Bola.com, Jakarta - Pengamanan di luar "normal" didapat Persib Bandung, finalis Piala Presiden 2015. Tim Maung Bandung menginap di sebuah hotel bintang lima mewah bertarif Rp 4 juta semalam dengan pengawalan ketat di berbagai penjuru hotel.
Seluruh pemain Persib diinapkan di lantai enam hotel yang namanya diminta dirahasiakan. Satu lantai ada sekitar 50 kamar. Pemain Maung Bandung yang belum berkeluarga dipasangkan dengan pemain yang belum berkeluarga juga. Sementara yang sudah berkeluarga dipasangkan dengan yang juga sudah berumah tangga. Mereka menempati satu kamar yang berisi dua orang.
Advertisement
Kamar pemain Persib terhitung mewah, dengan ukuran 32 meter persegi. Di tiap kamar tersedia televisi seri terbaru plus jaringan internet gratis, serta kamar mandi dengan fasilitas shower yang terhitung mewah. Biaya sewa hotel buat seluruh anggota tim Persib ditanggung pihak Mahaka sebagai penyelenggara turnamen.
Sebelum datang ke Jakarta, manajemen Persib meminta jaminan ke Mahaka kalau seluruh anggota tim diinapkan di hotel yang steril. Selain untuk menjaga privasi pemain jelang laga final Piala Presiden, pihak manajemen ingin agar pemain dan ofisial tidak diganggu oleh pihak-pihak yang tidak senang dengan kehadiran mereka di Jakarta.
Sejak awal tahun 2000-an ibu kota memang bukan tempat yang ramah bagi Persib. Perseteruan panas antara kelompok pendukung mereka, Viking Persib Club, dengan fans klub Persija Jakarta, The Jakmania, membuat Tim Pangeran Biru selalu rawan mendapat teror saat bertandang ke Jakarta.
Pada kompetisi Indonesia Super League 2013, Persib yang menginap di hotel Kartika Chandra sempat mendapat teror dari sekelompok orang. Saat tim beranjak dari hotel menuju Stadion Utama Gelora Bung Karno, bus ditimpuki benda-benda keras oleh puluhan orang bertopeng, tak jauh dari tempat mereka menginap.
Di final Piala Presiden kali ini, Polda Metro Jaya dan Jabar berkolaborasi untuk mengamankan keberadaan Atep dkk. di Jakarta. Hotel tempat menginap tim dikawal ekstra ketat oleh ratusan polisi.
Ada dua lapis pengamanan untuk bisa masuk ke hotel. Satu lapis pemeriksaan barang dan satu lapis pintu detektor logam. Untuk menjaga munculnya penyusup, tidak sembarangan orang bisa seliweran di area tempat menginap tim asuhan Djadjang Nurdjaman.
Jika ada orang mencurigakan dan tidak berkepentingan di lobi hotel, akan langsung di usir. Polda Jabar juga menurunkan beberapa personil di lobi hotel untuk memantau pergerakan mencurigakan.
Jika media berniat melakukan sesi wawancara pemain, harus meminta izin terlebih dulu ke manajemen dan pelatih. Akan tetapi, situasi yang serba steril ini ternyata malah membuat pemain merasa tidak nyaman alias tidak betah.
"Pusing gue, mau kenama-mana susah. Kamarnya pun terlalu mewah, saya pribadi merasa canggung," tutur Firman Utina, gelandang senior Persib ke bola.com
"Kalau bicara nyaman, benar-benar nyaman hotelnya. Mewah fasilitas kamarnya. Akan tetapi karena pengawalannya amat ketat, jadi terasa tidak bebas mau melakukan aktivitas," imbuh Abdulrahman, stoper Persib.
Saat melakukan tes lapangan Stadion Utama Gelora Bung Karno, Jakarta, pada Sabtu (17/10/2015) sore tim Persib mendapat pengawalan amat ketat. Bus yang ditumpangi anggota tim dikawal aparat kepolisian bersenjata. Besar harapan duel final Piala Presiden 2015 yang mempertemukan Persib melawan Sriwijaya FC berjalan mulus tanpa gangguan keamanan.
Baca Juga:
"Berapa Lama Sriwijaya FC Mampu Menahan Serangan Persib?"
"Sepak Bola Bukan Matematika, Persib Belum Tentu Juara!"
Persib Bandung vs Sriwijaya: Rekor Pertemuan Memihak Persib