PSSI yang kemudian menunjuknya sebagai pelatih Timnas Indonesia U-16 pada 2011.

Kemampuan Indra dalam membina pemain muda menjadikannya pelatih yang andal dalam berbagai kategori usia di timnas Indonesia, termasuk U-16, U-19, U-20, U-22, U-23, hingga U-24.

Indra Sjafri mengorbitkan generasi Evan Dimas Darmono, Maldini Pali, Ilham Udin Armayn, Muchlis Hadi, Dimas Drajad, dan nama-nama seangkatanya kala itu.

Salah satu pencapaian terbesarnya adalah saat membawa Timnas Indonesia U-19 menjadi juara Piala AFF 2013, setelah mengalahkan Vietnam dalam adu penalti dengan skor 7-6.

Prestasi ini mencatatkan sejarah, karena merupakan gelar pertama Indonesia setelah 22 tahun.

Tak hanya itu, Indra kembali mengukir sejarah di babak Kualifikasi Kejuaraan U-19 AFC 2014 dengan mengalahkan Korea Selatan 3-2, sekaligus memastikan Indonesia lolos ke putaran final kejuaraan tersebut.


Pemecah Rekor 32 Tahun

Pelatih Timnas Indonesia U-22 Indra Sjafri (kanan) memamerkan medali emas SEA Games 2023 saat tiba di Bandara Soekarno Hatta, Tangerang, Banten pada Kamis (18/5/2023) malam WIB. Garuda Nusantara sukses mengakhiri paceklik emas cabor sepak bola SEA Games usai mengalahkan Thailand di babak final. (Liputan6.com/Melinda Indrasari)

Prestasi apik lainnya yang diukir Indra Sjafri sebagai pelatih Timnas Indonesia adalah memenangkan SEA Games 2023 di Kamboja. Ya, skuad Timnas Indonesia U-22 meraih medali emas saat itu.

Sekaligus mengakhiri penantian panjang selama 32 tahun. Timnas Indonesia U-22 yang dipimpin oleh Indra Sjafri berhasil menjadi juara SEA Games 2023, sejak terakhir kali pada 1991 di Manila.

Pada partai final Indonesia mengalahkan Thailand U-22 dengan skor meyakinkan 5-2 di pertandingan final. Pertandingan berlangsung keras dan panas. Indonesia akhirnya menang melalui perpanjangan waktu.


Era Berakhir

Pelatih Timnas Indonesia U-22, Indra Sjafri memberikan instruksi di pinggir lapangan saat melawan Myanmar pada pertandingan SEA Games 2025 di 700th Anniversary Stadium, Chiang Mai, Jumat (12/12/2025). (Bola.com/Bagaskara Lazuardi)

PSSI mengambil keputusan setelah kegagalan Timnas Indonesia U-22 di SEA Games 2025. Federasi itu memutuskan untuk mengakhiri kerja sama dengan sang pelatih kepala Garuda Muda, Indra Sjafri, Selasa (16/12/2205).

Ketua Badan Tim Nasional (BTN), Sumardji menjadi sosok yang mengumumkan pengakhiran kerja sama itu di Menara Mandiri, Jakarta, Selasa (16/12/2025) malam WIB.

"Tentu kami sudah melaporkan pelaksanaan kepada Exco dan kepada ketum, wakil ketua umum, dan federasi secara keseluruhan. Setelah bersama melakukan evaluasi, kami sepakat pergama adalah pengakhiran hubungan kerja coach Indra Sjafri dengan PSSI," ujar Sumardji.

Diketahui, Timnas Indonesia U-22 gagal lolos dari fase grup di SEA Games 2025. Garuda Muda hanya meraih satu kemenangan dari dua laga di fase tersebut.

Kini Indra Sjafri tak lagi bekerja sebagai pelatih di Timnas Indonesia, layak ditunggu kiprah berikutnya di sepak bola Indonesia.


Ada Masanya

Pelatih Timnas Indonesia U-22, Indra Sjafri, saat melawan Filipina U-22 pada laga Grup C SEA Games 2025 di 700th Anniversary Stadium, Senin (8/12/2025). (Bola.com/Bagaskara Lazuardi)

Banyak yang menganggap era Indra Sjafri berakhir, sudah saatnya beralih ke pelatih-pelatih generasi penerusnya. Seperti yang diungkapkan pengamat sepak bola nasional sekaligus mantan penggawa Timnas Indonesia, Agung Setyabudi.

Ia tidak meragukan Indra Sjafri sebagai sosok pelatih yang punya ilmu sepak bola nan mumpuni. Hanya saja semua ada masanya. Indonesia sudah punya segudang pelatih penerusnya yang bisa dijadikan opsi.

"Indra Sjafri sepertinya perlu pegang klub dulu, begitu juga para asistennya. Indonesia itu banyak pelatih-pelatih lokal generasi baru yang bagus-bagus, Nova Arianto juga bagus hingga promosi ke level U-20 sekarang. Banyak dari mereka sudah punya Lisensi AFC yang perlu dikasih kesempatan," ujarnya kepada Bola.com.


Suasana Baru

Pelatih Timnas Indonesia U-22, Indra Sjafri memberikan instruksi kepada anak asuhannya saat menghadapi Filipina dalam laga pertama Grup C SEA Games 2025 di 700th Anniversary Stadium, Chiang Mai, Senin (8/12/2025). (Bola.com/Bagaskara Lazuardi)

Menurut kapten Timnas Indonesia di Piala Asia 2004 itu, diperlukan penyegaran pelatih. PSSI disebutnya perlu kembali turun mencari pelatih-pelatih muda di kompetisi profesional, yang punya kelebihan dalam persaingan di level klub.

Sebagian besar pelatih lokal Indonesia banyak memimpin klub dalam persaingan Pegadaian Liga 2, mengingat di BRI Liga 1 sangat didominasi pelatih asing.

Stefan Keeltjes misalnya yang sedang meracik tim Kendal Tornado FC, tim promosi yang kini bisa bersaing di Grup B.

"Jadi ya jangan Indra Sjafri terus, masih banyak pelatih lokal kita yang potensial seperti di Liga 2. Ini bisa jadi PR PSSI, untuk memberi kesempatan ke mereka pelatih-pelatih yang ilmunya masih fresh," tandasnya.

Berita Terkait