Sukses


Outfield Superstar: Kepantasan Klausul Rp 750 Miliar

Bola.com, Roma - Tiga gol FC Porto ke gawang AS Roma membuat mereka lolos ke fase grup Liga Champions 2016-2017. Secara aggregat, wakil Portugal tersebut unggul 4-1. Satu nama yang menjadi atensi adalah bomber Jesus Corona.

Namanya tak masuk daftar line-up pada pertemuan pertama, yang berakhir imbang 1-1. Kala itu, ia baru bermain pada menit ke-75, menggantikan peran Adrian Lopez. Berkaca pada laga pertama, Pelatih FC Porto, Nuno Espirito Santo memutuskan untuk memainkan Corona sejak awal.

Efeknya tergolong memenuhi ekspektasi. Corona mampu menjadi momok bagi pertahanan AS Roma, yang digawangi Daniele De Rossi, Kostas Manolas, Juan Jesus dan Bruno Peres. Saat I Lupi bermain 9 orang, Corona semakin menggila.

Puncaknya pada menit ke-75. Ia berhasil memanfaatkan kelengahan lini belakang AS Roma, yang berujung gol. Gol tersebut menjadi yang ketiga bersarang ke jala Pasukan Serigala Ibukota Italia tersebut,, setelah Miguel Layun (73') dan Felipe (8').

Bagi Corona, satu gol tersebut menjadi pembuktian kemampuannya untuk beroperasi di area depan. Maklum, persaingan di lini penggempur FC Porto tergolong ketat. Ia harus berjibaku kontra sederet nama seperti Silvestre Varela, Ruben Neves, Laurent Depoitre, André Silva, Adrián López, Alberto Bueno dan Vincent Aboubakar.

Penampilan gemilang Corona membuka mata publik Porto, ada yang istimewa dengan bomber berkebangsaan Meksiko tersebut. Hal itu juga membuktikan kualitas bagi pemain yang dibanderol Rp 750 miliar, bagi siapapun yang berniat membelinya.

Nyatanya, Pelatih FC Porto, Nuno Espirito Santo memiliki alasan tersendiri untuk memainkan sejak awal bomber yang musim lalu mencetak 8 gol dalam 39 partai tersebut. "Kami akan menghadapi permainan cepat dari Roma, dan saya butuh pemain yang siap dengan strategi kontra. Corona sangat cocok, karena dia juga bisa dimainkan bersama dengan Andre Silva," jelasnya, di A Bola.

Faktor kecepatan menjadi nilai lebih Corona. Postur 173 cm memberinya keleluasaan untuk melakukan penetrasi ke jantung pertahana musuh. "Saya pikir Corona menjadi masalah besar bagi Roma, dan saya bisa melihat itu. Tapi, dia tetap harus bekerja keras jika ingin bermain secara reguler," ucap Santo.

Sang pelatih mengakui, permainan Corona pada awal musim ini jauh lebih baik dibanding tahun lalu. Proses adaptasi yang berjalan cepat, memberinya kenyamanan saat berada di lapangan. "Dia seorang pekerja keras, dan siapapun yang bersamanya, akan menerima layanan istimewa,. Dia juga seorang penyelesai yang mematikan," ungkap gelandang Porto, Danilo Pereira.

Sumber: A Bola, UEFA.com

Saksikan cuplikan pertandingan dari Liga Inggris, Liga Italia, dan Liga Prancis dengan kualitas HD di sini

Video Populer

Foto Populer