Sukses


Zulham Zamrun, Penyesalan Selalu Datang Terlambat

Bola.com, Jakarta - Lima hari sudah berlalu sejak Zulham Zamrun menjalani operasi Anterior Cruciate Ligament (ACL) di lutut kanannya. Zulham, yang mengalami cedera saat tampil di Habibie Cup 2015, naik meja operasi pada Jumat (4/12/2015).

Selama lima jam pencetak gol terbanyak dan pemain terbaik Piala Presiden 2015 itu mempertaruhkan kariernya di pentas sepak bola dalam operasi yang ditangani tim dokter Rumah Sakit Premier Bintaro, Tangerang Selatan. 

Rasio kesembuhan pasca operasi sama besarnya dengan peluang kegagalannya. Dalam kasus cedera seperti yang menimpa Zulham, kesembuhan tidak hanya bergantung pada kesuksesan operasi melainkan ketangguhan dan kegigihan sang pasien seusai operasi.

Zulham diwajibkan menjalani terapi pasca operasi, minimal selama enam bulan agar bisa pulih seperti sediakala. Waktu yang tak singkat, apalagi selama itu ia harus melawan kemalasan untuk rutin menjalani sejumlah tahapan terapi sesuai instruksi dokter atau fisioterapis yang merawatnya.

"Enam bulan itu hitungan terpendek. Untuk bisa benar-benar pulih dan bermain untuk prestasi, Zulham kemungkinan harus istirahat enam bulan lagi," ungkap Sapto Adji, dokter spesialis bedah orthopedi dan traumatologi di RS Premier Bintaro, yang menangani cedera Zulham.

Melihat kondisi terkini Zulham pasca cedera, sang dokter optimistis Zulham bisa sembuh sesuai perkiraan waktu. "Hasil operasi sejauh ini sudah cukup baik, tinggal bagaimana Zulham mau berjuang untuk sembuh," ungkap pemain kelahiran Ternate 19 Februari 1988 itu.

Zulham tampak termotivasi dengan ucapan itu. Melalui bola.com, ia meminta dukungan kepada seluruh pencinta sepak bola nasional untuk mendoakan agar ia secepatnya pulih dan kembali ke dunia yang membesarkan namanya.

Catatan medis pemain Persib Bandung, Zulham Zamrun  usai operasi di Rumah Sakit, Jakarta, Selasa(8/12/2015). (Bola.com/Nicklas Hanoatubun)

"Kalau dibilang kapok terkena cedera akibat bermain tarkam (turnamen antarkampung), saya kapok. Tapi, tentu saat memutuskan menerima tawaran bermain tarkam ketika itu, saya tidak berpikir akan terkena cedera hingga seperti ini," ujar Zulham.

"Banyak yang bilang saya mengejar uang dengan main di tarkam. Saya akui saya memang cukup sering bermain di tarkam setelah Piala Presiden. Saya juga sempat merasa letih, tapi semua itu saya lakukan untuk mengisi aktivitas, bukan karena hal lain," imbuhnya.

2 dari 2 halaman

Selanjutnya

Ungkapan hati Zulham Zamrun tersebut membuka percakapan di suatu siang dengan bola.com, yang menjenguknya di ruangan VIP rumah sakit bertaraf internasional di Tangerang Selatan itu. Pemain yang menjadi bagian dari Timnas Indonesia Piala AFF 2014 itu lantas menceritakan momen ia mendapat cedera saat membela Persipare Parepare di semifinal Habibie Cup 2015, 7 November 2015.

"Ketika itu masih babak pertama, saya sedang melakukan sprint ke pertahanan lawan. Pemain lawan kurang bisa mengimbangi sprint saya dan dalam satu waktu, dia mendorong saya. Badan saya terjatuh ke sisi kanan dengan posisi kaki kanan lurus. Terdengar bunyi "krek" dan saat itu saya langsung tahu: saya kena (cedera)," kenang Zulham Zamrun.

Dengan dibantu, pemain timnas di Piala AFF 2014 itu meninggalkan lapangan. Ia mengakui tidak merasakan sakit tak lama setelah kejadian itu. Tetapi, sulung dari tiga bersaudara itu menyadari cederanya parah sehingga ia memutuskan tidak melanjutkan pertandingan. 

Mantan pemain Persela Lamongan dan Mitra Kukar itu sempat diantar ke rumah sakit di Parepare oleh manajemen Persipare yang merekrutnya untuk memeriahkan turnamen level tarkam itu. Namun, Zulham mengklaim sebatas itulah pertanggungjawaban yang diberikan kepadanya. Selanjutnya, ia meminta pendapat dari dokter di salah satu rumah sakit di Makassar, Sulawesi Selatan.

Di sana ia divonis terkena cedera ACL. Dalam bahasa sehari-hari yang mudah dipahami, cedera yang menimpa Zulham disebabkan putusnya urat di lutut. Biasanya, penderita cedera ini masih bisa beraktivitas seperti berjalan dan melakukan gerakan lain.

Itulah mengapa terkadang penderita tidak menyadari bila cedera semacam ini butuh penanganan serius. Hingga, penderita melakukan aktivitas lebih berat dan eksplosif seperti berlari.

Tak berapa lama, lutut Zulham pun bengkak akibat cedera itu. Ia memilih pulang ke kampung halaman di Ternate. "Saya menenangkan diri sambil melakukan perawatan. Dua minggu lamanya saya di rumah, ditemani papa melakukan terapi air laut. Hasilnya lumayan, bengkak di lutut hilang dan nyeri berkurang," tutur Zulham yang punya saudara kembar, Zulvin Zamrun yang juga jadi pesepak bola profesional.

Meski ia yakin bisa sembuh dengan cara tradisional itu, Zulham tak mau mengambil risiko lantaran pertaruhannya terlalu besar. Ia ingin kariernya sebagai pemain profesional masih terjaga sampai sekian tahun mendatang. Akhirnya ia memutuskan mencari second opinion dari dokter lain. 

Pemain Persib Bandung, Zulham Zamrun  saat menjalani pemulihan cedera usai operasi di Rumah Sakit, Jakarta, Selasa(8/12/2015). (Bola.com/Nicklas Hanoatubun)

"Saya sempat ke Surabaya karena di sana ada tim Persib yang sedang main di Piala Jenderal Sudirman, tapi saya putuskan untuk datang berkonsultasi dan selanjutnya dirawat di sini. Pilihan saya tak salah, karena selain sudah ada contoh sukses, saya lebih nyaman dengan penanganan dokter di rumah sakit ini," kata Zulham sambil menyebut rekannya, Hamka Hamzah dan Firman Utina, sebagai contoh pemain yang sembuh dari cedera setelah ditangani tim dokter di rumah sakit tempatnya dirawat.

Kini, pemain yang jadi buah bibir berkat selebrasi gol ala Cristiano Ronaldo itu harus menguatkan mental untuk mulai menjalani proses kesembuhan melalui terapi yang memakan waktu berbulan-bulan.  Memang tidak mudah, tetapi tak ada pilihan lain kecuali sabar dan tetap optimistis. Cepat pulih Zulham!

 

Video Populer

Foto Populer