Sukses


ISC B: Kesederhanaan TC Persekap, Swadana, dan Makan Nasi Bungkus

Bola.com, Jakarta Manajer merangkap pelatih Persekap Kota Pasuruan, Aris Budi Prasetya, menggelar pemusatan latihan (TC) bagi anak asuhnya di Lawang, Kabupaten Malang, selama sepekan, sejak Senin (29/8/2016). Penggemblengan ini dilakukan untuk menghadapi babak 16 besar ISC B 2016.

Laskar Suropati lolos ke fase lanjutan sebagai runner-up Grup 7. Pimpinan grup ini dikuasai tim asuhan Salahudin, Perssu Sumenep. TC Persekap berlangsung penuh kesederhanaan.

"Kami swadaya menggelar TC ini. Lantaran keterbatasan dana, anak-anak hanya menyantap nasi bungkus. Tempat menginap pemain pun di rumah teman anggota DPRD Kota Pasuruan. Tapi, para pemain merasa nyaman dengan fasilitas seadanya ini," ungkap Aris Budi.

Mantan bek tengah yang pernah memberi gelar juara kepada Petrokimia Putra pada Liga Indonesia 2002 ini terpaksa ikut turun tangan menyiapkan keperluan tim untuk boyongan ke Lawang.

"Karena rumah itu kosong, saya terpaksa harus mengangkut kasur dari mes pemain di Pasuruan dengan mobil bak terbuka. Untuk makan, biasanya kami harus turun dulu karena rumah yang kami tempati di pedesaan," ungkapnya.

Aris Budi menambahkan kendati dengan keterbatasan, para pemain semangat menjalani semua program latihan. Mulai lari menjelajahi jalan pedesaan sepanjang lima kilometer hingga laga uji coba dengan klub lokal.

"Program cross country dua kali. Selain melewati jalan desa, rutenya juga melintasi perkebunan teh Wonosari. Jadi pemain dapat suasana baru. Sisanya latihan taktik dan strategi di lapangan desa setempat," kata Aris Budi.

Meski hanya memiliki fasiltas minimalis, Persekap mengejar target maksimal di babak 16 besar nanti. "Tim ini dibangun dengan kekeluargaan, kesederhanaan, dan keterbatasan. Kami hanya mengandalkan subsidi dari PT GTS untuk gaji dan operasional tim. Karena sisa subsidi belum kami terima, terpaksa pemain belum gajian bulan Agustus lalu," jelasnya.

Tak pelak, Aris Budi yang saat ini menjadi anggota DPRD Kota Pasuruan dari partai PAN, harus mengeluarkan kocek pribadi untuk operasional tim.

"Ini risiko. Saya besar dan cinta sepak bola. Jika dulu saya diladeni pengurus, sekarang giliran saya meladeni pemain. Kadang saya sendiri yang membeli nasi bungkus untuk pemain karena kalau pakai katering dananya tak ada," tuturnya.

 

Video Populer

Foto Populer