Sukses


5 Serdadu Tua Pemenang Piala Dunia yang Berjuang Keras Bertahan Menjaga Kelangsungan Karier di Level Klub

Bola.com, Jakarta - Memenangkan Piala Dunia dianggap sebagai puncak karier pesepak bola profesional, dan hanya segelintir pemain sepanjang sejarah yang beruntung bisa mengangkat trofi paling bergengsi di seantero muka bumi tersebut.

Fakta bahwa Piala Dunia hanya digelar setiap empat tahun sekali menambah makna sebuah pencapaian juara. Tak semua pesepak bola dalam kariernya bisa bermain berkali-kali di Wold Cup. Paling banter mereka hanya mencicipi event akbar ini dua atau tiga kali.

Kiprah mereka di Piala Dunia juga dipengaruhi prestasi negara mereka. Banyak pemain hebat di level klub hanya gigit jari tak bisa tampil di turnamen satu ini karena negaranya masuk kategori papan bawah di persaingan alite sejagat.

Biasanya kesuksesan seorang pemain mengangkat Piala Dunia diikuti dengan peningkatan reputasi. Nilai jual pemain melonjak tajam. Kesempatan mereka berkiprah di klub elite terbuka lebar.

Walau hal itu juga tak bisa dijadikan pegangan absolut. Banyak pemain veteran juara Piala Dunia hanya menikmati karier singkat di level elite klub. Paul Pogba, Toni Kroos, Sergio Ramos, dan Kylian Mbappe contoh pemain-pemain juara Dunia yang ada di puncak popularitas bersama klubnya.

Situs Sportskeeda mengajak pembaca Bola.com melihat kiprah pemain-pemain pemenang Piala Dunia yang telah melewati masa emas namun masih bisa eksis di level klub. Siapa saja mereka?

Video

2 dari 6 halaman

Adil Rami

Adil Rami adalah anggota tak terpakai dari skuad Prancis yang memenangkan Piala Dunia di Rusia 2018. Dia mengumumkan pengunduran dirinya segera setelah turnamen, meskipun anehnya dia dipanggil untuk pertandingan berikutnya (tanpa sekalipun tampil di lapangan).

Kehadiran beberapa bek tengah mapan seperti Raphael Varane, Laurent Koscielny dan Samuel Umtiti membuat Rami tidak menjadi mapan di kancah internasional di masa jayanya, dan ia pensiun dengan hanya 36 caps.

Karier klub Rami telah membuatnya mewakili beberapa klub di berbagai negara Eropa, tetapi ia lebih sering dikaitkan dengan kesuksean di pentas La Liga, di mana ia menghabiskan lima tahun antara Valencia dan Sevilla.

Sang pemain sempat bergabung dengan klub Rusia Sochi setelah mengakhiri kontraknya dengan Fernabache pada Februari 2020. Namun, dengan musim yang dibatasi karena pandemi COVID-19 tidak lama kemudian, ia meninggalkan Sochi tanpa memainkan satu pertandingan pun.

Sekarang ia berkiprah di Liga Primeira Portugal dengan membela Boavista. Sejauh ini Rami membuat lima penampilan di kompetisi untuk tim yang terancam degradasi, meskipun dia telah absen karena cedera otot sejak Desember.

3 dari 6 halaman

Sami Khedira

Sami Khedira memiliki karier yang fenomenal di level klub dan timnas.

Meskipun bukan pemain yang paling berbakat secara teknis, pemain berusia 33 tahun ini memiliki keuletan dan efisiensi, yang membuatnya unggul di level tertinggi permainan.

Mengawali karier bersama VfB Stuttgart, Khedira ditunjuk sebagai pengganti kapten Michael Ballack yang cedera di Piala Dunia 2010. Dia menjadi komponen kunci dari tim Jerman yang banjir pemain muda kreatif.

Dia bermain di semua pertandingan Jerman di Afrika Selatan dan merupakan anggota skuat utama dari tim yang mencapai semifinal Piala Eropa 2012 dua tahun kemudian.

Meskipun menderita cedera ACL jangka panjang, Khedira pulih tepat waktu untuk masuk dalam skuad Piala Dunia 2014 Jerman, meskipun cedera yang dideritanya saat pemanasan untuk final membuatnya absen bertanding saat negaranya memenangkan dunia ke-4 mereka.

Karier klub Khedira juga sangat berwarna. Ia menikmati lima musim sukses di Real Madrid yang dilanjutkan di Juventus.

Kariernya dalam beberapa tahun terakhir, bagaimanapun telah dirusak oleh cedera kambuhan. Tiga musim terakhir sang jangkar hanya 22 kali bermain di Serie A.

Sejauh ini, Khedira belum mendapatkan satu menit aksi untuk Bianconeri di semua kompetisi.

Laporan terbaru di media menunjukkan bahwa kepindahan dari Turin tinggal menunggu waktu saja. Ia disebut-sebut bakal merapat ke Everton.

 

4 dari 6 halaman

Cesc Fabregas

Di masa jayanya, Cesc Fabregas tidak diragukan lagi adalah salah satu gelandang serang terbaik di dunia. Dia adalah anggota kunci dari skuad Spanyol di Piala Dunia 2010.

Di puncak kariernya, Fabregas membela klub besar macam Arsenal, Barcelona, dan Chelsea.

Fabregas sangat menyenangkan untuk ditonton pada masanya, dan tidak ada pertahanan yang tidak bisa ditembus dengan bola terobosannya yang memesona. Ia juga gelandang yang produktif mencetak gol.

Meninggalkan Chelsea pada musim panas 2019, Fabregas kemudian bergabung dengan tim Ligue 1 Monaco. Meski tidak lagi menjadi pusat perhatian, ia masih mewakili klub tersebut dengan kemampuan terbaiknya, dengan 45 penampilan di semua kompetisi.

5 dari 6 halaman

Andres Iniesta

Nama Andres Iniesta melegenda dengan mencetak gol kemenangan di perpanjangan waktu final Piala Dunia 2010 untuk membantu Spanyol mengangkat gelar dunia pertama mereka.

Mantan kapten Barcelona secara luas dianggap oleh banyak orang sebagai gelandang terhebat dalam sejarah dan memang demikian kenyataannya. Dia mendefinisi ulang perannya, dengan pasangannya bersama Xavi melambungkan klub dan negara ke ketinggian yang sebelumnya tidak terbayangkan.

Pemain berusia 36 tahun itu membuat 131 penampilan untuk Spanyol sebelum mengumumkan pengunduran dirinya setelah Piala Dunia 2018. Iniesta menghabiskan 16 musim yang sangat sukses bersama Barcelona dan membantu klub itu mencapai era gemilangnya sebelum pergi pada 2018, setelah memenangkan segalanya.

Dia menandatangani kontrak dengan klub J-League Vissel Kobe dan sejauh ini telah membuat 35 penampilan di semua kompetisi untuk tim Jepang itu, membantu mereka memenangi Piala Kaisar dan Piala Super Jepang.

6 dari 6 halaman

Lukas Podolski

Tidak seperti kebanyakan pemain dalam daftar ini, Lukas Podolski tidak memiliki karier klub yang luar biasa. Namun, ia selalu mempertontonkan aksi yang terbaik untuk pentas internasional bersama Jerman.

Namun demikian, ia sempat beberapa tim elit seperti Bayern Munchen dan Arsenal. Podolski sempat bertualang ke Vissel Kobe, Galatasaray, dan klub kampung halaman FC Koln.

Di Timnas Jerman ia amat luar biasa. Lukas mengantungi 130 caps periode 2004 dan 2017. Sang penyerang serbabisa tampil di tiga Piala Dunia dan mencetak total 49 gol.

Penampilannya di Piala Dunia 2006 di tanah air membuatnya dinobatkan sebagai Pemain Muda Terbaik di turnamen tersebut. Delapan tahun kemudian, ia adalah salah jadi andalan saat Jerman akhirnya mengakhiri penantian 24 tahun mereka untuk kejayaan Piala Dunia.

Setelah meninggalkan Vissel Kobe pada 2019, Podolski menandatangani kontrak satu setengah tahun dengan klub Super Liga Turki Antalyaspor pada Januari 2020.

Sumber: Sportskeeda

Video Populer

Foto Populer