Sukses


7 Perseteruan Mino Raiola dengan Klub-klub Raksasa Eropa, Paling Sering dengan Manchester United

Bola.com, Jakarta Mino Raiola merupakan agen pemain yang memiliki beberapa klien pemain top dunia. Sebut saja pemain seperti Paul Pogba, Zlatan Ibrahimovic hingga Erling Haaland merupakan kliennya. 

Sang agen dikenal sebagai sosok yang kontroversial. Dia tak pernah takut melontarkan opini-opini keras atau mengkritik klub secara terbuka.

Mino Raiola benar-benar punya kepercayaan diri tinggi. Baginya, tak ada klub yang perlu ditakuti, bahkan yang berlabel raksasa seperti Real Madrid, Barcelona, Manchester United, hingga Liverpool. 

Namun, Raiola memang dikenal sebagai agen pemain andal. Dia berperan besar dalam beberapa transfer terbesar dalam sejarah sepak bola. 

Tak heran, Mino Raiola punya banyak musuh selama kiprahnya sebagai agen pemain. Berikut ini beberapa perseteruannya dengan klub raksasa Eropa, seperti dilansir Planet Football, Kamis (20/2/2020). 

 

 

2 dari 8 halaman

1. AC Milan

Ketika Gianluigi Donnarumma masuk ke tim utama AC Milan pada usia 16 tahun, Mino Railo tak membuang waktu untuk berusaha membuatnya hengkang. 

Sang kiper mengejutkan AC Milan dengan menolak kontrak baru pada 2017, dan klub menilai itu semua gara-gara ulah Raiola. 

"Pada akhirnya, agen yang menang. Saya yakin, di dalam hatinya, Gigio (panggilan Donnarumma) tak yakin dengan keputusan ini," kata Manajer Umum AC Milan, Marco Fassone, kepada Gazzetta dello Sport.

"Ini jelas keputusan Raiola. Dia menggunakan pengaruhnya dan dia sangat berpengaruh terhadap Gigio. Cobalah berpikir sedetik, seorang pemain berusia 19 tahun dan agen besar dengan pengaruh besar. Bagaimana akhirnya?" sambung dia. 

Setelah melihat reaksi kemarahan fans, Donnarumma akhirnya berubah pikiran dan meneken kontrak baru berdurasi empat tahun di San Siro. 

 

3 dari 8 halaman

2. Real Madrid

Presiden Real Madrid, Florentino Perez, tak pernah punya waktu untuk Raiola. Tak heran sang agen melontarkan kritik terbuka untuk Los Blancos. 

"Saya adu mulut dengan Real Madrid, jika diperlukan. Saya pernah bilang ke Florentina Perez bahwa dia menggunakan pemain seperti sarung tangan. Jika dia tak menyukainya, dia akan mengambil sarung tangan lain. Dia tak menyukai kata-kata saya itu," kata Raiola ke Voetbal Magazine pada 2020.

"Jika Real Madrid tak menginginkan Pogba, itu bukan masalah. Mereka klub yang terbiasa membeli pemain seperti mencuci baju kemudian membuangnya ke tempat sampah," ujar Raiola kepada L'Equipe pada 2015.

"Mereka klub klub yang melihat bintang sepak bola dalam enam pertandingan di Piala Dunia dan kemudian membelinya. Pogba tak ingin klub seperti itu. Kami ingin Pogba pergi ke klub yang meyakini potensinya." 

Pogba akhirnya gabung Manchester United  dar Juventus. Tapi, bukan tak mungkin dia akan berakhir di Real Madrid. 

 

4 dari 8 halaman

3. Barcelona

Raiola ikut memfasilitasi kesepakatan yang membawa Zlatan Ibrahimovic ke Barcelona pada 2009. Namun, sang pemain kemudian bertengkar dengan pelatih Barcelona saat itu, Pep Guardiola dan kemudian terpinggirkan. 

Raiola tidak suka dengan perlakukan Barcelona terhadap kliennya tersebut. Dia menumpahkan rasa frustrasi dengan mengkritik Guardiola dan legenda Barcelona, Johan Cruyff. 

"Johan Cruyff bisa pergi ke neraka. Dia bukan siapa-siapa," kata Raiola kepada harian Swedia, Expressen, pada 2010, setelah berselisih dengan Cruyff.

"Dia sudah tua dan tak punya keberanian meneruskan karier manajemennya, karena tahu bagaimana melatih klub modern. Mengapa Cruyff tak bilang Zlatan tak cocok untuk sepak bola Spanyol sebelum Barcelona merekrutnya?"  

"Saya rasa Cruyff seharusnya berada di rumah sakit jiwa dengan Guardiola, sehingga mereka bisa duduk tenang dan bermain kartu bersama. Mereka akan membuat Barcelona untung," imbuh Raiola. 

Barcelona merespons pernyataan Raiola tersebut. El Barca membuat pernyataan resmi mengatakan memblok seluruh pembayaran yang tertunda ke Raiola dan akan mengambil langkah hukum. 

 

5 dari 8 halaman

4. Manchester United

Manchester United punya banyak cerita dengan Raiola. Sang agen terlibat dalam saga yang membuat Paul Pogba hengkang dari Old Trafford pada 2012. Sir Alex Ferguson saat itu sangat murka terhadap Raiola. 

Raiola dan Setan Merah kembali berselisih pada 2016, saat Pogba kembali ke Old Trafford bersama Henrikh Mkhitaryan dan Zlatan Ibrahimovic. 

Setelah itu, Raiola juga mengkritik perlakukan manajer MU, Ole Gunnar Solskjaer, terhadap Pogba dan saat ini berusaha membawa sang pemain kembali hengkang. 

"Italia seperti rumah kedua baginya (Pogba). Pertanyaannya apakah dia gembira? Anda tak bisa gembira jika tak berkompetisi untuk titel atau Liga Champions. Itu target setiap pemain top," kara Raiola menyindir MU, seperti dilansir Sky Sports

 

 

6 dari 8 halaman

5. Liverpool

Ibrahimovic bukan satu-satunya pemain kontroversial yang berada di bawah naungan Raiola. Mario Balotelli juga menjadi salah satu kliennya. 

Balotelli gabung Liverpool pada 2014 dengan banderol 16 juta euro dari AC Milan, sebagai pengganti Luis Suarez. Tapi, manuver itu malah berubah jadi mimpi buruk. 

Sang striker hanya mencetak empat gol dalam 28 penampilan, kemudian kembali ke AC Milan dengan status pinjaman, dan selanjutnya berlatih bersama tim cadangan Liverpool sebelum gabung Nice pada 2016. 

"Pada akhirnya direktur Liverpool mengakui Jurgen Klopp tak adil," kata Raiola kepada La Gazzetta dello Sport.

"Saya tak ingin menilainya sebagai pelatih, meskipun menurut saya dia bukan pelatih hebat. Tapi, saya tak yakin dia menyadari kami bicara tentang seorang manusia. Mario seorang teladan. Dia tak pernah protes bahkan ketika latihan sendirian." 

"Tak cukup bilang Klopp tak adil. Dia brengsek," imbuh Raiola. 

Namun, Klopp tak sependapat dengan analisis Raiola dan mengklaim Liverpool tak salah apa pun. "Kami tak mengisolasinya. Saya tak tertarik dengan hal-hal seperti itu. Ini dunia bebas. Dia bisa bilang apa pun. Tak masalah," ujar Klopp.

 

7 dari 8 halaman

6. Ajax

Pada awal 2000-an, Raiola menjadi agen beberapa talenta Ajax. Dia menjadi perwakilan Maxwell, Mido, Zdenek Grygera, dan Zlatan Ibrahimovic.

Sang agen mulai merecoki skuat Ajax dan memotori kepindahan Zlatan Ibrahimovic ke Juventus pada 2004. Ajax murka dua tahun berselang ketika rekaman percakapan telepon pada 2004 antara managing director Juventus, Luciano Moggi dan Raiola, dirilis. 

"Anda dan Ibra terus bikin masalah. Larang dia untuk berlatih," kata Moggi. 

"Besok, saya akan membuat sang pemain di rumah sepanjang hari. Dia tak akan muncul berlatih. Kemudian saya punya janji dengan direktur Ajax pada siang, tapi saya akan datang pada pukul 2," jawab Raiola. 

Ajax juga menuding Raiola yang membujuk Maxwell dan Grygera tak memperbarui kontrak, sehingga keduanya hijrah ke Italia dengan bebas transfer. 

Ajax menolah berbisnis dengan Raiola selama beberapa tahun hingga Martin Jol menjadi manajer klub tersebut pada 2009. 

 

8 dari 8 halaman

7. Napoli

Mino Raiola membujuk Marek Hamsik meninggalkan Napoli dan gabung klub Eropa yang lebih besar pada 2012. Namun, kepindahan tersebut diblok Presiden Napoli, Aurelio De Laurentiis.

"Dia (Raiola) adalah rasa sakit di punggung, yang selama beberapa tahun berusaha membuat Hamsik hengkang," kata De Laurentiis.

Tentu saja Raiola mengkritik balik. Respons Raiola cukup mengesalkan, membandingkan sang presiden dengan pemimpin fasis. 

"De Laurentiis mengancam para pemain bintangnya. Visinya sebagai pemimpin mirip seorang ditaktor. Dia punya mentalitas seperti Mussolini," kecam Raiola. 

"Hamsik seorang juara yang hebat, tapi cepat atau lambat, jika dia ingin menjadi pemain top, dia harus pergi ke klub yang secara reguler bermain di Liga Champions." 

Kali ini, usaha Raiola gagal total. Sang gelandang tetap bertahan, menghabiskan tujuh tahun berikutnya di Napoli. 

Sumber: Planet Football

Video Populer

Foto Populer