Sukses


Cerita Pil Pahit Kebobolan 31 Gol jadi Tayangan Khusus, Bisa Menjadi Inspirasi dan Spirit Timnas Indonesia ?

Bola.com, Jakarta Menang atau kalah dalam sepak bola itu biasa. Tapi, kalau kalahnya sampai kebobolan puluhan kali apa kata dunia? Kenyataan terpahit itu pernah dialami Samoa Amerika.

Sebelum panjang lebar, teropong dulu di mana letak Samoa Amerika. Secara resmi, Samoa Amerika disebut Territory of American Samoa dan merupakan bagian timur kepulauan Samoa, terletak di zona Samudera Pasifik.

Di utara, negara ini berbatasan dengan Kepulauan Tokelau dan di selatan berbatasan dengan Kepulauan Coo. Sementara di barat daya berbatasan dengan negara Fiji, negara Tonga, dan negara Vanuatu, serta di barat laut berbatasan dengan Tuvalu.

Saat kualiafikasi Piala Dunia 2002 lalu, Samoa Amerika bentrok kontra Australia di International Sports Stadium, Coffs Harbour, Australia, 11 April 2001. Semua orang memprediki, tim tamu bakal kesulitan menghadapi tuan rumah yang dimotori pemain-pemain sarat pengalaman.

Yuk gabung channel whatsapp Bola.com untuk mendapatkan berita-berita terbaru tentang Timnas Indonesia, BRI Liga 1, Liga Champions, Liga Inggris, Liga Italia, Liga Spanyol, bola voli, MotoGP, hingga bulutangkis. Klik di sini (JOIN)

Prediksi itu jitu. Samoa Amerika yang diarsiteki Tunoa Lui dibantai 0-31! Skor itu bukanlah kekalahan telak pertama yang pernah mereka rasakan dalam 30 laga terakhir selama 30 tahun.

Jauh sebelumnya, saat Samoa Amerika diarsiteki pelatih asal Belanda, Thomas Rongen yakni pada 2011, mereka juga tak pernah lepas dari kekalahan. Keputusan Rongen menukangi negara itu cukup menarik. Ketika ditawari menjadi arsitek tim, pria yang kini berusia 67 tahun langsung mengambil kesempatan pindah ke negara yang dianggap surga Pasifik Selatan.

Tugasnya sangat berat, mempersiapkan Samoa Amerika di pertandingan Kualifikasi Piala Dunia 2014. Rongen yang pernah bermain bersama legenda seperti Johan Cruyff dan George Best di AS sebelum menjadi pelatih Major League Soccer, hanya memiliki waktu tiga minggu masa persiapan.

 

2 dari 4 halaman

Mulai Dilihat

Namun tugas yang tampaknya mustahil ini ternyata menjadi penyelamat. Singkat cerita, di bawah besutan Rongen, Timnas Samoa Amerika mulai diperhitungkan. Itulah awal kebangkitan mereka di pentas balbalan, meski terus dihantui pembantaian 31 gol oleh Australia.

Kini, American Samoa berada di posisi 188 dunia, ranking FIFA per 22 Desember 2022. Kisah mereka lalu diangkat ke layar kaca berupa film dokumenter pada 2014 berjudul 'Next Goal Wins'.

Beberapa waktu kemudian, kisah mengharukan itu selanjutnya diangkat menjadi film Hollywood berjudul sama oleh sutradara Taika Waititi, dengan Michael Fassbender sebagai Thomas Rongen. Kisah klasik ini akan dirilis pada Boxing Day.

Cerita kali ini bakal menampilkan sepak terjang Thomas Rongen kala menghadapi skuad yang tidak fit bertahan selama 90 menit. Namun, pada akhirnya mereka bisa merasakan manisnya kemenangan ketika membekuk Tonga dengan skor 2-1, pada November 2011.

Film ini juga berfokus pada pemain bintang Jaiyah “Johnny” Saelua, pesepakbola transgender pertama yang bermain sebagai pemain internasional. Bagi Thomas Rongen, dalam cuplikan film tersebut, ia sadar tugas berat yang ada di hadapannya ketika ia menonton beberapa pertandingan di sebuah turnamen sebelum bertemu dengan timnya.

 

3 dari 4 halaman

Alur Cerita

Pada satu elemen cerita, Rongen mengungkapkan, pasukannya masih mengalami luka mental akibat kekalahan memalukan Australia, 10 tahun sebelumnya. Lebih parah, pada suatu ketika, mereka akan bermain di luar negeri, namun dari 20 pemain, 19 di antaranya tak memiliki paspor.

Walhasil, tim senior digantikan skuad baru yang terdiri dari pemain-pemain berpengalaman, dengan rata-rata usia 19 tahun. Satu di antaranya adalah Jaiyah, baru berusia 15 tahun.

Kiper Nicky Salapu adalah satu-satunya anggota skuad asli yang dapat menunjukkan paspor yang diperlukan. Sang sutradara, Taika, warga Maori dari Selandia Baru, yang menikah dengan penyanyi Inggris Rita Ora, mengatakan 'Next Goal Wins' terinspirasi film dokumenter tahun 2014.

 

4 dari 4 halaman

Komentar Khusus

Ia mengungkapkan sesuatu ke penonton di Festival Film Toronto tahun ini. “Saya menonton film dokumenter tersebut beberapa tahun yang lalu dan saya pikir itu adalah cerita yang harus saya ceritakan, dan membuatnya menjadi lebih mengesankan dan heroik," jelasnya.

Pada sisi alur cerita, semuanya berjalan oke, termasuk kisah sang pelatih yang berhasil pembawa perdamaian di Samoa Amerika. Namun dalam film tersebut ia awalnya digambarkan sebagai orang jahat, terutama jika menyangkut identitas Jaiyah.

Jaiyah mengubah namanya secara resmi pada tahun 2017 dan bertransisi sepenuhnya dua tahun kemudian. Ia berada di balik film tersebut tetapi menegaskan ketegangan antara dia dan Thomas sangat dibesar-besarkan, dan menyebut hubungan mereka “tidak buruk”.

Meski mengalahkan Tonga, Samoa Amerika gagal lolos ke Piala Dunia 2014. Mereka kembali bermain imbang 1-1 melawan Kepulauan Cook, tetapi kalah lagi ketika bersua Samoa, 0-1.

Namun, di bawah kepemimpinan Thomas mereka menemukan optimistis. Satu yang unik, nama Thomas Rongen kini mencuat lagi untuk menukangi Samoa Amerika dalam sisa perjalanan Kualifikasi Piala Dunia 2026. Padahal, sekarang ada Thomas Luvu yang jadi arsitek tim.

Sumber : The Sun

Video Populer

Foto Populer