Sukses


Kisah Heroik Edouard Mendy: Dulu Pengangguran, Hampir Tinggalkan Sepak Bola, Kini Juara Piala Afrika 2021

Bola.com, Jakarta - Penjaga gawang Chelsea dan Timnas Senegal, Edouard Mendy kembali menikmati prestasi gemilang di tahun 2022. Prestasi terbaru berhasil disabetnya kali ini bersama negaranya di ajang Piala Afrika 2021.

Senegal menjuarai Piala Afrika 2021 dengan menumbangkan Mesir lewat adu penalti 4-3 (0-0) di Paul Biya Stadium, Olembe, Kamerun, Senin (7/2/2022) dini hari WIB.

Gelar juara Piala Afrika 2021 melengkapi kesuksesannya sebagai penjaga gawang hebat. Tahun lalu tepatnya pada 5 Mei 2021, Edouard Mendy berhasil membawa Chelsea meraih trofi Liga Champions musim 2020/2021.

Sekaligus menjadi hari yang bakal dikenang Edouard Mendy sepanjang masa. Bagaimana tidak, untuk pertama kalinya ia berhasil meraih medali juara Liga Champions bersama Chelsea.

Padahal sebelum laga final Liga Champions, Mendy sempat diragukan tampil karena cedera yang didapat di ajang Premier League. Pelatih Thomas Tuchel tetap memainkan Edouard Mendy yang ternyata sembuh sebelum laga final.

Hasilnya luar biasa, Edouard Mendy tampil brilian dan membawa Chelsea mengangkat trofi si kuping besar untuk kedua kali sepanjang sejarah, setelah menggasak Manchester City di final lewat gol tunggal Kai Havertz.

 

 

2 dari 5 halaman

Dulu Pengangguran

Pada tahun 2014, tidak ada yang menginginkan Edouard Mendy. Pada usia 22 tahun, ia dilepas oleh klubnya yaitu Cherbourg setelah melakoni 26 laga di semua kompetisi. Setelah setahun tidak memiliki klub, bisa disimpulkan kalau masa depan Mendy di dunia sepak bola suram.

Mendy berusaha melupakan mimpi-mimpi karir sukses di dunia sepak bola. Ia berkunjung ke Le Havre, tak jauh dari tempatnya bertumbuh, untuk mencari pekerjaan. Sepak bola tidak lagi jadi profesi yang diharapkan.

Di masa-masa menganggur itu, Mendy mengisi waktu dengan memperkuat tim-tim yang bermain di kasta bawah. Ia diberi kesempatan untuk memperkuat Marseille B yang bermain di divisi lima, kemudian bergabung dengan Reims B.

3 dari 5 halaman

Perubahan Nasib

Reims, yang bermain di Ligue 2, melihat potensinya dalam menjaga gawang dan langsung memberinya kesempatan untuk bermain bersama skuad inti. Dari sinilah, nasib Mendy berubah drastis.

Mendy masih harus bersabar ketika mendapatkan seragam tim utama Reims. Ia ditugaskan sebagai penjaga gawang kedua dan hanya mampu bermain sebanyak 11 kali dalam semua kompetisi pada musim perdananya bersama Reims.

Barulah di tahun berikutnya, ia mendapatkan peran sebagai No.1. Ia langsung menjadi sosok penting dalam keberhasilan Reims promosi ke Ligue 1 dan mencatatkan 34 penampilan di semua kompetisi. Tentu saja, ia kembali menjadi starter pada musim berikutnya lagi.

Di tahun 2019, Mendy pindah ke Rennes dengan harga empat juta euro. Lagi-lagi, ia mendapatkan pencapaian yang cukup membanggakan. Berkat dirinya, Rennes bisa duduk di posisi tiga sembari merasakan sepak bola Eropa dalam ajang Liga Europa.

Banyak orang menyanjung kualitas Mendy tanpa tahu apa yang harus dilaluinya di masa lalu. Saat itu, Mendy tengah berpikir untuk meninggalkan dunia sepak bola dan mencoba peruntungannya di bidang pekerjaan lain.

"Saya harus mengambil tunjangan pengangguran [di tahun 2014] agar saya bisa mendediksikan diri sepenuhnya untuk sepak bola," ujar Mendy seperti yang dikutip dari Reuters.

"Jika seseorang mengatakan kepada saya enam tahun lalu bahwa saya bisa mencapai titik ini, saya tidak akan repot-repot melihat atau bahkan mendengarkan mereka," lanjutnya.

"Saya benar-benar ragu apakah saya akan melanjutkan ini... rasanya sangat sulit. Pasangan saya sedang mengandung anak pertama dan tunjangan pengangguran tidak akan cukup... saya pun mulai mencari pekerjaan lain."

4 dari 5 halaman

Sukses di Chelsea

Hanya perlu satu musim buat Mendy untuk menarik perhatian banyak klub Eropa. Setelah dikaitkan dengan banyak klub, pria berusia 29 tahun itu lalu memilih Chelsea sebagai labuhan berikutnya.

Ia diproyeksikan sebagai pengganti Kepa Arrizabalaga yang mengalami penurunan performa. Bukan tugas yang sulit buat dirinya. Mendy diprioritaskan dalam laga-laga penting karena kemampuannya lebih baik dibandingkan kiper termahal di dunia itu.

Mendy mengakhiri musim 2020/21 dengan 45 penampilan, 30 kali kebobolan dan 25 clean sheet di semua kompetisi yang dijalani Chelsea, serta satu trofi Liga Champions. Sesuatu yang takkan mungkin diraihnya jika mendapatkan pekerjaan di Le Havre beberapa tahun lalu.

5 dari 5 halaman

Juara Bersama Negaranya

Timnas Senegal berhasil meraih gelar Piala Afrika perdananya usai mengalahkan Mesir di partai final melalui drama adu penalti. Edouard Mendy mencetak rekor tersendiri.

Mendy menjadi kiper pertama dan satu-satunya yang mampu menciptakan Clean Sheets atau nirbobol di final Piala Afrika dan final Liga Champions.

Gawang Edouard Mendy tidak pernah kebobolan untuk dua pertandingan krusial sekelas final Liga Champions dan Piala Afrika. Catatan yang barangkali akan sulit dikejar pemain lain.

Sumber: dari Berbagai Sumber

Video Populer

Foto Populer