Bola.com, Jakarta - Bursa transfer musim panas 2023 telah ditutup untuk kompetisi sepak bola Eropa. Jika melihat ke belakang, bursa transfer selalu menyajikan drama.
Drama itu bisa saja merupakan cerita indah atau kegagalan tim dalam merekrut pemain bidikan.
Baca Juga
3 Pemain Inter Milan yang Berpotensi Bersinar di Euro 2024 usai Meraih Scudetto: Jagoan Timnas Italia sampai Senjata Rahasia Prancis
3 Cara Liverpool Kejar Keajaiban demi Lolos ke Semifinal Liga Europa
5 Aturan Aneh di Sepak Bola: Mulai dari Adu Penalti, Celana Panjang Khusus Kiper, sampai Kartu Merah Sebelum Laga
Advertisement
Dalam sejarahnya, begitu banyak mega transfer yang tampaknya bakal berhasil, tapi kemudian gagal begitu saja.
Contohnya David de Gea. Mungkin banyak yang tidak tahu, pada Deadline Day transfer tahun 2015, ia nyaris meninggalkan Atletico Madrid untuk pergi ke rival sekota, Real Madrid.
Namun gara-gara Real Madrid gagal menyelesaikan beberapa dokumen transfer, kepergian David de Gea harus gagal.
Nah selain David de Gea, Bola.com mengajak pembaca mengetahui tiga transfer besar yang gagal terjadi.
Kylian Mbappe ke Real Madrid
Isu lama kepindahan Kylian Mbappe ke Real Madrid tampaknya ditakdirkan untuk diselesaikan ketika jendela transfer dibuka pada bulan Juni 2022, tetapi yang terjadi sebaliknya.
Pemain Timnas Prancis itu menolak pinangan Real Madrid untuk menandatangani kontrak baru dengan sederet klausul aneh dengan PSG.
Advertisement
Kylian Mbappe pun menandatangani perpanjangan kontrak tiga tahun dengan PSG untuk menolak pindah ke Real Madrid.
Selain mengantongi upah mingguan sekitar satu juta euro per pekan, Mbappe mendapat hak istimewa untuk mengambil keputusan di luar lapangan termasuk perekrutan pemain sampai penunjukan pelatih.
Advertisement
Wesley Sneijder ke MU
Nama Wesley Sneijder sempat terus-menerus dikaitkan dengan kepindahan ke MU selama periode keemasannya. Namun Kepindahan Wesley Sneijder ke MU tidak pernah benar-benar terjadi
Setelah mengklaim treble dengan Inter Milan tahun 2010, salah satu di antara Sneijder atau rekan setimnya Samuel Eto'o harus pergi untuk menyeimbangkan finansial tim.
Advertisement
Pelatih Inter Milan kala itu, Gian Piero Gasperini memilih untuk mendepak Eto'o dan mempertahankan Sneijder.
Pada sebuah wawancara, Sneijder menceritakan betapa dekatnya ia dengan kepindahan ke MU. "Kami melakukan beberapa pembicaraan dengan Alex Ferguson pada 2010," kata Sneijder.
"Pihak MU menghubungi Inter setelah musim treble kami, tetapi Inter meminta terlalu banyak uang dan di sisi lain saya juga senang di Inter jadi saya memutuskan untuk bertahan," lanjutnya.
Steven Gerrard ke Chelsea
Steven Gerrard tampaknya ditakdirkan untuk bergabung dengan Chelsea selama dua musim panas berturut-turut, tetapi ikon Liverpool itu tidak dapat berpaling dari klub masa kecilnya.
Pertama momen setelah Euro 2004. Dua pemain Chelsea sekaligus John Terry dan Frank Lampard menggoda Gerrard untuk pindah selama memperkuat Timnas Inggris.
Advertisement
Pada sebuah wawwancara, John Terry menceritakan Gerrard sempat tergoda. "Stevie benar-benar mengatakan sejak hari pertama dia tidak ingin pergi dari Liverpool tetapi pada akhirnya, dia agak berbalik," cerita Terry.
Tawaran 20 juta paun Chelsea ditolak oleh Liverpool pada tahun 2004 tetapi godaan lebih berat muncul musim panas berikutnya.
Advertisement
Keluarga Buat Gerrard Bertahan di Liverpool
Sebulan setelah mengangkat trofi Liga Champions, negosiasi kontrak antara Gerrard dan Liverpool terhenti, meskipun The Reds menawarkan gaji 100 ribu paun per pekan.
Kemudian manajemen Chelsea datang dengan tawaran 32 juta paun yang ditolak oleh Liverpool. Tapi Gerrard menyatakan niatnya untuk pergi.
Advertisement
Setelah mendengar berita itu, keluarga Gerrard bersatu dan meyakinkannya untuk tetap setia pada klub masa kecilnya. Dia menandatangani kontrak baru dengan Liverpool sehari kemudian.