Cerita Mantan Pemain Arema yang Terharu Kembali ke Markas Persebaya

Bola.com, Surabaya - Lulut Kistono tidak mampu menahan haru saat masuk markas Persebaya, Stadion Gelora Bung Tomo, Surabaya, Sabtu (16/2/2019). Pria yang kini menjabat sebagai asisten pelatih Persinga Ngawi itu punya kenangan bersama Persebaya di Stadion GBT. 

Lulut pernah menjadi asisten pelatih Persebaya saat masih berlaga di Liga 2 2017. Saat itu, dia bekerja sama dengan pelatih kepala Iwan Setiawan. Sayangnya, dia kemudian berhenti menjadi asisten pelatih karena Iwan juga dipecat manajemen Persebaya akibat berselisih dengan Bonek. 

Pria asli Surabaya itu terakhir kali datang ke Stadion GBT dalam pertandingan resmi pada 11 Mei 2017 atau hampir dua tahun lalu. Saat itu, dia masih termasuk jajaran kursi kepelatihan Persebaya saat menjamu Persepam MU dalam lanjutan Grup 5 Liga 2 2017.

“Saya sangat bahagia dan gembira. Semenjak dibekukan dan tidak aktivitas Bonek masih mendukung. Ini sekarang sudah sah dan naik ke Liga 1, saya senang melihat Bonek memberikan dukungan lagi buat Persebaya,” kata Lulut kepada Bola.com setelah pertandingan.

Begitu datang, Lulut langsung mendapat sambutan hangat dari seluruh pihak di Persebaya. Jajaran pelatih Persebaya menemui Lulut seolah sudah lama sekali tidak bertemu. Demikian halnya dengan Bonek yang memberinya tepuk tangan saat melangkah masuk ke ruang ganti. 

Lulut sebenarnya bukan sosok pria yang pernah membela Persebaya semasa masih bermain. Pria berusia 50 tahun itu justru dikenal sebagai pemain andalan Arema Malang, rival Persebaya, di era Galatama. 

Namun, dia mau mengabdikan hidupnya buat Persebaya sebagai pelatih. Momen itu dijalaninya saat Persebaya diterpa dualisme pada 2012-2016. Lulut tetap melatih para pemain Persebaya 1927 yang masih setia meski tidak digaji. 

“Mudah-mudahan tidak ada gonjang-ganjing di Persebaya. Saya bukan legenda Surabaya, tapi saya orang asli Surabaya. Saya bangga pernah menjadi bagian dari Persebaya bahkan saat masih terkatung-katung,” ucap Lulut.