Bola.com, Solo - Cedera lutut jadi momok menakutkan bagi pesepak bola. Banyak kasus pemain yang terpaksa pensiun dini akibat cedera di ligamen lutut itu. Padahal, mereka masih dalam usia emas sebagai pemain. Penderita yang naik meja operasi pun ada yang sukses, ada pula yang gagal.
Salah satu pemain yang terpaksa gantung sepatu di masa produktif adalah Johan Prasetyo. Eks striker Timnas U-19 yang sempat jadi bintang di Persik pada 2003-2006 gagal melanjutkan karier, meski cedera lututnya pernah dioperasi.
Sementara Musikan, pemain terbaik Liga Indonesia 2003 kala Macan Putih meraih juara, juga pernah cedera ligamen dan sukses menjalani operasi hingga mengakhiri karier di Semen Padang.
Lain cerita antara Johan Prasetyo dan Musikan, lain pula pengalaman Saktiawan Sinaga. Pemain yang pada 2009-2010 diboyong Persik dari PSMS Medan bersama Legimin Raharjo, Mahyadi Panggabean, dan kiper Markus Horison ini juga pernah dihantam cedera lutut, tepatnya pada 2010, di musim keduanya bersama tim Macan Putih.
Sosok yang kini menjabat asisten manajer PS TNI di Piala Jenderal Sudirman itu berbagi tips bagi pemain lain yang saat ini dibelit cedera lutut.
Advertisement
Baca Juga
"Saya tak mau operasi karena saya takut dengan jarum suntik. Apalagi biayanya sangat besar. Tapi saat cedera, untungnya saya cepat ditangani masseur Persik, Pak Slamet. Jadi, penanganan pertama saat terjadi cedera jadi penentu kesembuhan penderita. Kalau salah, cedera ringan bisa bertambah parah," tutur Saktiawan Sinaga.
Selain penanganan yang tepat, perawatan untuk kesembuhan berpengaruh besar. Kesabaran dan doa mohon kesembuhan dari Allah SWT harus dilakukan pasien.
"Kuncinya, doa, sabar, dan harus sedikit bandel. Penderita harus sabar karena butuh waktu lama bisa sembuh total. Obat dan terapi wajib dijalani. Sifat bandel juga perlu untuk motivasi pemulihan, terutama guna menghilangkan trauma pascasembuh," katanya.
"Banyak pemain yang sudah sembuh, tapi bermental lemah sehingga selalu dihinggapi trauma cedera itu. Untungnya saya diberi sifat bandel juga," kata Saktiawan, sembari tertawa.
Doa dan kepasrahan kepada Tuhan YME jadi kunci utama. "Kita ini manusia yang lemah. Setelah berikhtiar secara lahir, batin pun harus ditata dengan kepasrahan. Sekuat apapun upaya kita, kalau Allah SWT tak merestui kesembuhan kita, ya tidak sembuh juga. Tempaan spiritual ini penting agar tidak frustrasi. Akhirnya kita sudah siap mental dengan takdir yang akan terjadi," papar Saktiawan Sinaga.
Ini dia 4 calon pengganti Mourinho di Chelsea. Klik di sini untuk berita kompletnya