Sukses


5 Bintang PSIS yang Mengenakan Nomor Keramat 10: Jadi Penentu Juara hingga Playmaker Andal

Bola.com, Semarang - Bagi sebuah tim sepak bola, nomor punggung 10 merupakan angka keramat yang pemiliknya adalah bukan pemain biasa. Rata-rata, pemain yang mengenakan nomor punggung 10, adalah pemain andalan dan paling menonjol dalam timnya.

Di Eropa, pemain nomor punggung 10 yang menjadi idaman di tim-tim besar. Diego Maradona, Alessandro Del Piero, Francesco Totti, Michael Owen, atau Ronaldinho selalu diingat karena identik dengan nomor punggung 10 pada masa lampau.

Di era sekarang ada nama Lionel Messi di Barcelona, Luka Modric (Real Madrid), Sergio Aguero (Manchester City), Marcus Rashford (Manchester United), atau Paulo Dybala (Juventus).

Mereka ini adalah pemilik nomor punggung 10 di tim-tim papan atas Eropa, yang sekaligus dianggap pemain bintang di timnya masing-masing. Atau bahkan saking Istimewanya, ada klub yang harus mempensiunkan nomor itu, satu diantaranya Napoli.

Di klub Liga Indonesia, tidak ketinggalan pernah memiliki banyak pemain tersohor karena nomor punggung 10. Tim PSIS Semarang salah satunya yang pernah memiliki pemain dari masa ke masa yang identik dengan nomor magis 10.

Berikut ini rangkuman siapa saja daftar pemain besar di PSIS Semarang yang pemilik nomor keramat 10 dari era Liga Perserikatan maupun Liga Indonesia. Sebagian pemain ini memang memiliki kontribusi besar dan tak salah mengenakan nomor punggung 10. Berikut ulasannya:

Video

2 dari 6 halaman

Ribut Waidi

Ribut Waidi lahir di Pati, Jawa Tengah pada 5 Desember 1962. Selama berkarier di sepak bola Indonesia, Ribut hanya bermain di wilayah Jawa Tengah khususnya Semarang dan sekitarnya.

Ia mengawali karier di tim lokal PS Sukun Kudus pada 1976 hingga 1980. Kemudian ia melanjutkan petualangannya bersama Persiku Kudus (1980), PS Kuda Laut Pertamina Semarang (1981-1984), dan PSIS Semarang (1984-1992).

Pada era 1980-an, bersama PSIS, karier Ribut pun melesat di Tanah Air. Tahun 1987, ia sukses membawa Mahesa Jenar menjuarai kompetisi Perserikatan dengan mengalahkan Persebaya Surabaya di final.

Berkat kesuksesannya itu, perjalanan Ribut berlanjut ke level lebih tinggi bersama, yakni Timnas Indonesia. Ia pun membawa Indonesia menyabet medali emas sepak bola SEA Games Jakarta 1987.

Serangkaian kesuksesannya tersebut juga tak lepas dari nomor punggung 10 yang selalu ia kenakan sejak awal maupun akhir kariernya bersama tim Mahesa Jenar. Ribut Waidi mampu membayarnya dengan prestasi besar untuk PSIS.

3 dari 6 halaman

Tugiyo

Pemain fenomenal PSIS ini dijuluki sebagai Maradona dari Purwodadi. ni tak lain karena punya tinggi badan 162 cm, namun jago untuk urusan membobol gawang lawan.

Satu momen paling bersejarah baginya adalah menjadi pahlawan PSIS saat merengkuh gelar juara Ligina 1999. PSIS lagi-lagi melawan Persebaya Surabaya dalam final di Stadion Klabat, Manado. Iia mencetak satu-satunya gol dalam pertandingan.

Sayangnya, setelah menjuarai kompetisi bersama PSIS, nama Tugiyo seperti redup, karena cedera yang dialaminya. Tugiyo menghabiskan kariernya bersama PSIS hingga tahun 2003 dan saat ini menggeluti pembinaan usia muda.

4 dari 6 halaman

Julio Lopez

Nama lain yang tak kalah tenar adalah Julio Lopez. Pria yang dikenal dengan sebutan J-Lo ini memiliki hubungan yang spesial dengan PSIS Semarang. Karena merupakan klub Indonesia pertama kali dalam kariernya di tahun 2003.

Dia dibekali kemampuan hebat untuk seorang striker, seperti menggocek bola, meliuk-liuk mengelabui lawan, dan berlari dengan cepat. Musim perdananya di tahun 2003 ia mencetak 13 gol untuk PSIS.

Julio Lopez tak dapat dilupakan oleh para penggemar Mahesa Jenar. Ia berpindah-pindah klub di tahun berikutnya yakni ke Persib Bandung, hingga pulang ke negaranya di Chile.

Pada musim 2007, Julio Lopez kembali bernostalgia dengan PSIS. Ia menjadi pengganti Emanuel De Porras sebagai striker mematikan. Ternyata, ketajamannya belum habis. Ia mampu melesakkan 20 gol.

Lagi-lagi Julio Lopez hanya semusim di Semarang. Ia hijrah ke PSM Makassar, Persiba Balikpapan, Persisam Samarinda, Persijap Jepara, dan terakhir di Persikabo Bogor. 

5 dari 6 halaman

Gustavo Hernan Ortiz

Pemain asal Argentina yang didatangkan PSIS dari Persija Jakarta pada tahun 2006. Ia seorang gelandang serang dengan skill individu yang menawan dengan kekuatan kaki kiri.

Ia kerap membuat keajaiban lewat umpan terobosan terukur, serta umpan silang yang memanjakan barisa penyerang. Ortiz juga mempunyai kepiawaian mengesekusi bola mati.

Semasa di PSIS, Ortiz yang mengenakan nomor punggung 10, menjadi pelayan setia untuk Emanuel De Porras. Ortiz dikenal memiliki daya jelajah tinggi sebagai pengatur permainan.

Beberapa catatan gol yang dihasilkan Emanuel De Porras, prosesnya tak lepas dari peran Ortiz. Umpan-umpan kaki kiri cantinya, dengan mudah diselesaikan oleh De Porras sebagai bomber ulung.

6 dari 6 halaman

Gustavo Chena

Gelandang flamboyan asal Argentina ini memperkuat PSIS di kompetisi Divisi Utama musim 2009. Ia datang dari PSMS Medan untuk memperkuat Mahesa Jenar demi target naik ke ISL.

Pamornya di PSMS berlanjut di PSIS. Ia juga kembali memakai nomor punggung 10 yang menjadi ciri khasnya. Benar saja, Gustavo Chena menjadi pemain sentral sebagai playmaker.

Kiprahnya bersama PSIS tak berlangsung lama. Sang pemain kemudian hijrah ke Gresik United kala itu, bersama Gaston Castano.

Video Populer

Foto Populer