Sukses


Dan Palami, Sosok Kunci di Balik Kemajuan Sepak Bola Filipina

Bola.com, Manila - Timnas Filipina memang gagal menang saat melawan Singapura di partai pertama penyisihan Grup A Piala AFF 2016 (19/11/2016) meski tim lawan bermain dengan 10 pemain sejak menit ke-35.

Alhasil, tuan rumah mengawali kampanye di Piala AFF edisi ke-11 kali ini dengan mengecewakan. Namun, bukan lantas Indonesia, yang akan bertemu Filipina pada partai kedua penyisihan grup, bisa meremehkan skuat asuhan Thomas Dooley itu.

Timnas Filipina sejatinya bersama Timnas Thailand, merupakan peserta dari Grup A yang diunggulkan lolos ke semifinal. 

Filipina bukan lagi berstatus tim kuda hitam, layaknya enam tahun lalu, saat kali pertama mencuri perhatian dengan melaju ke semifinal Piala AFF 2010. Filipina yang sekarang, bukanlah Filipina era 1990-an, yang dengan mudah gawangnya dibobol hingga 13 gol oleh Indonesia.  Filipina yang sekarang, sudah tidak bisa lagi dipandang sebelah mata.

Ingin bukti? Per 20 Oktober 2016, timnas Filipina merupakan negara ASEAN berperingkat paling tinggi di ranking FIFA. Ranking FIFA negara yang sedang gencar perang dengan narkoba itu saat ini ada di posisi ke-124. 10 tahun lalu, tepatnya pada September 2006, Filipina ada di urutan ke-195 dari 207 negara anggota FIFA.

Itu baru satu bukti. Bukti lainnya, meski belum mampu jadi juara, sejak 2010, timnas Filipina selalu menembus empat besar Piala AFF. Indonesia pun  kalah dalam hal ini karena pada edisi 2012 dan 2014 tersingkir di penyisihan grup.

Filipina bisa jadi ancaman serius bagi siapapun lawannya. Hingga mampu mencapai tahapan seperti sekarang, tentu bukan upaya mudah. Filipina tidak memiliki budaya sepak bola. Bal-balan di negeri ini hanyalah olahraga kesekian setelah basket, tinju, dan martial art.

Namun, ada satu sosok yang oleh pelaku sepak olahraga Filipina dijuluki sebagai The Godfather of Philippine Football alias bapak sepak bola Filipina. Dia adalah Dan Palami, manajer tim Filipina saat ini.

Keluarkan uang pribadi miliaran rupiah

Pada era 1990 hingga awal 2000-an, perkembangan sepak bola di Filipina stagnan. Filipina dikenal sebagai tim lemah. Bahkan mereka gagal tampil di putaran final Piala AFF 2008. Keberadaan Dan Palami mengubah kondisi sepak bola di Filipina.

Pengusaha kaya-raya itu terlibat dalam sepak bola Filipina sejak 2009, dimulai dengan mendanai tur timnas U-19 ke China untuk mengikuti sebuah turnamen. Setelah itu ia didekati Federasi Sepak Bola Filipina (PFF) untuk ikut campur tangan di timnas senior.

Dalam sebuah wawancara dengan ABS-CBN News pada 2011, Dan Palami mengungkapkan alasannya mengapa mau terlibat dalam sepak bola.

"Tidak ada seorang pun yang menginginkan pekerjaan itu... Tidak ada satu pun yang bersedia terlibat di tim yang selalu kalah di pentas internasional karena tidak menguntungkan buat mereka," ujarnya.

"Saya hanya bisa bilang, seseorang harus mengambil kesempatan ini. Saya mengambilnya dan melihat apa yang bisa saya lakukan," ucapnya.

Dengan kendala sulitnya memperoleh sponsor dan perlakuan terhadap sepak bola bak saudara tiri bila dibandingkan dengan basket, Dan Palami, yang mendapat kebebasan sepenuhnya untuk menangani tim Filipina, mulai membiayai tim dengan merogoh dana dari kantong pribadinya.

Dan Palami adalah CEO Autre Porter Global, perusahaan yang bergerak di bidang perkeretapian. Pada 2014 dalam wawancara dengan majalah sepak bola The Blizzard, ia mengaku sudah mengeluarkan dana sekitar 2 juta dolar AS (setara Rp 26,8 miliar) dari kocek pribadinya.

Langkah pertama Dan Palami dalam membentuk tim dengan visi menembus 100 besar ranking FIFA adalah dengan memanggil para pemain seperti Aly Borromeo, Anton del Rosario, Emilio Caligdong, Ian Araneta, Philip dan James Younghusband, Neil Etheridge, serta Robert Gier.

Ia cukup jeli dengan mengundang para pemain Filipina berdarah keturunan kelahiran luar negeri untuk ditawari bermain untuk timnas Filipina.

Menikmati hasil

Dan Palami menuturkan bila uang bukan segalanya dalam upaya membangun tim. Ia memastikan the Azkals mendapatkan perhatian dengan sebisa mungkin hadir dalam sesi latihan.

Mungkin banyak yang meragukan hal itu, bagaimana CEO perusahaan raksasa bisa meluangkan waktunya hanya untuk mendampingi tim saat latihan. Untuk hal ini, Dan Palami punya jawabannya.

"Saya sebenarnya memang punya pekerjaan seharian. Pekerjaan adalah seharian penuh bersama sepak bola dan total di perusahaan saya," jawab Dan Palami.

Tidak butuh lama buat Dan Palami untuk melihat hasilnya. Pada 2010, untuk kali pertama, timnas Filipina melaju ke semifinal Piala AFF. Kala itu Filipina ditangani pelatih Simon McMenemy. Keberhasilan di Piala AFF 2010 membuat lebih banyak lagi pemain keturunan yang diangkut ke timnas Filipina, bahkan hingga saat ini.

Keberadaan Dan Palami sebagai sosok penting di sepak bola Filipina sudah bukan rahasia lagi. Salah satu pemain yang diorbitkan Dan Palami di timnas, Emilio Caligdong, mengakui hal itu.

"Lebih banyak pertandingan dan sentuhan internasional membawa kami makin berkembang, begitu juga berkat kepemimpinan Palami dan PFF," kata Caligdong, yang sekarang jadi asisten Thomas Dooley di timnas Filipina.

Selain pemain lokal seperti Caligdong, Dan Palami mampu berperan meningkatkan semangat dan nasionalisme para pemain keturunan di tim.

Sekarang, Dan Palami dan timnas Filipina berharap bisa mewujudkan mimpi tampil di final Piala AFF untuk kali pertama dan bahkan berani bermimpi jadi juara. Dan Palami pantas bersyukur bila jerih-payah dan usahanya selama ini membuahkan hasil positif.

"Saya tidak akan pernah lupa bagaimana kondisi ketika kami memulai, ketika para pemain, saya, dan manajemen tim semuanya berjuang membangun tim," ujarnya.

"Itu adalah sebuah momen di mana ketika Anda kembali (ke masa itu) dan melihat Anda sekarang, Anda bisa berkata pada diri Anda bila segalanya berjalan dengan baik..."

 

Sumber: dari berbagai sumber

 

Video Populer

Foto Populer