Masalah Lama Liverpool Kambuh Lagi: Set-Piece Jadi Luka Paling Dalam di Era Arne Slot

Gol Wolves tercipta melalui skema sepak pojok. Umpan André disambut sundulan Tolu Arokodare yang memaksa Alisson melakukan penyelamatan. Namun, bola muntah jatuh ke kaki Santiago Bueno yang dengan mudah menceploskannya ke gawang.

Itu menjadi gol ke-12 yang bersarang ke gawang Liverpool dari situasi set-piece non-penalti di Premier League musim ini. Tidak ada tim lain yang kebobolan lebih banyak dari bola mati, dengan Liverpool sejajar bersama Bournemouth dan Nottingham Forest.

Lebih mengkhawatirkan lagi, tak satu pun dari 12 gol tersebut tercipta dari sentuhan pertama lawan. Mayoritas terjadi karena kegagalan Liverpool merespons bola kedua, entah akibat sapuan yang tidak bersih, defleksi, atau reaksi lambat pemain di kotak penalti.

Situasi ini membuat laga yang seharusnya nyaman berubah menegangkan, mirip dengan kemenangan dramatis atas Tottenham Hotspur sepekan sebelumnya, ketika Liverpool juga kebobolan dari sepak pojok setelah unggul 2-0.

Liverpool kini telah kebobolan tujuh gol dari sepak pojok di Premier League musim ini. Hanya West Ham United yang memiliki catatan lebih buruk. Angka ini terasa kontras bila dibandingkan musim lalu, ketika Liverpool hanya kebobolan tiga gol dari situasi yang sama sepanjang kompetisi.

Secara keseluruhan, The Reds hanya mencetak tiga gol dari bola mati non-penalti musim ini, terendah di liga bersama Wolves dan Brentford. Selisih gol bola mati Liverpool tercatat minus sembilan, yang juga menjadi yang terburuk di Premier League 2025/2026.

Sebagai perbandingan, Arsenal yang memimpin klasemen justru unggul jauh dalam aspek ini dengan selisih positif delapan gol dari bola mati. Perbedaan ini memperjelas betapa krusialnya aspek set-piece dalam persaingan papan atas.

Arne Slot tak menutup mata terhadap persoalan tersebut. Pelatih asal Belanda itu mengakui bahwa performa timnya dalam situasi bola mati masih jauh dari kata ideal.

“Saya tahu betapa pentingnya situasi bola mati sekarang ini. Itu sebabnya kami sangat kesal dengan catatan kami, karena mustahil finis di empat besar, apalagi juara liga, jika keseimbangan set-piece kami seperti ini,” ujar Slot.

Ia menambahkan bahwa secara struktur, pertahanan Liverpool tidak jauh berbeda dengan tim-tim lain di liga. Namun, fakta kebobolan yang terus berulang membuatnya mempertanyakan apakah ini sekadar nasib buruk atau memang ada masalah mendasar.

“Sudah 18 pertandingan dan kami masih kebobolan terus. Di titik ini, kami harus mengakui bahwa ini sesuatu yang perlu segera diperbaiki,” tegasnya.

Kemenangan atas Wolves memang menjadi langkah positif bagi Liverpool dalam upaya bangkit dari periode buruk di awal musim. Namun, masalah set-piece yang belum terselesaikan berpotensi menjadi batu sandungan serius dalam perburuan gelar maupun tiket Liga Champions.

Jika Arne Slot dan staf pelatih tak segera menemukan solusi, keunggulan permainan terbuka Liverpool bisa terus tereduksi oleh satu kelemahan yang sama. Di Premier League, detail kecil sering kali menjadi pembeda, dan bagi Liverpool musim ini, detail itu bernama bola mati.

Sumber: The Analyst