Sukses


Pesona Musa Kallon, Generasi Pertama Pemain Afrika di PSM

Bola.com, Makassar - PSM Makassar membuka kran perekrutan pemain asing sejak Liga Indonesia 1995-1996. Trio Brasil, Jacksen Tiago, Marcio Novo dan Luciano Leandro mengawalinya dengan raihan tiket final musim itu.

Musim berikutnya, hanya Luciano yang bertahan. Juku Eja memakai jasa pemain Afrika dengan mendatangkan Charles Lionga (Kamerun) dan Musa Kallon (Sierra Leone).

Lionga diproyeksikan mengganti peran Novo sebagai bek tengah PSM Makassar. Kallon mengisi slot striker yang ditinggalkan Jacksen Tiago yang menerima tawaran Persebaya Surabaya.

Di lini depan, Kallon berduet dengan Izaac Fatari, penyerang asal Papua, pengganti Yusuf Ekodono yang kembali ke Surabaya. Duet Kallon-Izaac langsung mencuat pada Piala Bangabandhu, Bangladesh, 31 Desember 1996-10 Januari 1997.

Pada turnamen ini, keduanya menjadi top scorer bersama dengan 4 gol. Sayang, di partai final, PSM kalah dari tim nasional Malaysia 1-2.

Di pentas Liga Indonesia, PSM membuktikan kapasitasnya sebagai runner-up musim sebelumnya. Di penyisihan Wilayah Timur, Juku Eja bertengger di peringkat pertama. Sukses PSM berlanjut di Babak 12 Besar. Tergabung di Grup C bersama Pelita Jaya, Arema Malang dan Persipura Jayapura, Juku Eja menyapu bersih tiga partai dengan kemenangan.

Namun, di semifinal, langkah mulus klub kebanggaan Kota Daeng ini dihentikan Persebaya. PSM kalah dengan skor 2-3 pada pertandingan itu. Ironisnya, dua dari tiga gol Persebaya dicetak oleh Yusuf Ekodono dan Jacksen Tiago yang musim sebelumnya memperkuat Juku Eja.

Seperti diketahui, Persebaya akhirnya menjadi juara setelah mengalahkan Bandung Raya 3-1. Aksi Kallon dan juga Lionga jadi pembuka masuknya sederet pemain Afrika di PSM Makassar.

Mereka adalah Fouda Ntsama, Joseph Lewono, Abanda Herman, Jules Basile Onambele (Kamerun), Boman Aime, Lamine Diarrassouba (Pantai Gading), Saphou Lassy (Gabon), Anthony Jommah Ballah (Liberia), Ali Khaddafi, Ouaja Lantame Sakibou, Nomo Teh Marco, Saibou Badarou (Togo) dan Amido Balde (Guinea-Bissau).

 

Saksikan Video Pilihan Berikut Ini

2 dari 2 halaman

Hanya Semusim di PSM

Berbeda dengan Lionga yang bertahan lama di PSM, Kallon hanya semusim berkostum Juku Eja. Namun, aksi semusimnya itu tetap dikenang oleh kalangan suporter PSM.

Seperti diungkap Andi Coklat, pentolan suporter PSM. "Kallon adalah striker yang komplet. Teknik tinggi dan jeli melihat peluang. Termasuk menjadi pelayan buat Izaac di lini depan PSM," ujar Coklat kepada Bola.com, Rabu (13/5/2020).

Di luar lapangan, kakak kandung Mohamed Kallon (eks Inter Milan) ini adalah sosok yang ramah. Padahal Kallon datang ke PSM dengan status pemain tim nasional Sierra Leone di Piala Afrika 1996.

"Ia selalu membalas sapaan suporter dengan senyum khasnya," kenang Coklat.

Selepas dari PSM, Kallon memperkuat Persikota Tangerang (1997-1998) dan Persebaya Surabaya (1998-1999). Di klub terakhir, Kallon membawa Persebaya menembus final sebelum dikalahkan PSIS Semarang 0-1 pada partai final yang berlangsung di Stadion Klabat Manado, 9 April 1999.

Di Persebaya pula, nama Kallon masuk dalam sejarah di klub. Ia menjadi pencetak gol ke-200 Persebaya di Liga Indonesia. Kallon melakukannya saat menjamu Persema Malang di musim itu 1998-1999.

Pada pertandingan itu, Kallon mencetak golnya pada menit ke-18 memanfaatkan umpan matang Yusuf Ekodono. Duel itu terhenti pada menit 77 karena terjadi kerusuhan di luar stadion.

Saat itu kedudukan sementara 2-2. Berdasarkan situs wikipedia, Persebaya menjadi klub terakhir Kallon sebagai pemain. Ketika beralih berprofesi sebagai pelatih, Kallon tercatat pernah menangani tim nasional Sierre Leone U-17 di Piala Dunia U-17, Finlandia pada 2003. Di level klub, ia pernah menangani Kallon FC (2004-2005), Central Parade (2207) dan Old Edwardians (2015-2016).

Video Populer

Foto Populer