Sukses


Bebas Pengaturan Skor, Piala Presiden 2019 Jadi Kuburan bagi Tim Elite

Bola.com, Jakarta - Piala Presiden 2019 menyajikan banyak drama. Klub-klub dengan nama besar bertumbangan, mulai dari fase penyisihan hingga perempat final. Tim-tim kuda hitam bermunculan mengintip peluang menjadi juara.

Iklim persaingan sehat di turnamen pramusim resmi PSSI menyongsong Liga 1 2019 didengungkan panitia penyelenggara.

Maruarar Sirait, Ketua Steering Committee (SC) Piala Presiden 2019, menegaskan soal semangat keterbukaan turnamen yang diikuti 20 klub terbaik Tanah Air.

 

"Piala Presiden harus menjadi contoh yang baik mendorong arah perubahan positif sepak bola nasional. Sejak pertama kali digelar kami memberlakukan sistem audit keuangan yang terbuka. Tujuan dilakukan audit untuk membuktikan transparansi keuangan yang terjadi selama Piala Presiden bergulir," kata Maruarar Sirait jelang turnamen.

 

Politisi muda asal PDIP tersebut menyebut tiga kata yang menjadi fondasi penyelenggaraan Piala Presiden 2019: transparan, beretika, dan fair play.

Faktanya sejak fase penyisihan turnamen ini berjalan mulus dalam koridor sportivitas. Memang ada riak-riak kecil, seperti protes kepemimpinan wasit atau kericuhan antarkelompok suporter, tapi tetap tak mengurangi esensi semangat berkompetisi yang sehat.

Hal ini bak embun menyejuk, di tengah prahara kasus match fixing yang menyeret pengurus-pengurus teras PSSI dua bulan belakangan ini.

Yang terlihat nyata, semua tim yang berkompetisi punya peluang sama besar untuk menjadi juara. Hal yang jarang terjadi pun tersaji, tim-tim elite yang mendominasi perhelatan sepak bola Tanah Air bertumbangan satu per satu. Bahkan saat klub tersebut jadi tuan rumah.

Yang terkini, juara bertahan Persija Jakarta yang tersingkir di fase perempat final Piala Presiden 2019. Tim Macan Kemayoran digasak klub promosi Liga 1, Kalteng Putra lewat drama adu penalti.

Padahal, Persija bermain di hadapan pendukungnya sendiri di Stadion Patriot, Jakarta. Stadion dipenuhi The Jakmania, pendukung mereka.

Kalteng Putra yang diarsiteki Gomes de Oliviera bermain lepas tanpa tekanan nonteknis.

Saat Persija tertinggal terlebih dahulu lewat gol kontroversial Patrich Wanggai, penonton tetap anteng. Ada protes kecil dari para pemain Persija, yang kecewa karena wasit, Tauriq Alkatiri, mengesahkan gol tangan Tuhan Patrich, tapi aksi mereka tidak diluapkan secara berlebihan.

 "Tentu sakit kalau kalah seperti ini. Saya tadi teriak protes ke wasit, dia bilang 'I don’t see'. Dia bilang, dia tidak melihatnya. Inilah sepak bola," ujar Ivan Kolev, pelatih Persija pada konferensi pers setelah pertandingan.

Begitu pula saat gol balasan Persija yang dicetak Bruno Matos yang berbau offside. Pemain Kalteng Putra sempat melakukan protes, tapi pada ujungnya menghormati keputusan pengadil. Skor akhir pertandingan 1-1 (3-4) diterima dengan legowo.

Terpentalnya Persija, menambah deretan panjang klub-klub elite yang bertumbangan di persaingan Piala Presiden 2019.

 

 

2 dari 3 halaman

Hasil Penyisihan yang Tak Terduga

Tersingkirnya Persib Bandung di babak penyisihan jadi tajuk fenomenal di Piala Presiden 2019. Tim Maung Bandung yang bertabur bintang jadi tuan rumah penyisihan Grup A.

Sayangnya keuntungan bermain di Stadion Si Jalak Harupat, Soreang, Bandung, yang dipadati bobotoh tak bisa dimaksimalkan oleh anak asuh Miljan Radovic.

Persib KO, usai menderita dua kekalahan beruntun dari PT Tira Persikabo (1-2) dan Persebaya Surabaya (2-3). Kemenangan telak 4-0 di laga terakhir Grup B tak menolong klub yang menjadi jawara Piala Presiden edisi perdana 2015.

"Tim ini sedang baru dibangun. Banyak pemain baru datang, mereka sedang tahap adaptasi awal, belum menyatu dengan tim. Saya tahu bobotoh kecewa, tapi jangan khawatir tim ini akan solid saat nanti bermain di Liga 1 2019," ujar Miljan Radovic yang dihujat bobotoh usai kegagalan di ajang Piala Presiden 2019.

Kejutan tak berhenti sampai di situ. Bali United yang berstatus sebagai runner-up Piala Presiden 2018 secara mengejutkan gagal lolos ke perempat final.

Berstatus sebagai runner-up Grup B dengan torehan enam poin, tim asuhan Stefano 'Teco' Cugurra kalah perbendaharaan poin dengan Madura United (Grup D) serta kalah selisih gol dengan Arema FC (Grup F) yang melaju ke babak knock-out dengan status peringkat dua terbaik.

Nasib serupa dialami Persipura Jayapura di Grup C, pengoleksi gelar terbanyak kompetisi kasta elite era Liga Indonesia (kini bernama Liga 1). Boaz Solossa dkk. yang mulus di dua laga awal usai menekuk PSIS (3-1) dan PSM Makassar (1-0), gagal jadi juara grup setelah digebuk Kalteng Putra 1-3 di Stadion dr. H. Moch. Soebroto, Magelang.

Persaingan Grup C jadi momok bagi PSM yang notabene runner-up Liga 1 2018. Tim Juku Eja yang baru saja ditinggal pelatih Robert Rene Alberts jadi juru kunci dengan koleksi nol poin di tiga pertandingan.

"Kami masih mencari bentuk permainan terbaik di turnamen ini. Kecewa pasti, tapi itulah sepak bola," tutur Darije Kalezic, pelatih PSM.

Nasib klub elite lainnya, Arema FC tak juga lebih baik. Tim Singo Edan lolos ke perempat final, tapi mereka gagal jadi yang terbaik di penyisihan Grup E yang dihelat di kandang sendiri Stadion Kanjuruhan, Malang.

Anak-asuh Milomir Seslija harus menunggu seluruh laga penyisihan usai untuk kemudian menerima kabar baik lolos dengan status runner-up terbaik. Kemenangan 6-1 atas Persita Tangerang jadi penyelamat Arema yang sudah di ujung tanduk.

Nasib Arema sempat terkatung-katung usai secara mengejutkan dikalahkan sesama klub Jawa Timur, Persela Lamongan 0-1.

3 dari 3 halaman

Kuda Hitam yang Tak Boleh Dipandang Remeh

Penampilan Kalteng Putra, PS Tira Persikabo, dan Persela Lamongan layak disaluti. Tak dihitung sebagai kandidat juara, mereka justru menggebrak di fase penyisihan.

Akan tetapi bila melihat komposisi skuat yang mereka miliki bukan sesuatu yang mengejutkan ketiganya bisa melaju sejauh ini.

Di Kalteng Putra umpamanya. Klub yang berstatus peringkat tiga Liga 2 2018 terhitung jorjoran dalam belanja pemain. Mereka pun ditangani pelatih asing sarat pengalaman, Gomes de Oliviera.

Di Kalteng Putra, ada figur pemain macam Patrich Wanggai, Ferinando Pahabol, I Gede Sukadana, Antoni Putro Nugroho yang sempat wira-wiri masuk skuat Timnas Indonesia. Legiun asing mereka juga oke.

Yu Hyun-koo, Diogo Campos, Rafael Bonfim deretan pesepak bola impor dengan kualitas di atas rata-rata.

PS Tira Persikabo yang musim lalu hampir degradasi ke kompetisi kasta kedua melakukan pembenahan agar bisa kompetitif musim 2019 ini. Mereka mendatangkan pelatih top bertabur gelar, Rahmad Darmawan.

RD merekrut pemain-pemain berkelas macam: Rifad Marasabessy, Vava Mario,  Loris Arnaud, Osas Saha, Louise Parfait. Pemain-pemain ini langsung memberi dampak pada permainan tim secara keseluruhan.

Sebelumnya, PS Tira Persikabo sudah punya pemain-pemain bermutu macam: Manahati Lestusen serta Abduh Lestaluhu. Tangan dingin RD berperan besar juga membuat PS Tira Persikabo tampil ciamik.

Klub yang dimiliki TNI AD tersebut bermain amat kolektif dengan strategi permainan yang variatif tak mudah dibaca lawan. Persib merasakan betul kualitas PS Tira Persikabo di fase penyisihan Grup B.

"Kami tidak pasang target apa-apa di turnamen ini. Saya minta pemain menikmati setiap pertandingan. Soal hasil akhir urusan belakangan," ujar Rahmad Darmawan.

Yang agak unik Persela. Tim asuhan Aji Santoso tak memiliki banyak pemain dengan nama besar. Tapi di sinilah kehebatan Aji. Ia meramu pemain-pemain muda menjadi kekuatan yang menakutkan di Piala Presiden 2019.

Menarik melihat kiprah tim-tim kuda hitam ini di babak knock-out Piala Presiden 2019. Jangan lupakan juga Persebaya Surabaya. Sedikit dari tim elite yang masih bertahan di persaingan, setelah Persija tersungkur di perempat final.

 

Video Populer

Foto Populer