Sukses


5 Taktik Brilian Jose Mourinho saat Inter Milan Tumbangkan Barcelona pada Liga Champions 2010

Bola.com, Jakarta - Barcelona pada era Pep Guardiola (2008-2012) pernah merajai sepak bola dunia. Hampir semua gelar bergengsi yang tersedia berhasil direngkuh El Barca. 

Barcelona begitu kuat, nyaris tidak terkalahkan, sampai akhirnya bertemu Jose Mourinho dan Inter Milan di semifinal Liga Champions 2010.

Saat itu Barca baru saja menjalani musim ajaib pada 2009. Lionel Messi dan kawan-kawan meraih 6 trofi tahun itu. Messi juga dinobatkan sebagai pemenang Ballon d'Or. Seharusnya Barca tidak terkalahkan.

Betapa tidak, Barca menyuguhkan gaya bermain indah dengan sebutan tiki-taka. Guardiola benar-benar membentuk era baru dengan gaya sepak bola yang mungkin hanya bisa diimpikan sebagian besar klub lain.

Inter Milan, di sisi lain, merupakan tim pragmatis yang berorientasi pada hasil akhir. Filosofi sepak bola Mourinho benar-benar bertolak belakang dengan Guardiola, meski pada musim pertamanya Jose Mourinho berhasil membawa Inter Milan menjuarai Serie A dan Coppa Italia.

Lalu, keduanya bertemu di semifinal Liga Champions. Barcelona vs Inter atau Guardiola vs Mourinho. Saat itu, mereka mungkin tidak sadar akan menyuguhkan salah satu duel Liga Champions terbaik dalam sejarah.

Di atas kertas Barca sangat kuat, diprediksi menang, tapi harus menempuh perjalanan jauh ke Milan untuk memainkan leg pertama. Di sana, mereka menghadapi tim yang menyimpan kejutan dan takluk 1-3. Barca unggul lebih dahulu lewat gol Pedro (19), tapi tidak berdaya membiarkan Inter membalas lewat Wesley Sneijder (30), Maicon (28), dan Diego Milito (61).

Kekalahan itu diyakini merupakan salah satu pertandingan terbaik di Liga Champions. Barca tidak berkutik melawan Inter Milan yang menemukan taktik tampil tangguh di San Siro.

Jose Mourinho juga menegaskan statusnya sebagai The Special One dengan kemenangan tersebut, bukti kegeniusannya. Kini, mengenang kembali momen tersebut, sebenarnya apa yang dilakukan Inter Milan untuk mengalahkan Barca?

 

2 dari 9 halaman

1. Menciptakan Penjara untuk Messi

Mourinho menurunkan formasi diamond di lini tengah untuk membatasi ruang gerak Barcelona. Gelandang-gelandangnya terus berkomunikasi dengan bek kiri untuk menghentikan ancaman Lionel Messi, yang saat itu lebih sering bermain antara lini.

Singkatnya, Mourinho menciptakan 'penjara' untuk menetralisir Messi. Taktik ini berhasil, bahkan kemudian dicontoh banyak tim lain yang melawan Barca kemudian.

Saat itu, Mou menyanyikan pujian untuk dua gelandangnya, Thiago Motta dan Esteban Cambiasso, yang bermental baja.

 

3 dari 9 halaman

2. Mengeksploitasi Kelemahan Maxwell

Mourinho memberi contoh bagaimana caranya menyulitkan Barcelona. Dia mengeksploitasi Maicon, bek sayap yang cenderung ofensif, serta Samuel Eto'o, yang sering membuat kombinasi dengan Maicon.

Dua pemain ini benar-benar merepotkan pertahanan Barca, khususnya Maxwell. Mourinho dapat dikatakan menilai Maxwell sebagai titik lemah Barca, dan itu terbukti benar.

Dia tahu Maxwell cenderung menyerang dan buruk saat harus kembali ke situasi defensif dengan cepat. Maicon ada untuk memanfaatkan kelemahan ini, dia seringkali lebih cepat dari Maxwell.

 

4 dari 9 halaman

3. Serangan Balik

Duel di San Siro ini sempat menyulitkan untuk Inter Milan. Bagaimanapun mereka melawan tim terbaik di dunia. Barca unggul lebih dahulu lewat Pedro (19), Inter membalas lewat Sneijder (30).

Uniknya, saat itu Mourinho menjamin pertandingan di babak kedua akan berbeda. Dia menegaskan pada para pemain jika terus menerapkan skema serangan balik, Barca pasti akan kewalahan.

Ucapan Mourinho terbukti, Inter Milan 'hanya' menang 3-1. Hampir semua gol mereka tercipta lewat skema serangan balik.

Guardiola, tentu, mengeluhkan gaya bermain Inter Milan. "Jika kostum Messi ditarik tiga kali, mereka mencetak gol dengan serangan balik, saya tidak bisa melakukan apa pun."

 

5 dari 9 halaman

4. Pemain Tampil sampai Berdarah-darah

Selain taktik serangan balik yang tepat, Mourinho beruntung punya pemain-pemain yang benar benar memberikan segalanya untuk tim. Skuad Inter benar-benar tampil habis-habisan selama 90 menit.

Mourinho mengatakan pemainnya rela berdarah-darah untuk mengalahkan Barca. Itu benar, Maicon bahkan kehilangan gigi karena benturan di lapangan.

Kemenangan Inter Milan adalah bukti bahwa taktik saya tidak cukup, perjuangan para pemain juga salah satu elemen penting.

 

6 dari 9 halaman

5. Barcelona Tidak Tahu

"Saya tidak tahu bagaimana kami bisa kalah," kata Pedro. "Ini merupakan salah satu hari terburuk saya sebagai pemain Barca."

Pedro mungkin bukan satu-satunya pemain Barca yang merasa demikian. Ya, mereka merupakan tim terkuat yang menjuarai Liga Champions dua musim sebelumnya, seharusnya bisa meraih gelar yang ketiga beruntun.

Namun, di hadapan Inter Milan yang pragmatis, Barca memahami bahwa sepak bola bukan hanya soal umpan-umpan indah. Ada banyak cara untuk menang.

 

7 dari 9 halaman

Leg Kedua

Setelah kemenangan 3-1 di leg pertama, Inter Milan melawat ke Camp Nou dengan satu misi: tidak kalah dengan skor besar supaya tetap lolos.

Jose Mourinho tentu mahir melakukannya. Dia tahu betul bagaimana caranya merancang tim dan taktik demi hasil akhir, bukan demi permainan indah.

Inter takluk 0-1 di Camp Nou dengan taktik parkir bus yang dikenal sampai sekarang. Satu-satunya gol Barca lahir lewat aksi Gerard Pique di menit ke-84.

 

8 dari 9 halaman

Statistik Inter Milan Vs Barcelona (Leg 1)

Gol: 3 - 1

Total shots: 9 -10

Shot on target: 5 - 7

Possession: 29% - 71%

Umpan sukses: 66% - 89 %

Dribel sukses: 6- 9

Tekel: 19 -14

 

9 dari 9 halaman

Statistik Barcelona vs Inter Milan (leg II)

Gol: 1-0

Total shots: 20 - 1

Shot on target: 4 - 0

Possession: 86% - 14%

Umpan sukses: 94% - 53%

Dribel sukses: 17 - 4

Tekel: 16 - 18

Sumber: Independent, Whoscored

Disadur dari: Bola.net (Penulis Richard Andreas, published: 3/4/2020)

Video Populer

Foto Populer