Sukses


Aji Santoso Bicara soal Persis, Timnas, dan Piala Eropa 2016

Bola.com, Solo - Mantan pelatih Timnas U-23, Aji Santoso, menikmati peran barunya sebagai Direktur Teknik Persis Solo. Meski belum berada di Kota Bengawan, pelatih asal Malang itu terus bergerilya mencari pemain yang diplot mengisi skuat tim berjuluk Laskar Sambernyawa untuk musim depan. Sejauh ini Aji mengakui sudah ada empat pemain papan atas yang menyatakan kesanggupan bergabung.

"Intinya pemain-pemain itu memberi respons positif kepada saya untuk bergabung. Tinggal terus menjaga komunikasi dan menjaring pemain-pemain lain," ungkap Aji kepada Bola.com, Senin (27/6/2016).

Usai Lebaran nanti, mantan pelatih Persebaya dan Persema itu akan bertemu manajemen Persis dan juga pemilik PT Syahdana Properti Nusantara (SPN), Sigid Haryo Wibisono, selaku penopang dana.

Rumor yang beredar, Aji tidk hanya menjabat sebagai Direktur Teknik namun juga pelatih Persis Solo musim depan. Namun, pria 46 tahun itu enggan berspekulasi dan memilih fokus di posisinya saat ini.

Soal ke depan berada posisi apa, Aji menyerahkan sepenuhnya kepada manajemen. "Kalau sudah bertemu dengan pemilik mungkin akan ada perkembangan lagi," tuturnya.

Langkah berani dilakukan Aji termasuk menolak tawaran melatih Tim Merah-Putih. Baginya, komitmen dengan Persis saat ini adalah hal utama. "Saya belum berpikir soal kemungkinan ke Timnas karena di Persis ada proyek jangka panjang," katanya.

Bicara soal Timnas, Aji pernah mendapat label pelatih yang lekat dengan kekalahan telak di sejumlah ajang internasional baik saat menangani Timnas Indonesia U-23 maupun senior.

Di SEA Games 2015, Timnas U-23 dihajar Vietnam dan Thailand lima gol tanpa balas di semifinal dan perebutan tempat ketiga. Paling menyesakkan adalah kekalahan telak 0-10 dari Bahrain di ajang Kualifikasi Piala Dunia 2014.

Aji memahami hal itu. Namun, dia menyebut tidak bisa sepenuhnya kesalahan dilimpahkan ke dirinya karena segala sesuatu ada penyebabnya. Semisal kala takluk 0-10 dari Bahrain, ia tak bisa menurunkan komposisi terbaik karena dualisme federasi.

"Namun, bagi saya semua itu adalah sebuah perjalanan yang memang harus dilalui sehingga perjalanan karier saya lebih berwarna baik dengan hal positif maupun negatif," tuturnya

.Selain sibuk menginventarisasi pemain, legenda hidup Persebaya Surabaya itu tak melepaskan ajang Piala Eropa 2016. Jerman jadi jagoan Aji di ajang empat tahunan itu. Pemahaman antarpemain, kekompakan, dan modal juara Piala Dunia 2014 membuat dirinya yakin Der Panser jadi kampiun.

"Jerman punya mental bertanding yang luar biasa dan tak banyak komposisi pemain yang berubah. Mungkin secara umum saat masuk babak perempat final baru kelihatan siapa yang berpeluang besar," ulasnya.

 

 

Video Populer

Foto Populer