Sukses


Ricuh di Sepak Bola Turki, Pemain Gunakan Pisau Cukur Lukai Lawan di Lapangan

Istanbul - Tingkah brutal para pemain yang berlaga di Divisi tiga menodai sepak bola Turki. Kamera televisi bahkan sempat merekam benda tajam yang digunakan untuk melukai pihak lawan.  

Duel Sakaryaspor vs Amed SK seperti dilansir Metro.co.uk, Rabu (6/3/2019), diwarnai keributan antarpemain. Suasana mulai memanas bahkan sebelum pertandingan berlangsung. Para pemain terlibat cecok dan saling dorong sesaat setelah sesi berjabat tangan jelang kick off di Diyarbakır Stadium.

Dalam kejadian ini, pihak Sakaryaspor menuding gelandang Amed SK, Mansur Calar, melukai pemainnya dengan benda tajam. Aksi ini memicu keributan yang lebih besar. 

Sakaryaspor mengklaim sejumlah pemainnya harus dilarikan ke rumah sakit akibat cedera pada pertandingan yang berakhir dengan skor 1-1 itu. Sementara stasiun televisi lokal menyatakan bahwa benda tajam yang digunakan Calar sejenis pisau cukur.

"Setelah pertandingan, pemain-pemain kami dilarikan ke rumah sakit dan itu membuktikan bahwa luka mereka disebabkan oleh  benda tajam," bunyi pernyataan resmi Sakaryaspor. 

"Masalah ini benar-benar berada dalam ranah hukum," tulis Sakaryaspor. 

 

 

 

2 dari 3 halaman

Lapor Polisi

Sakaryaspor telah melaporkan kejadian ini secara resmi kepada polisi. Sementara pihak Amed SK berkeras tudingan yang dialamatkan kepada Calar tidak sesuai fakta. 

 

Ferhat Yazgan, pemain yang menjadi korban pisau cukur Calar kemudian mengunggah sejumlah foto luka yang dideritanya di media sosial Twitter. Tanda #shutdownamedspor yang disematkan dalam kicauannya bahkan sempat menjadi trending topic di Turki. 

Striker Sakaryaspor, Haci Dogru, juga mengunggah foto luka sayatan di wajahnya. 

 

 

3 dari 3 halaman

Panas Sebelum Laga

Sementara itu, keributan juga sempat pecah sebelum kedua tim masuk ke lapangan. Suporter Sakaryaspor berusaha menyerang pemain Amed SK yang berada di kamar ganti. 

 

Pimpinan Amed SK, Nurullah Edemen, sangat menyesalkan insiden ini. "Itu jelek, memuakkan dan tindakan yang tidak bermoral," ujarnya kepada Kurdistan 24. 

 

 

Video Populer

Foto Populer