Sukses


Feature: Penantian Panjang Jakmania Menyaksikan Kejayaan Persija

Bola.com, Jakarta - Masih terngiang diingatan para suporter kebanggaan Persija Jakarta, The Jakmania melihat klub kebanggaannya berhasil mengangkat trofi supremasi tertinggi sepak bola di Indonesia, setelah mengalahkan PSM Makassar di babak final Liga Indonesia dengan skor 3-2.

Ketika itu pada tanggal 7 Oktober 2001, The Jakmania yang hadir di Stadion Utama Gelora Bung Karno menjadi saksi hidup dua gol Bambang Pamungkas dan satu gol dari Imran Nahumarury. Gol itu membuat seisi lapangan dikelilingi warna oranye, warna kebesaran Persija.

Keberhasilan tersebut disambut meriah The Jakmania. Gegap gempita The Jakmania menyambut keberhasilan Tim Macan Kemayoran terus berlanjut hingga ke jantung Ibu Kota Indonesia, Jakarta. Di setiap sudut kota metropolitan tersebut, The Jakmania terus menyuarakan keberhasilan klub kebanggaannya meraih trofi Liga Indonesia.

Setelah itu, The Jakmania tidak bisa melihat kembali Persija berjaya seperti 14 tahun silam karena Tim Jingga hanya mampu masuk ke babak delapan besar Liga Indonesia tahun 2002 dan 2003. Kemudian pada 2004, The Jakmania kembali tertunduk melihat Persija hanya menempati urutan ke-3 Liga Indonesia.

Pada tahun 2004, The Jakmania harus merasakan pahitnya klub kebanggaan mereka disalip di tikungan Liga Indonesia. Persija memuncaki klasemen harus tergeser dari singgasana setelah dikalahkan Persebaya Surabaya dengan skor 2-1 dilaga penutup kompetisi yang digelar di Stadion Gelora 10 November, Surabaya.

Musim berikutnya  kelompok suporter yang jumlah anggotanya menembus angka 100 ribu orang harus berduka menyaksikan kiprah tim kesayangannya dipecundangi Persipura 2-3 dalam laga final Liga Indonesia yang dihelat di Stadion Utama Gelora Bung Karno, Senayan. Di musim tersebut dan di stadion yang sama Persija, yang kala itu dilatih nakhoda asal Moldova, Arcan Iurie, kalah 3-4 dari Arema pada laga puncak Piala Indonesia.

Setelah itu pada 2006 dan 2007 Persija secara beruntun finish di babak 8 besar dan jadi semifinalis

Sejumlah pemain Persija berlatih jelang Piala Presiden 2015 di Lapangan Yon Zikon 14, Jakarta, Jumat (21/8/2015). Persija akan memainkan laga perdana di Piala Presiden 2015 melawan Bali United Pusam.(Bola.com/Vitalis Yogi Trisna)

Saat kompetisi berganti nama Indonesia Super League (ISL) di musim 2008-2014, kerinduan The Jakmania menyaksikan tim ibu kota jadi kampiun kompetisi tak juga terpuaskan.

Sepanjang ISL digelar, prestasi terbaik Persija hanyalah menduduki peringkat ke-3 pada musim 2010-2011. Selebihnya, pada musim 2008-2009 dan 2009-2010, Persija hanya mampu menempati urutan ketujuh dan kelima klasemen akhir. Selanjutnya pada musim 2012-2013 dan 2013-2014, Persija menempati urutan ke-11 dan kelima klasemen akhir ISL.

Yang terasa menyesakkan citra Persija yang selama ini dikenal sebagai tim besar dan gemerlap hilang. Cerita-cerita sedih soal krisis finansial di masa kepengurusan klub di bawah kendali Ferry Paulus kerap menghiasi media massa.

Begitu Pemprov DKI Jakarta tidak bisa cawe-cawe mengelola klub karena larangan penggunaan dana APBD buat pembiayaan klub profesional Persija seperti tim limbung.

Harapan Jakmania bisa melihat Persija jadi yang terbaik mencuat di musim 2015 ini. Masuknya Rahmad Darmawan, pelatih yang dikenal bertangan dingin dalam hal prestasi, diyakini bisa mengembalikan kejayaan klub.

RD kemudian mendatangkan banyak pemain top ke timnya. Manajemen Persija mengklaim cerita sedih krisis pendanaan tidak terjadi tahun ini.

Namun malang tidak dapat ditolak. Konflik sepak bola nasional yang mencuat secara tiba-tiba membuat kompetisi kasta elite macet. Imbasnya manajemen Persija megap-megap. Sponsor yang diharapkan menginjeksikan dana ke tim menarik diri karena ketiadaan kompetisi.

The Jakmania seperti kehilangan setengah nyawa karena tidak bisa melihat klub kebanggaannya bertanding atau sekadar latihan, akibat terhentinya ISL 2015, yang lahir dari perseteruan antara Menpora dengan PSSI.

Krisis finansial kembali terjadi. Persija harus menunggak gaji para pemain dan ofisial hitungan empat bulan (Januari April 2015). The Jakmania harus melihat satu persatu pemain kesayangan meninggalkan klub kebanggaannya tersebut. Mulai Greg Nwokolo yang hijrah ke BEC Tero Sasana di Premier League Thailand, hingga Adam Alis Setyano dan Abduh Lestaluhu yang rela meninggalkan Persija demi mengikuti tes seleksi TNI AD.

SEMANGAT PIALA PRESIDEN

Waktu terus berlalu, The Jakmania merasa klub kebanggaannya seperti mati suri karena tidak adanya aktivitas yang berarti. Namun, sedikit senyum terpancarkan dari raut wajah anggota The Jakmania, setelah manajemen Persija Jakarta berkomitmen akan mengikuti Piala Presiden 2015 yang digelar mulai tanggal 30 Agustus 2015. Macan Kemayoran tergabung di Grup C babak penyisihan Piala Presiden bersama Bali United, Mitra Kukar, dan Persita Tangerang.

Meski begitu, The Jakmania belum bisa tersenyum lebar. Mereka harus menunggu Persija benar-benar kembali menggeliat, meski hanya sekadar latihan. Pada 14 Agustus 2015, manajemen Persija memanggil seluruh pemainnya untuk membicarakan tunggakan gaji dan kepastian keikutsertaan Macan Kemayoran di Piala Presiden. Akhirnya, manajemen Persija Jakarta berkomitmen agar Tim Oranye melakukan persiapan jelang Piala Presiden.

Sore hari yang cerah, Selasa (18/8/2015) sore hari, The Jakmania kembali merasakan gairah mendukung klub kebanggaan. Di hari itulah, Persija menggelar latihan perdana di lapangan Yon Zikon 13 TNI AD, Jakarta Selatan,. Latihan perdana tersebut dipimpin langsung oleh pelatih Persija Jakarta, Rahmad Darmawan, dengan didampingi para asistennya.

Pesepakbola asal Argentina, Alan Aciar (tengah) mengikuti latihan perdana bersama Persija jelang Piala Presiden 2015 di Jakarta, Selasa (18/8/2015). (Bola.com/Vitalis Yogi Trisna)

Akan tetapi, The Jakmania hanya bisa melihat sembilan orang penggawa Persija Jakarta yang hadir dalam latihan perdana tersebut. Sembilan penggawa tersebut di antaranya, Amarzukih, Novri Setiawan, Adixi Lenzivio, dan Alan Aciar. The Jakmania belum melihat para pemain bintang idola seperti, Bambang Pamungkas, Ramdani Lestaluhu, Adritany Ardhiyasa, dan Ismed Sofyan dalam latihan tersebut.

Meski begitu, The Jakmania sangat antusias melihat klub kebanggaannya kembali berlatih dengan penuh semangat, walau hanya dihadiri sembilan pemain saja. Hal itu diungkapkan langsung oleh salah seorang anggota The Jakmania yang hadir dalam latihan perdana Persija, Agung Setiawan (21).

"Saya senang melihat Persija kembali. Begitu rindunya melihat klub kebanggaan saya beraktivitas, meski hanya menggelar latihan," kata Agung kepada Bola.com, di lapangan Yonzikon 13 TNI AD, Jagakarsa, Jakarta Selatan.

Hal yang sama diungkapkan Rendi (18). Salah satu Jakmania yang merupakan pelajar salah satu SMA di Jakarta tersebut sudah lama ingin melihat Persija kembali menggelar latihan. "Saya sudah lama menantikan saat ini. Sudah hampir lima bulan saya tidak melihat para pemain berlatih," ungkap Rendi kepada Bola.com.

NYANYIAM SUKA CITA

Setelah latihan hari pertama itu, The Jakmania kembali menyaksikan Persija berlatih di lapangan Yon Zikon 14 TNI AD, Jakarta Selatan, Rabu (20/8/2015) sore hari. Jumlah pemain yang ikut latihan mulai bertambah. Ada 16 pemain yang mengikuti latihan atau bertambah lima pemain dari latihan hari sebelumnya. Gunawan Dwi Cahyo, Amrizal, dan Mahardiga Lasut termasuk yang ikut bergabung di hari kedua latihan.

Bola.com yang ikut memantau latihan mendengar sayup-sayup The Jakmania berkumandang. Nyanyian itu salah satu wujud antusiasme atas menggeliatnya kembali tim kesayangan. Mereka bersemangat memberikan dukungan kepada para penggawa Persija layaknya dalam pertandingan. Slogan 'Persija Jadilah Juara' mengiringi latihan Alan Aciar dkk.

The Jakmania Menyaksikan Persija Berlatih (Bola.com/TengkuSufiyanto

Kemudian pada latihan ketiga, Kamis (21/8/2015) pagi, The Jakmania menyaksikan dua bintang Persija Jakarta, Adritany dan Ramdani Lestaluhu, ikut bergabung. Dalam latihan keempatnya, Jumat (22/8/2015) pagi, The Jakmania menyambut kedatangan dua pemain baru yaitu, Vendri Mofu dan Muhammad Nur Iskandar. Meski begitu, suporter pimpinan Richard Ahmad tersebut masih mengharapkan sosok Bambang Pamungkas dan Ismed Sofyan untuk ikut merapat bersama rekan-rekannya.

Selanjutnya, Sabtu (22/8/2015) pagi hari, The Jakmania merasa lebih percaya diri terhadap tim kebanggaannya untuk dapat berbicara banyak di Piala Presiden. Pasalnya, kapten dan ikon tim, Bambang Pamungkas, sudah ikut dalam latihan. Pemain yang akrab disapa Bepe tersebut menyatakan telah bergabung bersama Ramdani Lestaluhu dkk. di Piala Presiden. Begitu hangat suasana di lapangan, The Jakmania menyambut kedatangan Bepe dengan suka cita.

Bambang Pamungkas dkk. Dalam Latihan Kelima Persija Jakarta. (Bola.com/Tengku Sufiyanto)

Selain Bambang, The Jakmania menyambut kedatangan amunisi baru Persija Jakarta di Piala Presiden, gelandang serang asal Kamerun, Mbida Messi. The Jakmania merasa sedikit lega, setelah mendengar kepastian Ismed Sofyan akan bergabung pada Selasa pekan depan.

Namun, di balik itu semua, The Jakmania merindukan dan berharap Persija kembali bertanding serta meraih kesuksesan seperti tahun 2001. Sudah 14 tahun lamanya, The Jakmania merasakan rindu yang teramat dalam menyaksikan klub kebanggaan meraih sukses di kancah tertinggi sepak bola Indonesia.

Anggota Jakmania, Ari Sulaiman (35), mengatakan ingin sekali melihat klub kebanggaannya tersebut meraih sukses di pentas sepak bola nasional.

"Saya amat rindu melihat Persija kembali berjaya. Saya berharap Persija mampu mengawali kesuksesan mulai Piala Presiden. Semoga Persija bisa kembali juara," ujarnya.

Muhammad Ricky (19) melontarkan hal tak jauh beda. Ia berharap Persija mampu mengawali kesuksesannya seperti tahun 2001 dengan menjuarai Piala Presiden. Meski saat Persija merebut juara LI pada 2001 itu, Ricky belum mengerti tentang Persija. Maklum, usia anggota Jakmania yang satu ini ketika itu baru lima tahun.

"Saya ingin melihat secara langsung Persija juara ketika saya sudah mengerti tentang Persija. Inilah saat yang tepat, setidaknya bisa menjuarai Piala Presiden," katanya.

Begitulah penantian panjang The Jakmania. Sudah belasan tahun, suporter yang identik dengan warna oranye tersebut tidak bisa melihat Bambang Pamungkas dkk. berdiri di podium juara. Meski menunggu cukup lama, The Jakmania tidak merasa lelah mendukung Persija Jakarta sampai momen hadirnya prestasi tertinggi datang. Dan Piala Presiden 2015 merupakan salah satu momen yang tepat untuk The Jakmania kembali melihat kesuksesan Persija.

Apakah Persija mampu menjawab penantian panjang The Jakmania melihat klub kebanggaan merintis lagi kejayaan belasan tahun yang lalu? Menarik untuk dinantikan.

Baca Juga :

Feature : Mengintip Aktivitas Penggawa Persebaya di Mes Tim

Feature: Potret Buram di Pembukaan Piala Kemerdekaan

Feature: Efek Dualisme, Omzet Merchandise Persebaya Turun Drastis

Video Populer

Foto Populer