Sukses


7 Pemenang Ballon d'Or yang Paling Memicu Perdebatan, Bahkan Ada Nama Messi dan Ronaldo

Sepanjang sejarah Ballon d'Or ada beberapa edisi yang diwarnai kontroversi pemenang. Inilah tujuh di antaranya.

Bola.com, Jakarta - Ballon d'Or adalah penghargaan individu kasta tertinggi di sepak bola. Setiap tahun, penghargaan ini diberikan kepada pemain terbaik di dunia dengan pencapaian gemilang, punya karisma, dan bertalenta istimewa. 

Pada 2025, trofi Ballon d'Or jatuh ke dekapan pemain Paris Saint-Germain dan Timnas Prancis, Ousmane Dembele. Dia mencatatkan 53 pertandingan, dengan torehan 35 gol dan enam assist, pada musim lalu yang gemilang yang mencapai puncaknya dengan trofi Liga Champions. 

Kemenangan Dembele sesuai prediksi semua orang. Tak ada kontroversi yang tercipta karena pemain PSG tersebut memang paling digadang-gadang menjadi pemenang. 

Namun, sepanjang sejarah Ballon d'Or ada beberapa edisi yang diwarnai kontroversi pemenang. Inilah tujuh di antaranya. 

 

Yuk gabung channel whatsapp Bola.com untuk mendapatkan berita-berita terbaru tentang Timnas Indonesia, BRI Liga 1, Liga Champions, Liga Inggris, Liga Italia, Liga Spanyol, bola voli, MotoGP, hingga bulutangkis. Klik di sini (JOIN)

2 dari 8 halaman

1996: Sammer Kejutkan Ronaldo Nazario

Keberhasilan Jerman menjuarai Euro 1996 dan Ballon d'Or menjadi milik Matthias Sammer. Namun, Ronaldo "The Phenomenon" tampil eksplosif sepanjang musim ini dan banyak yang memfavoritkannya sebagai calon pemenang. 

Kemenangan Sammer dengan hanya keunggulan satu poin, menjadi bahan perdebatan selama berbulan-bulan. 

 

3 dari 8 halaman

2001: Owen Kontra Totti dan Kahn

Michael Owen mengangkat Ballon d'Or berkat kesuksesannya di Piala UEFA, Piala Super Eropa, dan piala domestik Inggris. Namun, ia tidak menjuarai Liga Inggris maupun Liga Champions.

Oliver Kahn, pahlawan di final melawan Valencia, dan Francesco Totti, tokoh penting Italia di Piala Eropa, terpinggirkan.

 

 

4 dari 8 halaman

2003: Nedved dan Ketidakadilan untuk Maldini

Pavel Nedved merebut trofi Ballon d'Or 2003, mengalahkan Thierry Henry dan meninggalkan Paolo Maldini di peringkat ketiga. 

Maldini memenangi Liga Champions, Coppa Italia, dan Super Cup. Dia punya segalanya untuk menang, tetapi juri malah memilih Nedved sebagai pemenang Ballon d'Or. 

 

 

5 dari 8 halaman

2005: Ronaldinho dan Bayang-bayang Gerrard

Ronaldinho menyuguhkan musim yang penuh magic dan menguasai dunia dengan penampilan berkelasnya. Namun, comeback sensasional Liverpool di Istanbul yang dipimpin Steven Gerrard membuat banyak orang menilai sang pemain Inggris itu layak finis setidaknya di peringkat kedua, bukan ketiga. 

 

6 dari 8 halaman

2010: Messi Kalahkan Sneijder

Inter Milan menyabet treble pada tahun itu, saat Wesley Sneijder menjadi jantung permainan tim dan Diego Milito sebagai motor penggerak. 

Namun, sekali lagi trofi Ballon d'Or dimenangi Messi. Keputusan itu membuat fans Inter marah, bahkan presiden Inter Milan Massimo Moratti uga murka. Mereka yakin Sneijder lebih layak meraihnya. 

 

 

7 dari 8 halaman

2014: Ronaldo Kontra Neuer

Cristiano Ronaldo mengulang kesuksesan tahun berikutnya berkat "Decima" Real Madrid. Namun, hanya beberapa bulan kemudian, Jerman menjuarai Piala Dunia dengan kemenangan sensasional 7-1 atas Brasil, dan Manuel Neuer melakoni turnamen yang luar biasa.

Anggapan bahwa seorang penjaga gawang tidak akan pernah bisa memenangkan penghargaan ini kembali terjadi. 

 

8 dari 8 halaman

2021: Messi Mengungguli Lewandowski

Sepuluh tahun berselang, ada kontroversi baru. Messi mengangkat trofi Ballon d'Or untuk kali ketujuh, namun Robert Lewandowski yang menikmati musim sensasional di Bundesliga tak dapat apa-apa. 

Banyak orang juga meyakini Lewandowski juga dirugikan atas pembatalan edisi 2020, karena ia dianggap layak jadi pemenang. 

Sumber: Planet Football

 

Video Populer

Foto Populer