Sukses


Widodo C. Putro dan Misi Mengembangkan Striker Lokal untuk Masa Depan Timnas Indonesia

Bola.com, Tangerang - Widodo Cahyono Putro kini tengah fokus mempersiapkan Persita Tangerang untuk berkiprah di Liga 2 2019. Pelatih kelahiran Cilacap itu sudah cukup optimistis timnya akan mampu bersaing di Liga 2 2019 mengingat waktu persiapan yang cukup panjang, bahkan hingga turut menjadi peserta di Piala Presiden 2019.

Setelah beberapa tahun terakhir selalu menangani klub kasta tertinggi sepak bola Indonesia, seperti Sriwijaya FC dan Bali United, kini Widodo tampak bahagia bisa menangani Persita Tangerang meski klub tersebut tak berkiprah di Liga 1.

Banyak hal yang membuat Widodo tampak begitu antusias menangani Persita Tangerang, satu di antaranya adalah regulasi Liga 2 yang bisa membantunya untuk mengembangkan potensi-potensi pemain lokal Indonesia, terutama di posisi striker.

Regulasi tidak menggunakan pemain asing di Liga 2 memang membuat potensi pemain lokal Indonesia bisa berkembang. Dalam beberapa tahun terakhir nama seperti Irfan Jaya dan Hari Nur Yulianto mulai dikenal setelah merangkak ke atas melalui perjalanan di Liga 2.

Hal tersebut yang membuat Widodo Cahyono Putro merasa senang bisa menangani Persita di Liga 2. Selain bisa ikut berkontribusi untuk masa depan pemain lokal yang bisa menembus Timnas Indonesia, Widodo Cahyono Putro ingin regenerasi di level tim nasional bisa berjalan baik, terutama di posisi striker.

Bola.com berkesempatan untuk berbincang bersama Widodo Cahyono Putro di sela-sela kesibukan Persita mempersiapkan diri untuk tampil di Liga 2 2019 yang akan dimulai pada 23 Juni mendatang. Kepada Bola.com, Widodo bicara soal kesiapan Persita dan misinya untuk Timnas Indonesia.

2 dari 3 halaman

Persiapan Persita Menuju Liga 2 2019

Liga 2 2019 dimulai pada 23 Juni mendatang, bagaimana persiapan Persita?

Menurut saya persiapan kami cukup bagus perkembangannya, semua berjalan cukup baik karena manajemen juga mempersiapkan semua dengan waktu yang cukup panjang, hampir tiga bulan. Kami juga sempat mengikuti Piala Presiden sebagai bagian dari persiapan awal.

Keikutsertaan kami di Piala Presiden membawa dampak yang memiliki sisi positif dan negatif. Bicara soal sisi negatifnya, saat itu kami belum siap untuk berkompetisi. Namun, sisi positifnya kami jadi mengetahui di mana saya harus menempatkan para pemain di posisinya, mencari pemain tambahan yang kami butuhkan, dan lain-lain.

Seiring waktu kami sudah melakukan pemusatan latihan di Batu, Malang. Fungsi dari pemusatan latihan itu untuk memantapkan tim, termasuk kerja sama tim dan juga agar para pemain saling mengenal lebih dalam karakter masing-masing. Bahkan kami juga membangun sisi psikologis tim lewat kegiatan outbond.

Kami juga melakukan dua laga uji coba di sana, dan hasilnya menurut saya signifikan. Beberapa kali kami kembali ke Tangerang dan melakukan uji coba meski melawan tim yang kualitasnya ada di bawah kami. Namun, yang saya lihat adalah kolektivitas permainan tim saya yang sudah semakin bagus.

 

Kurang lebih satu bulan lagi Liga 2 dimulai, bagaimana Anda melihat komposisi pemain yang dimiliki Persita?

Saya tidak ada masalah dengan komposisi pemain. Menurut saya, siapa pun pemain yang dimiliki selama memiliki talenta dan bisa diajarkan dengan baik, pasti mereka memperlihatkan performa yang bagus ketika bertanding.

 

Bergabung bersama Persita sebagai pelatih, tapi tidak pernah bermain bersama Persita. Apakah Anda punya kenangan ketika menghadapi klub ini semasa aktif bermain?

Tentu kalau bicara kenangan ketika saya dan tim saya bisa mengalahkan Persita di final (Liga Indonesia 2002 bersama Petrokimia Putra). Sebuah kenangan tentu tak harus bergabung dengan Persita, tapi juga ketika menghadapi Persita. Dan inilah sepak bola, di mana saya pun kini berada di sini dan tak ada masalah karena sepak bola memang merupakan darah daging dalam hidup saya.

 

3 dari 3 halaman

Mengembangkan Striker Lokal Demi Timnas Indonesia

Berkiprah di Liga 2, Anda tidak bisa menggunakan pemain asing di tim Anda. Apakah itu menjadi kesulitan?

Tidak. Menurut saya justru lebih bagus.

Dengan begitu saya bisa mempersiapkan para pemain lokal untuk bisa menembus tim nasional suatu hari nanti. Dengan begitu juga kami bisa mempersiapkan para pemain untuk bisa bermain di Liga 1 pada suatu hari nanti. Saya justru merasa antusias dengan kondisi saat ini.

 

Bicara soal pemain untuk Timnas Indonesia, bagaimana Anda melihat striker di level tim nasional saat ini?

Saya menyarankan agar striker-striker muda Timnas Indonesia yang terbaik boleh dipinjamkan ke Liga 2 atau Liga 3, dengan catatan wajib diberikan menit bermain oleh klub yang dipinjami. Hal itu menurut saya sangat bagus dan jangan sampai di Liga 2 pun akhirnya klub malah memilih untuk menaturalisasi pemain asing agar bisa dijadikan striker.

Bagi saya, Liga 2 merupakan kesempatan besar bagi para pemain lokal. Harus diakui, kita membutuhkan striker untuk di level Liga 1 dan juga tim nasional. Kalau di Liga 2 atau Liga 3 malah menggunakan pemain naturalisasi di posisi tersebut, habis sudah pemain lokal Indonesia tak mendapatkan kesempatan.

Jadi, saya menyarankan agar klub Liga 1 yang memiliki striker lokal yang memiliki potensi tapi kalah bersaing agar bisa dipinjamkan ke Liga 2. Syaratnya pun harus dimainkan oleh klub di Liga 2. Atau bisa juga Liga 1 memberlakukan lagi regulasi pemain muda seperti beberapa tahun lalu, di mana pemain dengan usia 19 atau 20 tahun harus dimainkan.

 

Video Populer

Foto Populer