Bola.com, Jakarta - Pelatih Tottenham Hotspur, Ange Postecoglou, menanggapi kritik dengan santai usai memastikanĀ tim besutannya melaju ke final Liga Europa danĀ menghadapi Manchester United (MU).
Pelatih asal Australia itu mengatakan bahwa final impian antara dua klub papan tengah Liga Inggris itu mungkin membuat banyak orang kecewa, tetapi baginya, hal itu sama sekali bukan masalah.
Baca Juga
Advertisement
Tottenham memastikan tempat di partai puncak yang akan digelar pada Kamis dini hari WIB (22-5-2025)Ā setelah menundukkan Bodo/Glimt 2-0 pada leg kedua, membawa mereka unggul agregat 5-1 di semifinal.
Kemenangan ini memberi Spurs peluang besar untuk menyelamatkan musim yang penuh gejolak, sekaligus meraih trofi pertama sejak 2008.
Kendati Tottenham saat ini berada di peringkat ke-16 dan MU di posisi ke-15 klasemen Premier League, pemenang final nanti akan mendapat hadiah besar: satu tiket ke Liga Champions musim depan.
Arsenal tampil luar biasa di Liga Champions, tapi harus menerima kenyataan pahit! Setelah sukses membantai Real Madrid 5-1, harapan mereka untuk meraih trofi UCL hancur di tangan PSG. Di video kali ini, kita bakal bahas momen-momen terbaik Arsenal di...
Yuk gabung channel whatsapp Bola.com untuk mendapatkan berita-berita terbaru tentang Timnas Indonesia, BRI Liga 1, Liga Champions, Liga Inggris, Liga Italia, Liga Spanyol, bola voli, MotoGP, hingga bulutangkis. Klik di sini (JOIN)
Komentar Menohok Postecoglou
Postecoglou sempat bersitegang dengan mantan manajer Arsenal, Arsene Wenger, yang sehari sebelumnya menyatakan bahwa tidak sepantasnya pemenang Liga Europa otomatis lolos ke Liga Champions.
Saat isu ini kembali mencuat usai kemenangan di Stadion Aspmyra, Jumat dini hari WIB (9-5-2025), Postecoglou sudah siap menjawab.
"Ini pasti akan membuat banyak orang kesal! Sekarang perdebatan makin panasāyang terbaru adalah bahwa kami bahkan tak layak merayakan kemenangan, mereka hanya akan mengambil foto tim karena kami dianggap tidak pantas," ujar Postecoglou kepada wartawan.
"Maksud saya, siapa peduli kalau kami sedang kesulitan di liga? Kenapa itu harus jadi penting? Kalau memang lolos ke final itu semudah itu, kenapa tidak semua tim yang finis tiga besar melakukannya?"
"Kami sadar performa kami di liga tidak bagus. Kami tahu betul kesulitan yang kami hadapi. Banyak dari itu terjadi karena situasi yang harus kami jalani. Tapi, apa itu mengurangi arti pencapaian kami ke final?" cetusnya.
"Saya benar-benar tidak peduli siapa yang kesulitan dan siapa yang tidak. Saya rasa kami dan United sama-sama pantas berada di sana," tegasĀ Postecoglou.
Advertisement
Main Pragmatis dan Terorganisasi Baik
Musim Tottenham di Eropa memang bertolak belakang dengan performa domestik mereka. Di Premier League, mereka sudah kalah 19 kali dari 35 pertandingan. Namun, di Liga Europa, mereka tampil konsistenāmemenangi sembilan dari 14 laga, imbang tiga kali, dan hanya kalah dua kali.
Seperti yang mereka tunjukkan saat menang 1-0 di leg kedua perempat final kontra Eintracht Frankfurt, Spurs kembali meninggalkan gaya bermain berisiko yang kerap merugikan mereka musim ini. Mereka tampil pragmatis dan terorganisasi dengan baik.
Padahal, Bodo/Glimt bukan lawan sembarangan. Tim asal Norwegia itu sebelumnya menyingkirkan Porto, Besiktas, dan Lazio di kandang sendiri. Namun Tottenham tampil begitu solid hingga membuat tuan rumah gagal mencetak gol untuk pertama kalinya sejak Oktober tahun lalu.
"Saya suka menang. Itulah yang saya lakukan sepanjang karier saya," ujar Postecoglou, yang tak jarang dikritik para analis televisi karena taktiknya.
"Saya suka bagaimana para pemain betul-betul memahami apa yang harus dilakukan malam ini."
"Yang paling penting bagi kami adalah jangan sampai mereka mendapat ritme dalam permainan. Kami tidak pernah benar-benar membiarkan mereka menguasai bola dengan bersih di wilayah kami. Itu semua berkat para pemain yang paham benar apa tugas mereka malam ini."
Batas Akhir Bodo/Glimt
Bagi Bodo/Glimt, ini menjadi batas akhir dari perjalanan bersejarah merekaāmereka gagal menjadi klub Norwegia pertama yang menembus final kompetisi Eropa.
"Tottenham pantas lolos dan mereka jauh lebih baik dari kami," kata Kjetil Knutsen,Ā pelatih Bodo/Glimt.
"Mereka sangat bagus dalam tekanan; bagaimana mereka melakukan pressing satu lawan satu dan tahu kapan harus memperlambat tempo. Saya benar-benar merasa kami tidak pernah masuk ke dalam permainan sama sekali," katanya lagi.
Ā
Sumber: Reuters via NST
Advertisement