Sukses


Mantan Pesepak Bola yang Mendapat Profesi Luar Biasa setelah Pensiun: Pendeta, Guru, hingga Pelukis

Enam mantan pemain sepak bola yang mendapat pekerjaan luar biasa paska pensiun dari pentas bola.

Bola.com, Jakarta Menjadi pelatih merupakan karier lanjutan yang kerap ditempuh para mantan pesepakbola. Atau banting setir jadi pemilik klub atau pundit.

Namun tak sedikit yang justru menempuh profesi lain yang justru tak ada hubungannya sama sekali dengan sepak bola.

Keputusan yang menarik, mengingat ini merupakan pilihan yang sulit dan cenderung berisiko. Hanya saja para mantan tersebut sangat menikmati pekerjaan barunya itu.

Dilansir Planetfootball, berikut enam mantan pemain sepak bola yang mendapat pekerjaan luar biasa paska pensiun dari pentas balbalan:

 

Yuk gabung channel whatsapp Bola.com untuk mendapatkan berita-berita terbaru tentang Timnas Indonesia, BRI Liga 1, Liga Champions, Liga Inggris, Liga Italia, Liga Spanyol, bola voli, MotoGP, hingga bulutangkis. Klik di sini (JOIN)

2 dari 7 halaman

Gavin Peacock

Mantan pemain Newcastle, QPR dan Chelsea, Peacock, telah membangun karier media yang lumayan bagi dirinya sendiri setelah pensiun, tetapi bekerja untuk BBC di Euro 2008 terbukti menjadi peran terakhirnya.

Setelah turnamen, ia terbang ke Kanada untuk belajar dengan tujuan menjadi pendeta.

“Saya sedang membaca Alkitab, seperti yang telah saya lakukan selama bertahun-tahun. Ketika saya merasakan suatu dorongan yang membara di dalam diri saya, bukan hanya untuk membacanya tetapi juga untuk mengajarkannya,” jelasnya.

“Ada keinginan untuk melakukannya. Tetapi juga suatu keharusan."

“Rasanya seperti terputus total, seperti diamputasi. Ada rasa kehilangan. Tetapi ketika ada sesuatu yang lebih besar, rasa kehilangan itu terpuaskan. Jadi saya telah belajar untuk menghadapinya dan mengatasinya.”

3 dari 7 halaman

Ray Wilson

Salah satu anggota skuad yang paling bersahaja, bek kiri Wilson membantu Inggris meraih Piala Dunia 1966.

Bermain untuk Huddersfield, Everton, Oldham, dan Bradford City, ia sempat melatih klub yang terakhir sebelum mengejutkan mantan rekan satu timnya dengan mengejar karier di luar sepak bola, mengelola sebuah perusahaan pemakaman yang sukses di Huddersfield hingga pensiun pada tahun 1999.

 

4 dari 7 halaman

Nigel Spink

Memenangkan Piala Eropa bersama Aston Villa pada tahun 1982 dan mendapatkan caps bersama timnas Inggris, Spink tampak siap untuk karier kepelatihan yang gemilang setelah melatih Forest Green dan bekerja di bawah Steve Bruce di Wigan, Birmingham, dan Sunderland.

 

Setelah pemecatannya dari Sunderland, Spink dan seorang teman menyewa sebuah van untuk membawa barang-barangnya dari rumah sementaranya kembali ke rumah keluarga di Midlands.

"Kami sedang berkendara di sepanjang jalan tol dengan sebuah van penuh peralatan sambil berpikir 'hmmm, ini tidak terlalu buruk'. Sejak saya mulai mengendarai van, saya menyukainya. Kami ada di seluruh negeri, jadi kami bisa pergi ke mana saja. Imbalannya adalah berusaha membuat bisnis ini sukses," katanya.

"Orang-orang ingin berbicara tentang sepak bola dan bertanya tentang karier saya. Mereka tidak mengerti mengapa saya tidak ingin bermain lagi. Tapi tidak apa-apa, saya mengerti bahwa mereka tidak mengerti."

 

5 dari 7 halaman

Nathan D’Laryea

Bergabung dengan Manchester City bersama pemain-pemain seperti Micah Richards dan Nedum Onuoha serta saudara kembarnya, Jonathan, D’Laryea terpaksa pensiun dini setelah mengalami sejumlah cedera dan masalah jantung.

Ia beralih profesi menjadi guru, dan kini menjadi kepala bagian matematika di sebuah sekolah di Manchester.

 

6 dari 7 halaman

David May

May dihargai 1,2 juta paun ketika Manchester United merekrutnya dari Blackburn pada tahun 1994.

 

Setelah pensiun pada tahun 2004, dia menjalin kerja sama impor anggur Afrika Selatan dengan seorang teman dan semuanya berjalan lancar sejak saat itu.

7 dari 7 halaman

Simon Garner

Setelah pensiun sebagai pencetak gol terbanyak sepanjang masa Blackburn, Garner bingung harus berbuat apa selanjutnya. Setelah sempat menjadi agen hipotek dan tukang pos, ia memutuskan untuk menjalani hidup sebagai pelukis dan dekorator.

“Saya tidak terlalu memikirkan perubahan karier, saya harus melanjutkan hidup saya dan menghasilkan uang. Saya tidak merindukan bermain sebanyak yang saya kira. Hidup terus berjalan.”

Sumber: Planetfootball

Video Populer

Foto Populer