Sukses


Masa Lalu Aji Santoso di Arema: Sempat Jadi Kuli Pasar, Direkrut Singo Edan dengan Gaji Rp40 Ribu

Bola.com, Jakarta - Aji Santoso masuk dalam jajaran pemain legendaris Arema Malang dengan raihan trofi juara Galatama musim 1992-1993. Pencapaian terbaik Aji bersama klub kebanggaan Aremania itu lewat proses panjang dan berliku.

Dalam channel YouTube El-Kepet Kelab Henam, Aji yang pernah membawa tim nasional Indonesia meraih medali emas cabang sepak bola di SEA Games 1991 ini mengungkap cerita perjuangannya sebelum bergabung di Arema.

Menurut Aji, ia pertama kali menimba ilmu sepak bola di Argo Manunggal Sawunggaling (AMS), klub amatir di Kepanjen, Malang. Diluar latihan reguler, Aji menambah porsi latihannya dengan lompat tali sebelum ke sekolah.

"Sepulang dari sekolah, belum sempat makan siang, saya ambil jaket dan sepatu dan berlari di tengah sawah," kenang AJi.

Setahun di AMS, ia mencoba peruntungan dengan mengikuti seleksi masuk Persema Junior. Lokasi seleksinya yang berada di kota Malang berjarak 20 km dari rumahnya. Karena tak punya uang transport, Aji menyiasatinya dengan menjadi kuli pasar.

"Selepas subuh, saya bergegas ke pasar membantu mengangkat apa saja. Pekerjaan ini, saya lakukan sampai siang. Honornya Rp200. Cukup untuk biaya naik bus pulang pergi ke kota Malang," kata Aji yang melatih Arema pada 2017 ini.

Video

2 dari 3 halaman

Pengalaman Seleksi

Aji pernah mendapatkan pengalaman pahit sekaligus berkesan saat mengikuti seleksi di Persema. Ada satu momen, ia bersama rekannya, Setyo Budi menumpang kereta api ke Malang. Keduanya berpikir, penumpang yang naik dari Kepanjen tidak dipungut bayaran.

"Tak lama setelah kereta jalan, tiba-tiba kondektur datang dan meminta karcis tiket. Karena tak punya, sepatu bola kami pun disita sesampai di stasiun," tutur Aji.

Karena datang terlambat dan tak membawa sepatu bola, pelatih Persema saat itu, Rohanda pun bertanya. Aji pun menjawab dengan jujur. Tanpa banyak bicara, Rohanda pun bergegas ke stasiun. Setelah diberi penjelasan oleh Rohanda, sepatu bola Aji dan Setyo dikembalikan.

"Saya tak bisa melupakan momen itu. Pak Rohanda adalah pelatih yang mengembangkan bakat saya."

Aji tak butuh lama untuk mencetak prestasi di Persema. Berkat talentanya yang diatas rata-rata, Aji yang saat itu masih berusia 17 tahun terpilih ke Persema senior dan bermain di empat kecil Perserikatan di Stadion Gelora Bung Karno.

"Sepulang dari Senayan, saya direkrut Gajayana, klub milik Pemda Malang dengan gaji bulanan Rp35 ribu," papar Aji.

 

3 dari 3 halaman

Awal Bergabung Arema

Peruntungan Aji di sepak bola mulai terbuka ketika Gayajana mendapat tawaran beruji coba dengan Arema. Pada satu kesempatan, Aji melakukan solo run dari sisi kiri sebelum melepas umpan ke Samsul Huda, striker Gajayana dan menjadi gol.

"Uji cobanya pagi hari sampai 10.00 WIB. Satu jam kemudian, saya dihubungi oleh om Lucky Acub Zaenal dan Ovan Tobing, petinggi Arema. Mereka mengajak saya bertemu hari itu juga," kata Aji.

Aji pun langsung bergegas menemui keduanya. Waktu itu, belum terbersit dalam benak Aji bisa bergabung di Arema.

"Sesampai di lokasi, saya diajak makan soto. Setelah berbincang sebentar, om Lucky mengajak saya bergabung di Arema dengan gaji Rp.40 ribu perbulan. Spontan saya langsung setuju. Karena bagi saya, bermain di Arema adalah impian dan kebanggaan pemain asal Malang," tegas Aji.

Bersama Arema, Aji menjalani debutnya pada September 1988 menghadapi Petrokimia Putera yang saat itu termasuk klub bertabur bintang di era Galatama. Meski saat itu, Arema kalah, tapi penampilan Aji dinilai lumayan. Alhasil posisi bek kiri pun jadi miliknya. Dan setahun kemudian, ia terpilih masuk Timnas Indonesia pada ajang Piala Raja di Thailand 1989.

"Sejak itu, saya selalu terpilih masuk skuat timnas sampai 2000," papar Aji.

DNA juara kental melekat pada diri Aji. Sepanjang kariernya, ia hanya bermain pada 5 klub yakni Arema, Persebaya Surabaya, PSM Makassar, Persema dan Persela Lamongan. Aji sukses meraih trofi juara pada tiga klub yakni Arema, Persebaya dan PSM.

Video Populer

Foto Populer