Bola.com, Jakarta - Arsenal kembali merana setelah alami kekalahan perdana Liga Champions akibat tak mampu mencetak gol penyama kedudukan saat menghadapi Inter Milan pada matchday 4 League Phase Liga Champions.
Laga yang berlangsung di Giuseppe Meazza, hari Kamis (07/11/2024) dini hari WIB, berakhir untuk kemenangan 1-0 untuk tuan rumah Inter Milan.
Baca Juga
Jadwal Pekan Ke-16 Liga Inggris, 14 sampai 17 Desember 2024: Sajikan Duel 2 Tim yang Kehilangan Taji, Man City Vs MU
Foto: Sumbang 2 Gol dan 1 Assist, Bukayo Saka Bersinar saat Arsenal Gilas AS Monaco di Liga Champions
Klasemen Liga Champions 2024/2025: Arsenal Tembus 3 Besar, Real Madrid dan Man City Masih di 'Zona Kuning'
Advertisement
Kekalahan perdana The Gunners di Liga Champions bukan jadi satu-satunya sorotan setelah laga usai. Namun, keputusan kontroversial wasit Istvan Kovacs pada laga tersebut juga dipertanyakan berbagai pihak, terutama Manajer Arsenal, Mikel Arteta.
Insiden kontroversial itu terjadi menjelang akhir babak pertama, di mana tendangan striker Inter Milan Mehdi Taremi tak sengaja mengenai tangan pemain Arsenal Mikel Merino.
Wasit langsung menunjuk titik putih sehingga jadi satu-satunya gol pada laga tersebut yang dicetak Hakan Calhanoglu.
Usai pertandingan, Arteta tak mampu menahan emosi. Dilansir TNT Sports, Mikel Arteta merasa kecewa dan tak segan-segan melontarkan kritik pedas terhadap keputusan wasit asal Hungaria itu.
"Kami diperlakukan sangat buruk. Itu tidak ada defleksi, tidak ada yang bisa Merino lakukan di kotak penalti, dia tidak dapat menghindar. Jika wasit memberi penalti, harusnya ada satu lagi 100 persen penalti untuk Arsenal," ujar Mikel Arteta dengan nada emosi.
Yuk gabung channel whatsapp Bola.com untuk mendapatkan berita-berita terbaru tentang Timnas Indonesia, BRI Liga 1, Liga Champions, Liga Inggris, Liga Italia, Liga Spanyol, bola voli, MotoGP, hingga bulutangkis. Klik di sini (JOIN)
Komentar Mantan Wasit
Perbedaan aturan handball yang digunakan Premier League dan UEFA jadi topik hangat setelah laga usai. Pada Premier League, wasit cenderung lebih ketat memberi penalti untuk pelanggaran handball. Namun, UEFA tampaknya lebih longgar.
Mantan wasit Premier League, Kevin Friend, sedikit menjelaskan perbedaan penafsiran aturan handball di Premier League dibandingkan UEFA.
"Pendekatan kami terkait handball, hanya ada sedikit perubahan dan penyesuaian," kata Kevin Friend.
"Pada dasarnya kami mencari contoh-contoh di mana tangan jelas-jelas mengenai lengan tanpa alasan, tangan di atas kepala, atau menjauh dari tubuh untuk sengaja menghalangi bola masuk ke kotak penalti atau gawang." Tambahnya.
Advertisement
Komentar Mantan Pemain Arsenal
Namun, dalam kasus ini banyak pengamat berpendapat posisi tangan Merino tidak melanggar aturan. Mantan bek Arsenal, Martin Keown, juga turut mempertanyakan dan mengkritik keputusan wasit.
"Apakah lengannya berada di posisi yang tidak wajar? Tidak. Kita memiliki perdebatan itu lagi dan itu merusak permainan." Ucap Martin Keown.
"Itu margin yang kecil, saya tidak percaya itu penalti. Aturan tidak wajar, siapa yang membuat aturan itu? Apakah mereka sudah memainkannya?" Ujar mantan pemain Arsenal itu.
Kontroversi Wasit Lainnya
Kekesalan Arteta dan fans The Gunners tidak berhenti di keputusan kontroversi penalti. Ada insiden lain yang sebenarnya bisa saja menguntungkan Arsenal.
Insiden itu melibatkan kiper Inter, Yann Sommer, dan Mikel Merino, saat berduel di udara untuk memperebutkan bola. Sommer terlihat meninju kepala Merino saat berusaha mengamankan bola silang.
Arteta menyoroti kontak fisik antara Merino dan Yann Sommer yang seharusnya juga berbuah penalti. Namun wasit berpandangan lain dan tetap melanjutkan permainan.
Mantan penyerang Arsenal, Theo Walcott, menyayangkan keputusan ini. Walcott menyebut Merino berada di posisi yang lebih menguntungkan dan layak mendapat penalti.
"Merino mendapat posisi yang bagus, Sommer datang dan meninjunya secara fisik. Sangat disayangkan tidak mendapatkan penalti, Arsenal kurang beruntung" ujar The Walcott saat ditanya pendapatnya pada acara Match of the Day.
Penulis: Muhamad Luthfi Ma'ruf
Sumber: BBC
Advertisement