Sukses


4 Klub Eropa Bernasib Buruk Pada Awal Musim 2016-2017

Bola.com, Jakarta - Sebagian besar kompetisi di Eropa sudah memasuki pekan ke-7. Premier League Inggris, Serie A Italia, dan La Liga Spanyol, sudah melakoni tujuh pertandingan pada awal musim 2016-2017. Sedangkan Bundesliga Jerman baru menyelesaikan matchday 6. Ligue sudah menyelesaikan pekan ke-8.

Banyak fenomena terjadi, termasuk tim-tim yang memiliki kejutan. Fenomena tak biasa bisa merujuk pada penampilan menawan, atau justru sebaliknya. Sebelum jeda internasional pekan lalu, beberapa tim unggulan ternyata bernasib buruk.

Tim-tim tersebut justru terpuruk, padahal pada awal musim sudah digadang-gadang bisa berada di papan atas, minimal duduk di area peringkat ke Eropa. Sayang, performa tak bagus membuat mereka terperosok ke papan bawah.

Berikut ini 4 klub Eropa yang secara mengejutkan justru berkutat di papan bawah kompetisi domestik di masing-masing negara.

2 dari 5 halaman

Valencia

1. Valencia
Tim raksasa La Liga Spanyol ini tampil buruk sejak awal musim. Padahal, beberapa rekrutan anyar disinyalir bisa mendongkrak performa mereka. Nani, Martin Montoya, Mario Suárez, Munir El Haddadi, Eliaquim Mangala dan Ezequiel Garay, menjadi personel anyar yang punya kualitas bagus.

Nyatanya, semua senjata tersebut tak memberi efek positif. Sampai laga ke-7, Valencia duduk di peringkat ke-18 dengan koleksi 6 angka. Los Che hanya mampu mengemas dua kemenangan dan 5 kekalahan.

Satu di antara faktor utama yang dianggap menjadi biang keladi adalah keputusan manajemen di bawah Peter Lim. Sejak dua tahun lalu, Valencia memiliki enam pelatih, termasuk Voro yang menjadi caretaker.

Tak heran jika keputusan untuk menggonta-ganti pelatih menjadi biang keladi kegagalan Valencia untuk banyak berbicara musim ini. Kesalahan dalam kebijakan transfer juga ikut andil.

Pada bursa transfer pemain musim panas tahun ini, Valencia melepas bomber tajam, Paco Alcacer ke Barcelona. Permainan Munir El Haddadi tergolong jauh dari Alcacer. Selain itu, kubu Mestalla juga kehilangan Andre Gomesm Sofiane Feghouli dan Shkodran Mustagi.

Tak heran jika Cesare Prandelli, yang kemungkinan besar menangani Valencia, akan menghadapi tantangan besar.

3 dari 5 halaman

Hamburg SV

2. Hamburg SV
Awal musim 2016-2017 menjadi satu di antara momen terburuk Hamburg. Mereka gagal memperlihatkan keperkasaan, dan harus puas berada di peringkat ke-18 sampai pekan ke-7.

Hamburg hanya menuai satu angka dan lima kekalahan. Pasukan Markus Gisdol hanya sanggup menuai 2 gol dan kebobolan 15 gol! Kondisi tersebut berbeda dengan apa yang mereka perlihatkan musim lalu.

Kepergian Bruno Labbadia ditengarai tak memberi pondasi kuat, sehingga pelatih pengganti tak sanggup meneruskan performa bagu sejak April tahun lalu.

Padahal, secara materi Hamburg SV masih memiliki beberapa bintang. Klub berjuluk Die Rothosen tersebut masih memiliki kiper Rene Adler, bek Emir Spahic, kapten Johan Djourou, gelandang Lewis Holtby, Aaron Hunt, Albin Ekdal sampai eks Barcelona, Alen Halilovic.

4 dari 5 halaman

Olympique Marseille

3. Olympique Marseille
Raksasa Ligue 1 ini sedang berada dalam kondisi kritis. Penyebab utama keterpurukan tim berlatar kepergian beberapa pemain kunci musim lalu, seperti Steve Mandanda, Andre Ayew, Dimitri Payet, Michy Batshuayi dan Andre-Pierre Gignac.

Kehilangan mereka menjadi tamparan keras bagi Marseille. Para pemain anyar belum bisa menggantikan peran penggawa yang pergi. Pelatih Franck Passi belum bisa memaksimalkan para pemain yang ada. Bahkan, sang arsitek tim terancam dipecat jika akhir pekan ini kembali menuai hasil buruk.

Saat ini Marseille berada di peringkat ke-14 klasemen sementara Ligue 1 2016-2017. Mereka mengoleksi 9 angka dari delapan pertandingan.

5 dari 5 halaman

Crotone

4. Crotone
Saat ini tim promosi Serie A tersebut berada di peringkat ke-20 alias juru kunci musim 2016-2017. Kondisi tersebut berada di luar dugaan, karena mereka lolos ke kompetisi kasta tertinggi Italia tersebut dengan bekal posisi runner-up Serie B musim lalu.

Sayang, tekanan berat kala harus bersaing dengan tim-tim mapan, membuat armada Davide Nicola kelabakan. Mereka seperti tak sanggup untuk menghadapi variasi serangan klub-klub yang sebelumnya sudah terlebih dulu berada di Serie A.

Kehilangan top skorer Ante Budimir dan pelatih Ivan Juric, ditengarai menjadi penyebab keterpurukan. Apalagi mereka tak bermain di rumah sendiri, dan harus berpindah ke markas klub Pescara, yang berjarak 400 kilometer.

Pada musim ini, Crotone baru mengemas 1 angka, hasil dari seri kontra Palermo di giornata 4 (18/9/2016). Produktivitas menjebol jala lawan tergolong rendah, karena baru mengemas 5 gol, berbanding dengan kebobolan 16 gol.

Sumber: Berbagai sumber

Saksikan cuplikan pertandingan dari Liga Inggris, La Liga, Liga Champions, dan Liga Europa, dengan kualitas HD di sini

Video Populer

Foto Populer