Sukses


Ingin Klub Untung Besar, PT GTS Ganti Format Laga di ISC A 2016

Bola.com, Jakarta - Indonesia Soccer Championship (ISC) A 2016 yang akan berlangsung mulai 29 April-18 Desember, akan mengusung beberapa inovasi. Salah satu yang paling mencolok adalah perubahan format pertandingan.

Format dua laga kandang dan tandang yang lazim digunakan di Indonesia Super League (ISL) ditinggalkan. Operator ISC, PT Gelora Trisula Semesta, menggantinya dengan format satu laga kandang dan tandang.

Soal perubahan format ini, Direktur Utama PT GTS, Joko Driyono memiliki alasan kuat. Pria asal Ngawi, Jawa Timur meyakini format baru ini bisa mendongkrak pendapatan 18 klub peserta ISC A 2016.

Dengan format dua laga kandang dan tandang, setiap klub harus menjalani pertandingan di awal pekan dan pertengahan pekan. Jadwal ini dinilai kurang bersahabat untuk klub. Hal itu sudah dipelajari di ISL yang memakai format dua laga kandang dan tandang sejak beberapa musim terakhir.

"Saat diforsir dua laga kandang, pertandingan ada yang jatuh tidak di akhir pekan. Statistik pendapatan klub dengan pertandingan dua kali dalam satu minggu terjadi penurunan yang signifikan," kata Joko.

"Sehingga ini hipotesa kami, klub harus maksimal dalam konteks komersial saat pertandingan diforsir di akhir pekan," ia menambahkan.

Selain untuk mendongkrak pendapatan klub, operator ISC ingin menjaga nilai kompetitif dari turnamen jangka panjang untuk mengisi kekosongan kompetisi di Tanah Air.

Alasannya, klub mengalami kecenderungan mengalami kekalahan saat laga tandang dengan format lama sangat tinggi. Situasi itu membuat perpindahan posisi setiap tim di tabel klasemen menjadi tidak ideal.

"Ini berkaitan dengan sportivitas kompetisi juga. Kami tidak ingin klub mengalami tantangan psikologis seperti ini. Terpenting, sportivitas kompetisi dengan satu kandang dan satu laga tandang," ia menuturkan.

Mengenai dana yang harus dikeluarkan setiap klub dengan format baru di ISC 2016, Joko memastikan tidak akan jauh berbeda dengan kompetisi ISL. " Untuk klub luar Jawa bisa 30-40 persen perbedaannya sedangkan kalau klub dari pulau Jawa, relatif tidak ada," ia mengakhiri.

Video Populer

Foto Populer