Bola.com, Jakarta - Arsenal memasuki paruh kedua musim 2025/26 dengan kepercayaan diri tinggi. Tim asuhan Mikel Arteta memimpin klasemen Premier League, tampil impresif di Liga Champions, dan telah memastikan tempat di semifinal Carabao Cup. Konsistensi ini membuat ekspektasi di Emirates Stadium kembali melambung.
Tidak hanya sekadar menjaga performa, Arsenal kini mulai berbicara soal target yang lebih konkret. Setelah beberapa musim terakhir selalu berada di papan atas namun gagal mengunci gelar, tekanan untuk menghasilkan trofi kembali menguat.
William Saliba menjadi salah satu sosok yang berani menyuarakan ambisi tersebut. Bek timnas Prancis itu menegaskan Arsenal tidak ingin membatasi mimpi, meski menyadari tantangan berat menanti di setiap kompetisi.
FA Cup juga masih menunggu di depan mata, dengan laga putaran awal melawan Portsmouth bulan depan. Artinya, Arsenal masih berpeluang bersaing di empat kompetisi sekaligus menjelang fase krusial musim ini.
Saliba: Arsenal Tahu Bisa Juara di Semua Ajang
Saliba menegaskan keyakinan internal skuad Arsenal sangat besar. Menurutnya, para pemain sadar mereka memiliki kualitas untuk melangkah jauh dan bahkan menjuarai setiap kompetisi yang diikuti.
“Tentu saja kami tahu di setiap kompetisi yang kami jalani, kami punya peluang untuk memenangkannya,” ujar Saliba. “Kami sudah sangat dekat di Premier League dalam tiga musim terakhir, dan musim lalu kami mencapai semifinal Liga Champions serta Carabao Cup.”
Bek berusia 24 tahun itu menilai Arsenal kini berada di titik di mana konsistensi harus dibayar dengan prestasi nyata. “Kami tahu kami bisa memenangkan semua kompetisi, tetapi itu harus dibuktikan di lapangan. Sekarang saatnya mulai memenangkan trofi,” tegasnya.
Penantian Panjang Arsenal Akan Gelar Bergengsi
Arsenal terakhir kali mengangkat trofi mayor pada FA Cup 2020. Menariknya, tak satu pun pemain yang tampil sebagai starter di final kontra Chelsea saat itu masih bertahan di klub. Bukayo Saka hanya menjadi pemain cadangan pada laga tersebut.
Di Premier League, Arsenal belum kembali menjadi juara sejak musim tak terkalahkan 2003/04. Meski finis sebagai runner-up dalam tiga musim terakhir, gelar liga tetap menjadi mimpi yang belum terwujud. Di Eropa, Arsenal belum pernah menjuarai Liga Champions dan terakhir kali mengangkat trofi kontinental terjadi pada 1994.
Sementara di Carabao Cup, kemenangan terakhir Arsenal tercatat pada 1993. Namun, kemenangan adu penalti atas Crystal Palace di perempat final membuka jalan menuju semifinal dua leg melawan Chelsea bulan depan.
Jadwal Padat Jadi Ujian Mental dan Kedalaman Skuad
Tantangan besar menanti Mikel Arteta dengan jadwal padat hingga akhir Januari. Arsenal harus menjalani 11 pertandingan dalam rentang 36 hari, dimulai dengan laga Premier League melawan Brighton akhir pekan ini.
Namun bagi Saliba, padatnya jadwal justru menjadi tanda positif. “Jika kami memainkan banyak pertandingan, itu berarti kami melakukan pekerjaan dengan baik,” ujarnya.
“Kami masih berada di semua kompetisi dan di setiap ajang kami ingin menang. Kami harus terus berjalan, belajar dari musim lalu, tetap fokus, dan percaya pada diri sendiri,” lanjutnya.
Saliba menutup dengan pesan yang tegas soal makna kesuksesan sejati. “Yang penting adalah apa yang kami pegang di akhir musim, bukan sebelumnya. Di akhir karier, yang dihitung adalah trofi.”