Sukses


Pelatih Timnas Suriah Bicara soal Tragedi Paris

Bola.com, Singapura - Pelatih tim nasional Suriah, Fajr Ibrahim, berkomentar perihal tragedi berdarah yang terjadi di Paris, Prancis, Jumat (13/11/2015). Ia pun menilai Suriah akan terus berjuang melawan berbagai aksi terorisme di dunia. 

Pada Jumat (14/11/2015), Paris diguncang aksi pengeboman dan penembakan oleh sejumlah orang. Menurut Juru Bicara Kejaksaan Paris, Agnes Thibault Lecuivre, aksi terorisme itu dilakukan oleh delapan orang dan menewaskan lebih dari 150 orang.

Delapan orang terduga teroris tersebut, menurut Lecuivre, tewas, dengan tujuh di antaranya tewas akibat melakukan aksi bom bunuh diri. Setelah peristiwa itu, kelompok Negara Islam Irak dan Suriah (ISIS) mengklaim bertanggung jawab atas aksi tersebut.

"Kami berdiri selama 30 detik untuk Prancis, tetapi seluruh masyarakat Suriah terbunuh dan tidak ada satu detik pun orang berdiri— Anda harus tahu mengenai hal ini. Suriah melawan seluruh teroris dan kelompok-kelompok teroris di dunia," ungkap Ibrahim. 

Pernyataan itu diungkapkan Ibrahim setelah Suriah mengalahkan Singapura 2-1 pada kualifikasi Piala Dunia 2018 zona Asia di Stadion Nasional, Kallang, Selasa (17/11/2015). Sepasang gol Suriah diciptakan Omar Kharbin pada menit ke-20 dan 90, sementara gol "semata wayang" Singapura dikreasi Safuwan Baharudin (85').

"Pertandingan ini, kemenangan ini, untuk rakyat Suriah. Kemenangan ini akan membuat rakyat di negara saya senang. Jadi, kemenangan ini sangat penting," tambah Ibrahim. 

Presiden Federasi Sepak Bola Asia (AFC) heikh Salman bin Ebrahim Al Khalifa sebelumnya mengatakan, prosesi mengheningkan cipta tersebut sebagai salah satu bentuk solidaritas dunia sepak bola terhadap tragedi di Paris. Menurut dia, berbagai tindakan kekerasan dalam dunia sepak bola haruslah terus dilawan. 

"Hari ini kami berdiri bahu-membahu dengan semua orang di seluruh dunia yang mengutuk dan mengecam serangan-serangan seperti ini," tutur Al Khalifa. 

Setelah tragedi Paris, mulai muncul perbandingan perbedaan dalam memerlakukan korban di Prancis dan negara-negara Timur Tengah. Washington Post, misalnya, yang menuliskan masyarakat dunia kini seakan lupa dengan perang saudara di Beirut, Lebanon, yang juga telah memakan ratusan korban jiwa. 

Sumber: The Sun, Washington Post

Video Populer

Foto Populer