Sukses


    Perjudian Terukur Luis Milla Mengadopsi Taktik Barcelona dan Spanyol ke Timnas Indonesia U-23

    Bola.com, Jakarta - Persoalan ketajaman Timnas Indonesia U-23 di sepanjang masa persiapan Asian Games 2018 jadi momok bagi Luis Milla. Ia tak juga menemukan figur penyerang tengah yang bisa diandalkan sebagai sumber produktivitas bagi Tim Merah-Putih.

    Striker-striker yang produktif di kompetisi domestik macam Boaz Solossa, Ilija Spasojevic, serta Lerby Eliandry sudah dicobai kemampuannya oleh Milla. Namun, tak ada satupun yang memuaskan hati arsitek asal Spanyol tersebut.

    Sebuah keputusan berbau perjudian diambil pelatih yang pernah sukses mengantar Timnas Spanyol U-21 juara Piala Eropa edisi 2012 tersebut. Dari 20 daftar pemain Timnas Indonesia U-23 ia hanya memasukkan seorang Alberto Goncalves sebagai striker.

    Beto pemain naturalisasi berdarah Brasil yang amat produktif di pentas kompetisi Tanah Air. Namun, usianya tak lagi muda, sudah menembus 37 tahun.

    Keputusan memaksimalkan seorang striker saja buah keputusan pragmatis Luis Milla. Daripada terus memaksakan mencari striker haus gol yang diidamkan, mantan pemain Barcelona dan Real Madrid tersebut agaknya lebih memilih memodifikasi taktik bermain Tim Garuda Muda.

    Ia menduplikasi gaya bermain Timnas Spanyol atau Barcelona yang doyan menggunakan strategi penyerang bunglon (false nine). Inti dari taktik ini adalah menempatkan seorang gelandang serang sebagai penyerang.

    Spanyol sukses menjadi juara Piala Eropa 2012 dengan memainkan Cesc Fabregas, yang sejatinya merupakan gelandang serang, sebagai penyerang tengah.

    Sang pemain juga melakukan tugas serupa di Barcelona. Belakangan taktik itu dicoba Timnas Jerman di Piala Dunia 2014, ketika Joachim Low kesulitan menemukan sosok bomber ganas di skuatnya. 

    Taktik sepak bola modern terkini kian melentur. Tidak ada posisi baku. Sosok Cristiano Ronaldo dan Lionel Messi adalah contoh perubahan besar dalam taktik sepak bola. Mereka winger yang punya peran sebagai penyerang. Produktivitas keduanya mengalahkan pemain-pemain berlabel striker di jagat sepak bola internasional.

    "Milla yang dibesarkan sepak bola Spanyol fasih benar dengan taktik false nine. Tidak mengejutkan kalau kemudian ia menduplikasinya ke Timnas Indonesia U-23. Ia tahu bagaimana bekerjanya sistem permainan ini," tutur Ricky Nelson, pelatih muda yang sempat menukangi Borneo FC.

     

    2 dari 3 halaman

    Pilih Fano atau David?

    Strategi false nine ala Luis Milla bisa berjalan mulus di Timnas Indonesia U-23, karena ada sekurangnya tiga pemain yang di barisan tengah Tim Merah-Putih yang secara harafiah kuat dalam menyerang.

    Mereka antara lain Septian David Maulana, Stefano Lilipaly, serta Evan Dimas. Nama pertama yang disebut adalah mesin gol utama Timnas Indonesia U-23. Total sang gelandang serang mencetak enam gol sejak SEA Games 2017 hingga masa persiapan Asian Games 2018.

    Demikian pula Stefano Lilipaly. Didikan Akademi Utrecht FC Belanda itu terlahir jadi pemain serbabisa. Sang pemain pernah setengah bercanda berujar, satu-satunya posisi yang belum ia coba adalah menjadi kiper.

    Di sisi lain, Evan Dimas saat membela Timnas Indonesia U-19 selalu diandalkan Indra Sjafri sebagai pemain pemecah kebuntuan. Produktivitasnya jauh meninggalkan striker asli macam Muchlis Hadi atau Dimas Drajat.

    Pada pertandingan perdana penyisihan Grup A Asian Games 2018 melawan Chinese Taipei, Stefano Lilipaly mencetak dua gol dari empat gol yang Timnas Indonesia U-23. Pada laga ini Milla memainkan Beto sebagai striker tunggal dalam skema 4-3-3.

    Menghadapi laga kedua kontra Palestina, yang punya materi pemain lebih baik dibanding Chinese Taipei, ada kemungkinan Milla memodifikasi taktik permainan.

    Dalam sesi latihan jelang laga, Selasa (14/8/2018) di Lapangan ABC, Senayan, tampak sang mentor mencoba duet Stefano Lilipaly dan Septian David Maulana sebagai penyerang. Alberto Goncalves tak ada di bagian tim yang diprediksi sebagai tim utama dalam sesi latihan itu.

    3 dari 3 halaman

    Menumpuk Gelandang

    Pertanyaannya siapa di antara kedua pemain tersebut yang akan jadi penyerang bunglon?

    Dalam sebuah perbincangan, Septian ke Bola.com mengaku siap dimainkan di berbagai posisi oleh Luis Milla.

    "Di klub saya Mitra Kukar saya lebih sering bermain di posisi sayap. Baru kemudian intens diplot sebagai gelandang serang oleh Luis Milla. Perubahan tersebut terbukti meningkatkan kemampuan saya bermain. Saya jadi lebih produktif. Jika memang pelatih menginginkan saya berubah peran lagi, saya siap!" kata Septian David Maulana.

    Secara harafiah strategi false nine membantu sebuah tim untuk memperkuat lini tengah. Mereka punya tambahan seorang gelandang, yang dalam posisi bermain jadi 'striker.'

    Sistem bermain ini dipilih Luis Milla karena melihat agresivitas permainan Palestina di dua laga penyisihan Grup A Asian Games 2018. Mereka punya banyak pemain berpostur besar. Dengan menguasai lini tengah Milla berharap Timnas Indonesia U-23 bisa memenangi pertandingan.

    Video Populer

    Foto Populer